Anger Management for Maintain Your Mental

Hai Bestie,

Tanya dong kapan nih terakhir marah?

Jujur ya saat tulis artikel ini saya baru selesai ngomel alias marah dengan Glory. Apa pasal? kesel aja lihat si bungsu. Di rumah’kan kami sudah ada pembagiaan tugas. Kebetulan Glory tugasnya cuci piring dan menyusun, si kakak Rachel sapu rumah dan ngepel.

Nah dari pagi saya sudah ngomong dan ingatin dia,

“Dek (panggilanku ke Glory), piring di cuci”

“Iya mi!” jawabnya cepat. Tanpa membantah. Aku perhatikan dari ngomong jam 7 pagi sampe jam 1 siang, gak juga dikerjain.

“Dek, iya-ya tapi gak dikerjain. Gimana sih?”

“Jangan marah-marah apa mami. Yang penting dikerjain”

“Kapan?!” paling gak betah melihat berantakan rumah, mata sakit.

“Bawel!”, ujar Glory dengan muka di tekuk tapi akhirnya dikerjain juga. Tunggu kita marah, emosi baru dikerjain, menyebalkan.

Cerita tentang marah, setiap orang pasti pernah mengalami termasuk saya. Hanya masalah bagaimana si marah itu bisa di manage dengan baik dan tidak berdampak negatif bagi kita (yang marah) maupun orang lain.

Untuk itu pagi tadi, Minggu 10 April 2022, di jam 10.00 saya berkesempatan untuk mengikuti seminar Mental Health yang bertajuk Anger Manager for Maintain Your Mental Health dengan pembicara Silvany Dianita Sitorus,M.Psi (Psikolog Adult Clinical Psychologist)

Foto: Silvany Sitorus

What is Anger

Marah adalah salah satu bentuk emosi yang dimiliki manusia dari sekian banyak emosi dan alamiah ketika terekspresikan secara tepat. marah merupakan bentuk perlindungan diri seseorang terhadap hal-hal yang dapat membahayakan dirinya.

Ekspresi marah kerap ditemui pada raut muka, bahasa tubuh, respon psikologi dan tindakan agresi publik.

What is Emotion?

Menurut Daniel Coleman emosi adalah suatu kondisi psikologis kompleks yang melibatkan komponen:

Pengalaman Subjektif

Emosi tidak selalu muncul dalam bentuk tunggal. Kerap kali emosi yang kita rasakan adalah gabungan dari beberapa emosi. Misalnya, saat diterima bekerja di tempat baru, kita bisa jadi merasa sangat bersemangat sekalihus khawatir dalam waktu yang bersamaan.

Respon Fisiologis

Pernahkah Anda tiba-tiba merasa keringat dingin saat dihadapkan pada situasi tertentu? / memerah malu saat bertemu dengan orang yang dikagumi?

Nah berikut ini ada 4 elemen yang medukung emosi marah yaitu Self Talk, Images, Bodily Sensations dan Patterns of Expression.

Sumber foto: Silvany Sitorus

Ransel Emosi

Ransel itu’kan tas ya. Saya sering pakai tas ransel saat kuliah. Isinya apa saja? semua ada lengkap. Botol minum, box lunch, buku kuliah, handphone, make up, dan lain-lain. Nah yang terakhir ini dan lain-lain sebenarnya antara penting dan tidak penting banget ikuti dibawa. Berat? banget! sampe kadang bongkok jalannya menahan berat.

Nah ngebayang gak sih kalau ransel emosi itu kita bawa setiap hari. Seperti gambar dibawah ini dimana emosi semua dibawa saat: masa lalu, masa kini dan masa depan. Dimana mengacu pada kondisi psikologis seseorang yang membawa berbagai penghayatan emosi pada ragam kejadian yang terjadi di masa lalu, sekarang dan berdampak kepada masa depan.

Masalah yang ditimbulkan karena Marah yaitu:

  • Depresi
  • Masalah kesehatan
  • Pelarian ke adiksi seperti: alkohol, rokok, obat-obatan, sex
  • Sulit membuat keputusan
  • Masalah relationship dengan orang lain
  • Rendah harga diri

Ada 4 dampak yang ditimbulkan karena MARAH yaitu:

  1. Fisik yang berdampak pada:
2. Psikologis yang menimbulkan:
  • pikiran mudah terdistorsi
  • pikiran mudah kalut
  • ledakan emosi
  • sulit mengambil keputusan

3.Perilaku yang berdampak pada:

4. Emosi yang berdampak pada:

Manfaat Marah

Menurut psikolog cantik yang praktek di RS.Gandaria & Klinik Advent Jakarta ini, ternyata tidak selamanya marah itu berdampak buruk. Jika diolah dengan baik maka memberi hasil seperti:

Foto: Silvany Sitorus

Mengapa ya, saya mudah marah dan sensitif?

