9 Kebahagiaan Si Jomblo

Nama Cicil (40 th) pekerjaan : Manager Personalia Hobby: travelling, makan enak.

Status: jomblo

Terakhir pacaran 3 tahun yang lalu

Alasan putus: pacar posesif lama pacaran 2 tahun

Nama: Frieda (44 th) pekerjaan: Dosen Hobby :melukis,berburu barang antik

Status: jomblo

Terakhir pacaran 8 tahun yang lalu

Alasan putus: ditinggal menikah lama pacaran 6 tahun

Nama: Criesta ( 39 th) pekerjaan: Senior Copy Writter Hobby: memasak, menyanyi

Status: jomblo

Teakhir pacaran 5 tahun yang lalu

Alasan putus: tidak mau menikah maunya tinggal seatap tanpa ikatan, lama pacaran 3 tahun

Nama: Velliza ( 35 th) pekerjaan: Dokter gigi Hobby : dancing

Status: jomblo

Terakhir pacaran 4 tahun yang lalu

Alasan putus: kekasih besex alias suka sama perempuan,suka juga sama pria,lama pacaran 2 tahun

Nama: Delvi (45 th) pekerjaan: acounting manager

Status: jomblo

Terakhir pacaran 6 tahun yang lalu

Alasan putus: KDRT, setiapkali bertengkar selalu mukul. lama pacaran 2 tahun

Hai…hai…hai…baca tulisan diatas tentang 5 cewek cantik dengan jabatan keren tetapi status kok jomblo. Nah ini dia pakai kata kok alias mengapa bisa ya?! begitu yang ada mungkin dalam benak pembaca. Aha,termasuk aku sebelumnya bertanya mengapa mereka bisa larut dalam kesendirian setelah putus dari pacar. Ada yang jawab kapok, males memulai lagi kenalan dengan cowok takut terulang lagi (ini jawaban dari Frieda) dan mau menikmati status jomblo.

Sebagian orang (semoga kita-kita tidak termasuk didalamnya ya) ketika melihat seorang wanita jomblo mulai kepoh deh. Beda dengan pria jomblo yang dipandang biasa saja.

Gak laku ya?! memang dagangan

Milih-milih sih?! hidup harus milihlah yang milih saja gagal apalagi tidak milih

Sex menyimpang?! jalanan kali

Dan hujatan yang sering dilontarkan oleh para haters:

Perawan tua,mau cari apa lagi sih, ikhlasin saja dapat cowok penggangguran daripada tidak punya pasangan. Aduh,stop deh untuk bully. Geregetan banget kalau ada yang memandang para jomblo itu patut dikasihani. Tau gak sis and bro, apa yang membuat para jomblo ini ternyata happy dan menikmati kesendiriannya, ini loh jawabannya:

Bebas Traveling

Ini yang enak jadi jomblo, mau jalan kemana saja bebas tidak terikat waktu, pasangan maupun anak. Beda’kan kalau ada pasangan harus ijin dulu.Kalau diijinkan juga tidak bisa lama karena harus ingat tanggungjawabnya sebagai istri dan ibu.

Membangun Koneksi

Kebebasan untuk berhubungan dengan banyak orang ini menguntungkan bagi si jomblo. Saat ini dalam hal membina hubungan baik dengan relasi (untuk menghasilkan cuan dan membangun karir) seringkali melakukan meeting yang bukan sekedar bertemu di kantor. Ini sudah rada tertinggal, lebih sering dilakukan pertemuan di hotel ataupun cafe. Bagi yang punya pasangan PR tersendiri untuk meyakinkan pasangan atau memang harus tarik urat dulu untuk dapat izin. Beda kalau jomblo, siapa yang mau larang. Asik’kan…

Mengasah Ketrampilan

Semenjak jomblo dr.Velliza ternyata punya keahlian lain yang tersembunyi. Selain hobby dancing ternyata si dokter ini trampil loh membuat kue. Awalnya dia baru coba-coba resep buat kastengels setelah beberapa temannya mencoba enak dia semakin semangat untuk mempelajari lagi. Jadilah si dokter cantik ini meluangkan waktunya setiap weekend memburu kursus membuat kue. Dari tingkat basic hingga sekarang sudah advance. Hal ini tentunya agak sulit ya dilakukan kalau sudah berkeluarga. Betul gak sih….