Kemarahan bisa menjadi masalah jika Anda mendapati diri Anda sering merasa bermusuhan tanpa alasan / ketika kemarahan Anda menjadi berlebihan, tak terkendali atau ganas.

CIRCLE ANGRY

Ini adalah perputaran marah yang berdampak pada banyak hal seperti yang digambarkan diatas. Jika kita amati tidak ada kondisi yang menguntungkan jika marah itu tidak dikelola dengan baik. Semua dampaknya negatif.

How To overcome our anger effectively?

Anger Management

Ini adalah kemampuan mengelola ragam amarah sehingga mampu berekspresi “marah dengan cerdas” artinya marah dengan cara benar, alasan benar, kadar benar juga waktu dan tempat yang tepat sehingga pesan kita sampai dan relasi sosial tetap nyaman.

Tujuan Anger Management

Mengelola ekspresi amarah dengan bermanfaat, bukan destruktif (merusak baik diri juga lingkungan)

Dalam hal mengelola marah ini kita terlebih dahulu kenali ransel emosinya. Apakah peristiwa masa lalu yang memicunya. Dan tentunya marah itu sangat tidak nyaman. Pasti semua orang tidak mau marah dan terkadang jika marah sudah terlanjur tidak sedikit yang menyesali tindakan yang telah dilakukan.

Untuk itu dibutuhkan DO dengan cara melakukan perubahan dari diri kita sendiri. Karena yang bisa merubah kebiasaan kita adalah kita bukan orang lain.

CEK perubahan. Tentunya Anda yang mengetahui jika perubahan sifat sudah banyak berkurang. Sifat marah berangsur-angsur sudah berubah menjadi lebih baik lagi dalam mengelola marah. Nah sifat baik itu yang harus dipertahankan. Jika perlu, sebagai penyemangat Anda bisa membuat Anger Journal untuk melihat perubahan diri hari lepas hari.

Ini adalah skema dari strategi management emosi yang bisa diterapkan oleh siapa saja. Tetap sehat dalam pikiran dan tubuh itu sangat penting, terutama dalam keadaan seperti sekarang ini. Merawat diri sendiri dengan baik dapat membantu kita bersih dari sekedar bertahan menjadi berkembang dan tumbuh selama masa-masa yang tidak biasa ini.

Di penghujung acara psikolog cantik ini berpesan, jangan takut menjalani emosi kita, yang terpenting bagaimana merespon dengan tepat yang berdampak baik. Menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Bisa?! diniatin. Masalah itu bukan untuk dihindari tapi harus dihadapi. Semakin kita menghindar masalahnya tetap ada bahkan menambah masalah baru. (D/s)

Marah membuat mulut lebih cepat bereaksi daripada pikiran

89 thoughts on “Anger Management for Maintain Your Mental”

  1. Meregulasi emosi ini penting banget ya Mba.
    Terlebih emosi ketika marah, jangan sampai kita berucap hal2 buruk, yg nantinya bisa kita sesali di masa mendatang
    saya juga lagi belajar banget cara mengenali dan meregulasi emosi dgn baik.
    Makasi artikelnya mbaa

    Reply
  2. Sebelum mengatasi kemarahan, harus bisa menyadari dulu ya punya rasa marah. Kadang ada yang sudah kelihatan marah tapi kalau ada yang nasihatin dia keukeuh gak marah. Nah, jadi pelajaran, kitanya harus menyadari emosi diri sendiri dulu. Soalnya yang negatif dampaknya jelek.

    Reply
  3. aku kalo abis marah sering introspeksi sih mbak,
    Kadang suka malu sendiri karena suka marah karena hal sepele yang kurang penting, setelah aku pikir2 ternyata aku mudah kepicu biasanya sih kalo lagi ngantuk atau laper sih hahaha

    O iya, sama gerah sih, kalo lagi gerah aku bawaannya suka pengen nyolot aja gitu hahaha

    Reply
  4. Aku lupa kapan terakhir marah ya, karena setelah mempelajari mengontrol emosi aku malah jarang marah. Biasanya kalau sudah mau marah, suka melepaskan dengan jeda biasanya. Balik lagi ke personal masing-masing ya bagaimana menyikapinya.

    Reply
  5. Memang kalau udah marah tuh kadang lupa diri dan refleks aja gitu ya nih mulut komat kamit nggak berenti. Kalau udah selesai baru kepikiran dan nyesel banget, ternyata ini ya pentingnya mengenali emosi kita terlebih emosi marah dan bagaimana cara mengontrolnya.

    Reply
  6. Pas anak-anak masih kecil, iya…sering banget marah gak kontrol. Tapi tunggu sampai ada yang bisa dimarahin, karena marah sama bayi kan gak bisa.
    Tapi setelah anak-anak besar, aku uda ngurangin banget marah-marah ini. Biasanya aku ajak cari solusi dan pada akhirnya kita bersepakat, supaya sama-sama enak. Karena anakku yang kedua tuh bargaining child banget.
    Suka bingung ngasih taunya… Sekaligus, dia gak bisa dimarahin. Jadi kudu kelola emosi dulu, baru setelah oke, bisa diskusi.

    Reply
  7. Penting banget anger management ini.. Secara marah itu kan natural ya.. Kita bisa marah karena satu dan lain hal.. Nah marah boleh tapi gak boleh marah2..wkwk itu yang aku selalu inget..

    Reply
  8. Kebiasaan emak-emak maunya cepet cepet paling sebel kalau klelar klelerr. Tapi sebetulnya gak boleh yaa kita harus sabaaaarr bgt apalagi anak dah masuk ABG yaa…
    emak harus nyuruh berkali kali perlu ilmu parenting nih mengatasi anak memasuki masa ABG yg suka moodyan.

    Reply
  9. Iya mbak, marah sebenernya ada baiknya juga ya, karena kita perlu juga mengekspresikan diri ketika ada yang salah di depan kita, tapi marah juga perlu dikelola agar tidak berdampak buruk pada diri kita dan sekeliling.

    Reply
  10. bener hahaha mengelola amarah itu memang tidak mudah mbak apalagi aku sebenarnya berapi-api orangnya
    baru-baru pas anak kedua aja ini mulai agak tenang lebih tenang ngadepin apapun :”). marah tapi terukur biar mulut tidak berbicara macem-macem :”)

    Reply
  11. Apalagi pas puasa kayak gini mb Denise. Rasanya pengen ngamuk aja kalau liat rumah berantakan hahaha. Anak-anak ini juga ya kok mereka tuh betah banget dengerin emaknya mengomel hahaha

    Reply
  12. Aku banget nih rewel kalau nyuruih2 kerjain sesuatu maunya cepet 2 hehehe.
    Wah mbak Denise asyik ya bisa berkesmpatan ikutan semintal tentang anger manager ini.
    Ternyata ada faktor pendukung emosi marah sehingga bisa muncul ya.
    Emosi dan marah kalau ga diatasi bisa kena penyakit mental juga ya mbak.

    Reply
  13. Selama ini saya marah ya marah aja. Eh iya sih, ada penyesalan yang muncul setelah marah. Tapi di sisi lain, lega juga kalau sudah melepaskan kemarahan tersebut. Ternyata ketika dipelajari lebih lanjut tentang Anger Management, topik marah itu yaa kompleks ya mbak

    Reply
  14. Dua tahun terakhir ini belajar bangettt tentang Anger Management. Saya sadar orangnya mudah bersemangat sehingga meluap-luap. Saat senang saya mudah meluapkannya, begitu pun saat marah. Pernah kejadian efeknya tidak mengenakkan dan hal tersebut saya sesali hingga saat ini. Sekarang saya sedang belajar lebih selow. Lebih tenang dan biasa saat menghadapi suatu hal baik senang maupun susah.

    Reply
  15. Wkwkwkwk. Baca pembukaannya aku merasa bersalah Krn ngomel mulu sm anak, enggak cuma inget kapan terakhir marah tp langsung ngitung berapa kali marah. 😆

    Aku baru belajar kelola emosi marah setelah nikah. Dulu kalo marah meledak-ledak.

    Reply
  16. Setiap orang ga luput dari rasa marah yg kadang nyesel pas udahnya ya. Ada manfaatnya jugaa, aku setuju banget yg penting dihadapi bukan dihindari.
    Ku ingat pernah belajar emotional healing, untuk menemui dan merangkul rasa marah, seru butuh waktu dan proses untuk bersahabat dengannya.

    Reply
  17. Ternyata marah pun punya dampak positif ya, Mbak. Kalau aku marah biasanya ngomel-ngomel aja sih. Dan setelah ngomel-ngomel biasanya aku diam dan merenungi sebab kenapa aku marah.