Banyak waktu untuk keluarga

Tidak dapat dipungkiri ketika seseorang sudah berkeluarga tentunya waktunya terbagi. Tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi tetapi harus pintar membaginya. Untuk keluarga inti, ini penting banget. Seorang istri tidak lagi waktunya untuk keluarganya, tetapi dia harus mengurus suami dan anak.Nah,kalau jomblo aduh asyik banget. Waktunya bebas kapan mau kongkow-kongkow,asyik yaaa…

Fokus Pada Cita-cita

Ini enaknya jadi jomblo bisa fokus untuk mencapai cita-cita. Sudah S1,mau S2 bahkan S3 pun bisa. Yang terpenting niat,ada waktu dan dananya. Beda loh kalau sudah berkeluarga, halangannya ada saja. Pertama suami belum tentu mendukung karena tentunya untuk melanjutkan pendidikan tidak saja waktu yang harus disisihkan tetapi perhatianpun berkurang. Baik pada suami maupun anak.

Mempercantik Diri

Halo jomblo’s beruntunglah Anda menjadi jomblo karena inilah waktunya mempercantik diri. Bener deh jadi jomblo itu banyak enaknya kok. Kalau berkeluarga belum tentu suami mendukung untuk mempercantik diri. Apa sebabnya? 1. menghabiskan uang 2. waktu berkurang untuk keluarga 3.kalau cantik malah nanti ke pincut orang lain

Tidak terikat waktu

Ini juga menjadi keuntungan si jomblo tidak terikat waktu. Semisal Anda mau pulang kerja larut malam / besok pagi / males pulang ke rumah tapi mau nginap di rumah bebas saja. Atau sesekali Anda mau nginap di rumah teman / keluarga. Nah membayangkan gak sih kalau Anda berkeluarga seperti kondisi diatas,rasanya sulit ya terlaksana

Bisa Beramal

Ini yang mulia. Jodoh itu rahasia Ilahi. Bahkan jodoh,rejeki dan maut memang DIA pemilik kuasa. Jadi yang masih jomblo berpikirlah positif mengapa sampai sekarang masih belum ada pasangan? Ini karena Tuhan punya rencana dalam kehidupan Anda untuk beramal baik beramal secara waktu, tenaga dan uang. Karena tentunya agak terbatas ya jika sudah berkeluarga dapat melakukan ini

Bersyukur Dengan Kebebasan

Ini yang patut disyukuri, jomblo nya Anda memberikan kebebasan seluas-luasnya mau melakukan apapun yang Anda sukai. Baik bebas melakukan hobby, menghabiskan waktu maupun memakai uang Anda untuk keperluan apapun.

Ini versiku loh teman-teman ada 9 keuntungan jadi jomblo. Kalau kalian yang jomblo punya tambahan lain gak bahagianya jadi jomblo? ketik ya di kolom dibawah ini )D/s)

38 thoughts on “9 Kebahagiaan Si Jomblo”

  1. Betul sekali Kak. Dulu saya menikah di usia 28 tahun, dan bagi sebagian orang itu usia yang sudah sangat matang. Nah sekarang saya Single Mom semenjak berpisah 2 tahun yang lalu, setelah 6 tahun menjalankan rumah tangga yang panas, dan bagi sebagian orang lagi nih, itu usia pernikahan yang singkat. Nggak ada habisnya sih kalau dengar kata orang.
    Saya sudah dua tahun menjanda dan belum bertemu jodoh lagi, bisa jadi bahan pembicaraan lagi, hehehe.
    Tapi tak apa, yang penting menikmati hidup masing-masing saja.

    Reply
  2. semua orang berhak atas kehidupannya dan tidak ada orang lain yang bisa ngatur kecuali diri sendiri, daripada capek nurutin orang lain, mending jadi diri sendiri aja,

    Reply
  3. Saya menikah di usia 30an. Saat itu, masih jomblo di usia segitu tuh seperti aib. Paling capek pas ketemuan keluarga besar. Ditanyain terus hahahaha. Padahal saya mah santai aja. Apalagi lagi seneng-senengnya kerja dengan karir yang terus meningkat.

    Jadi mau ketawa kalau ingat peristiwa itu. Tapi yah anggap bukti sayangnya orang lain sama saya. Yang berasa sekarang tuh adalah sudah tua tapi anak-anak baru beranjak dewasa. Sementara teman-teman lain sudah banyak yang punya cucu dan menikmati masa pensiun sambil bersenang-senang. Hahahaha. Tapi gapapa ya Kak. Yang penting sudah laku. Meskipun terlambat.

    Reply
  4. Jadi jomblo itu anugerah karena ia di percaya Tuhan untuk fokus mencari dan mempersiapkan bekal sendiri sebanyak yg ia butuhkan dalam rangka mempersiapkan kepulangan diri tanpa riweuh memikirkan urusan berbau duniawi..

    Reply
  5. Kalau dari artikel di atas, yang membully gak kasih solusi sih.. yang solutif dan inovatif dong, eaaa, dengan membawakan calon yg sesuai dengan masing² kriteria 5 cewek di atas, siapa tahu jodoh kan gak jadi jomblo deh

    Reply
  6. Saya termasuk yang dulu enggan menikah, mau menjomblo saja.
    Namun,.saat sudah lelah dan beneran memperkuat pilihan ingin hidup single ternyata jodoh datang. Dan tidak dapat dielakkan.

    Kenapa memutuskan single saat masih produktif pun saat itu aku msh belum 30th tapi aku merasa dengan single pun aku bisa bahagia, memenuhi kebutuhanku, bisa shopping, travelling pokoknya bebas dan bahagia.

    Tapi, menikah juga bahagia ternyata dengan cara lain hehe

    Reply
  7. Ngakak pas baca; “hidup milih-milih” .. lhaaaa ya mosok kita cari pasangan ambil di jalanan! Ada cowo cakep senderan di tiang terus diajak kawin gituh!

    Aku dulu menikmati kesendirian Dennis, sempat agak males nikah karena ya nikah itu ribet, bin menimbulkan pertengkaran (ketahuan egois nya si neng tanti) binti saling adu idealisme

    yah jodoh rejeki maut di tangan Yang Kuasa,
    sendiri atau tidak – saat sedang menjalaninya kita cari yang bikin hati kita happy, that’s it!

    Reply
  8. Menurutku, orang yang paling bahagia hidupnya adalah jomblo. Gak perlu mikirin banyak hal, cukup fokus sama kebahagiaan diri sendiri aja. Yang suka ngatain para jomblo, justru kurasa hidupnya yang gak bahagia, hehehe

    Reply
  9. 9 alasan yang semua masuk akal untuk menjadi bahagia meski jomblo statusnya ya, Kak
    Aku ada sepupu cewek, sekarang 48 tahun dan masih jomblo. Dia guru SMA. Dia bahagia menjadi guru yang jomblo karena bikin bisa lebih membawa manfaat untuk sesama, terutama murid-muridnya. Jadi dia tuh enggak cuma bersedia dicurhati seputar pelajaran, tapi juga masalah seputar remaja siswanya. Jadi siswanya pada deket dengannya, konsultasi mau ambil jurusan kuliah apa, dst.

    Reply
  10. Kok aku malah suka iri sama para jojoba yaa!
    Mereka bisa mindfulness dan betul-betul memanfaatkan kesempatan untuk jadi terbaik. Bukan berarti aku enggak happy jadi ibu dan istri, tapi daripada wang sinawang memang jauh lebih baik bersyukur. Seru!

    Reply
  11. Duh saya gregetan deh Bu kalau misal ada orang yang masih ngebully wanita single hari gini. Udah ga jamannya lagi ya perempuan itu diberi label perawan tua. lagipula itu hak kita sebagai perempuan mau hidup seperti apa, yang penting nyaman. daripada menikah tapi tertekan selamanya

    Reply
  12. Bersyukur banget aku yang dijodohkan sama Ortu (terutama pihak mama) gak jadi hehe.
    Sekarang bertemu dengan calon dalam kondisi aku tahu tentang diri aku, apa yang aku mau, dan tahu bagaimana membahagiakan diri sendiri.

    Terutama aku mengenal banyak kegiatan online bahkan bisa bercuan hehe. So love it still alone.

    Reply
  13. Semua perempuan, awalnya pasti gak mau untuk jomblo. Udah fitrah dari sananya kalo kita semua ingin berpasangan. Tapi saat berproses, tak semua orang lancar. Ada di antara mereka yang dihadapkan pada kenyataan menyakitkan. Dan ini yang pada akhirnya membuat mereka memutuskan untuk sendiri saja. Saya sih, menghormati mereka dengan pilihannya. Berdua tapi membuat hidup kayak di neraka, buat apa ya. Mending sendiri, hepi dan bermanfaat. Semangat buat para perempuan di luar sana yang strong seperti itu. Saluuut! 🙂

    Reply

Leave a Comment