    Reply
  18. aku harus tau dulu nih ransel emosiku isinya apa aja yak, aku mudah marah kalau lagi capek atau PMS, duh itu sensi banget pdahal pemicunya cuma sepele aja

    Reply
  19. Bener mba , marah bikin ngomel , setelahnya baru nyesel karena apa yg keluar dr mulut menyakitkan hati . Tp pas lg marah memang suka susah mau nahan ego buat diam atau pergi

    Reply
  20. Aku kadang kalau liat sekitar aku, kenapa ya malah orang – orang pendiam malah begitu marah gilak banget ,diluar dugaan. Sebaliknya yang b aja ya blasss aja marah ya marah. Cuma ya udahnya ya udah aja . Nice sharing kak

    Reply
  21. Pernah ada di situasi dimana MARAH is the best way to solving problem! Padahal engga sama sekali kan!

    mengikuti emosi jiwa emang ga sehat dan berdampak hingga saat ini, dan aku sedang melepas beban di ranselku satu per satu loh Dennise

    sekarang kebayang dilepas semua isinya – pasti langkahku akan lebih cepat

    Reply
  22. by the way kenapa yah anak2 tuh suka banget bikin perkara dengan mengerjakan pekerjaan rumah atau apapun di nanti2 gitu,untung mamaknya belajar cara pengendalian marah ya,makasih ya tips2nya kak denise.

    Reply
  23. Aku belajar anger management tuh sejak masuk kuliah jurusan psikologi dulu. Mulanya banget memang harus self acceptance sih menurutku. Nice artikel Mba, perlu banyak dibaca banyak orang nih.

    Reply
  24. Biasanya, sebagai perempuan, saya menyadari bahwa ketika sedang marah akibat merasa nggak nyaman akan sesuatu yang memicu gejolak ingin meledak, saya akan merasa sakit kepala. Kalau ditahan, biasanya begini. Namun kalau dikeluarkan dalam bentuk omelan, biasanya agak sedikit lega, tapi kadang seolah menyemprotkan spray berbahaya ke udara.

    Menikmati tulisan dari Mba, saya jadi menyadari, bagaimana pun, segalanya perlu dikendalikan, dan dimulai dengan mengidentifikasi dahulu apa sih isi ransel emosi yang selama ini kita bawa-bawa. Rupanya ransel ini banyak memberi pengaruh dalam keseharian ya.

    Reply
  25. Saya pernah ada masa di mana-mana marahnya selalu meledak. Sebetulnya, saya termasuk yang bisa menahan emosi. Tapi, ada suatu waktu gak bisa ditahan lagi.

    Rasa pertama yang saya rasakan tuh enak dan puas. Kayaknya sesuatu yang selama ini ditumpuk, jadi keluar semua. Tapi, ternyata gak bagus kalau jadi kebiasaan.

    Saya pernah menjadikan kebiasaan karena merasa enak dan puas. Lama-lama malah efeknya jelek. Untungnya sekarang udah bisa nahan lagi. Meskipun sempat gak mudah mengendalikannya

    Reply
  26. Kemarahan bikin puas sementara, tapi efek negatifnya bisa jangka panjang, bukan hanya pada diri sendiri tapi pada orang yang kita luapkan amarah kita. Thanks banget Kak Denise udah sharing tentang anger management. Aku jadi belajar hal baru untuk kelola amarah

    Reply
  27. Duh makjleb kalau dibilang kemarahan memberikan kesenangan. tapi ternyata sesaat doank, abis itu nyesel ya mbak, apalagi kalau ibu marahin anaknya huhu 🙁
    Terima kasih artikelnya ini kudu diingat baik2 gmn caranya mengelola marah supaya gak meledak2 banget

    Reply
  28. Temanku ada yang mengalami seperti hal ini akhirnya ikut terapi. Memang emosi marah itu perlu dikendalikan karena bisa berefek ke lingkungannya. Salam hangat kak Dennisse.

    Reply
  29. Wah, bagus nih Kak artikelnya tentang anger management ya,, kenali ransel emosi (initiate), lakukan perubahan (do), cek perubahan dan pertahankan (check). Saya juga gitu,, sering keceplos marah sama si kakak sulung, asik lihat HP aja janji cuci piring nanti-nanti terus, eh giliran hari ibu paling cepat ngucapin pula, hahaha

    Reply
  30. Punya anak usia dini kadang kelepasan marah mba, hiks. Lalu menyesal. Dan Alhamdulillah ketemu tulisan ini, dan harus banget dibaca semua Ibu Ibu di rumah, biar tetep hepi 🙂 karena kalo nggak bisa manajemen emosi katanya bikin cepet tua hehe.

    Reply
  31. Kalau aku mudah marah kalau lagi kurang tidur atau belum makan, kadang hal sepele bisa bikin marah besar. Udah berusaha buat ingat-ingat untuk lebih baik dalam memanage anger tapi ya itu lagi kurang tidur, belum makan, kesulut dikit langsung emosi sampai teriak-teriak. Jadi saat ini berusaha untuk tidur cukup dan makan tepat waktu.

    Reply
  32. Jadi tahu nih, rupanya marah tidak selalu berdampak buruk ya kak, tetapi juga mampu mendatangkan manfaat. Asal yang terpenting adalah bagaimana kita mengenali dan mengontrol rasa marah tersebut.

    Reply

Leave a Comment