Hai perkenalkan ini Rere (30 th), wanita single yang bekerja sebagai Manager Acounting disebuah perusahaan real estate. Di usianya yang terbilang muda Rere memiliki prestasi gemilang. Wajarlah lulusan S2 dari sebuah kampus negeri ini dalam hal bekerja sangat teliti, detail dan rapi. Pantang baginya menyelesaikan pekerjaan dengan kondisi tidak sempurna. Hebat! Tapi masalahnya yang setres anak buahnya punya atasan seperti Rere gak bisa ada salahnya.
Pernah suatu hari Rere buat kesalahan dalam pekerjaan dan dia ditegur oleh atasannya. Tau gak sih si Rere ini selama 3 hari setiap malam tidak bisa tidur. Kepikiran terus omongan atasannya.
“Masa yang begini saja kamu salah sih! Kamu’kan sudah senior harusnya tau dong”
Menurutku sih wajar saja ya ditegur. Si atasannya Rere juga punya atasan lagi. Pastinya pernah ditegur. Namanya manusia mana ada yang sempurna pasti ada kurangnya. Dan seharusnya tidak perlu juga harus dipikir secara berlebihan. Nah kondisi yang dialami Rere ini dapat dikategorikan dalam Overthinker.
Overthinker adalah istilah untuk orang yang suka memikirkan sesuatu secara berlebihan. Memikirkan sesuatu memang harus dilakukan itu bagus tetapi jika berlebihan bisa memengaruhi kualitas hidup dan mental loh!
Seperti apa sih seorang Overthinker?
Khawatir Berlebihan
Misalnya saja, terlalu memikirkan apakah aku sudah mengunci pintu rumah? atau Aduh, kalau aku terkena covid, apa aku bisa mati, kejang-kejang, atau dijauhi teman, waduh repotkan. Semua dipikiran, jadi gelisah gak tenang. Sesuatu yang seharusnya tidak perlu dikhawatirkan berlebihan. Membuat takut diri sendiri.
Memikirkan Perkataan Yang Terucap
Seperti yang dialami Rere. Seringkali dia memikirkan perkataan yang diucapkan kepada atasannya. Terus memikirkan ulang percakapan dengan orang lain, entah karena salah ucap atau melakukan hal yang memalukan. Padahal ini gak penting banget untuk terus menerus dipikirkan yang menambah beban pikiran. Belum tentu juga orang yang kita pikirkan secara berlebihan memikirkan perkataan yang pernah diucapkan. So dibawa santai sajalah!
Penilaian Orang Lain Diluar
Delvi (45 th) belum nikah, karir cemerlang. Dia tinggal sendiri di rumah yang dibeli dengan hasil keringatnya. Di hari Minggu saat dia membeli sayur di penjual keliling seorang ibu nyeletuk,
“Mbak Delvi mengapa belum married? padahal cantik loh! Usia’kan terus bertambah. Kita perempuan butuh pendamping kelak”, Delvi hanya menyunggingkan senyum tidak menjawab. Namun sampai di rumah dia terus memikirkan omongan si ibu tadi. Ternyata diam-diam ibu itu memperhatiankannya atau jangan-jangan menilainya sebagai wanita yang pilih-pilih. Padahal selama ini memang belum bertemu dengan orang yang sreg di hatinya.
Seharusnya’kan tidak perlu beban pikiran itu ditambahkan dengan penilaian orang diluar sana. EGP (Emang Gue Pikirin) saja. Kasihan itu otak kalau terus dipacu untuk terus berpikir, capek’kan…
Terus Berpikir Ulang
Misalkan saat menjelang tidur ingat lagi kejadian memalukan. Seperti yang dialami Elka tanpa sengaja (maaf!) buang angin saat sedang meeting di kantor. Dan semua mata memandang kepadanya. Perasaannya saat itu seperti terpojokkan. Hingga akhirnya dipanggil HRD.
Saat itu Elka sudah minta maaf atas ketidaksengajaan yang telah dilakukan. HRD bisa memaklumi hanya berpesan untuk tidak terulang lagi. Clear dong masalahnya. Tapi beda dengan wanita berkulit sawo matang ini hingga malam sampai esok pagi pikiran itu masih ada. Ampyun gak cape ya mikir terus…
Menyalahkan diri, kok aku sebodoh ini?
Padahal kalau boleh jujur ngapain juga dipikirkan hal sepele begitu. Iya gak sih?
Selalu Memikirkan Masa Depan
Anna (40th) baru saja kehilangan suami tercinta karena covid. Kepergiaan suaminya dirasakan seperti 1/2 nyawanyapun hilang. Pikirannya terlalu jauh pada masa depan anaknya yang masih kecil-kecil.
Apakah aku sanggup membesarkan mereka tanpa suami?
Apakah aku sanggup membiaya hidup mereka?
Apakah aku bisa berperan sebagai ibu sekaligus bapak?
Apakah, apakah dan apakah? semua ini dikhawatirkan Anna akan nasibnya dan anak-anak di masa depan. Padahal masa depan itu punya kesusahan sendiri masalah yang di depan mata itulah sebaiknya yang dipikirkan. Terlalu jauh melanglang buana, lelah loh berpikir terus.
Sulit Tidur
Seorang Overthinker itu jam tidurnya paling sedikit. Kalau saran kesehatan manusia jam istirahat tidur 8 jam sehari nah ini mungkin hanya 2-3 jam saja. Sisanya ya mikir…terus. Semua dipikirkan mendalam. Dari yang penting sampai yang tidak penting. Parah’kan, kapan istirahatnya ya?!
Merenungkan Sesuatu Berulang-ulang
Berpikir repetitif atau merenungkan hal yang sama berulang kali. Pikiran berulang ini lebih cenderung pada masalah, kesalahan yang dilakukan, atau kekurangan yang dimiliki. Akibatnya, Anda mungkin mendapati diri membayangkan sesuatu yang buruk terjadi berkali-kali.
Sering Menyesali Keputusan
orang yang kebanyakan berpikir ini terlalu fokus menganalisis masalah. Akibatnya, pengambilan keputusan akan semakin sulit dilakukan, terlebih juga membuang waktu. Dalam sebuah keputusan idealnya sudah dipikirkan. Nah ini diputuskan dulu sesudahnya menyesal.
Takut Gagal
Seorang Overthinker seringkali dihimpit oleh rasa takut gagal dalam melakukan suatu hal. Belum dilakukan tapi sudah dipikirkan takut gagal ditengah jalan. Misalnya saja mau buat usaha salon. Semua sudah dipikirkan modal, gaji, lokasi tempat. Tetapi ketika ada melihat ada kompetiter berpikir ulang untuk meneruskan usaha. Mundur sebelum berperang alias takut gagal di tengah jalan.
Senang Berangan-angan
Sering berandai-andai terutama menjelang waktu tidur. Hayoo siapa disini yang memikirkan hal yang diinginkan terjadi dalam hidup? misalkan saja,
enak kali ya kalau jadi sultan mau apa tinggal tunjuk
enak kali ya kalau jadi artis, terkenal, disanjung-sanjung
enak kali ya kalau punya tubuh langsing bisa bebas makan apa saja
Enak kali itu sering diangan-angankan. Hal yang wajar sih setiap orang boleh saja berangan-angan. Masalahnya kalau hanya angan tapi tidak ada usaha / memaksakan diri’kan susah. Mau kaya seperti sultan ya harus usaha. Mau jadi artis tentunya dimulai dari bawah dulu. Tidak ada artis yang tiba-tiba langung ngetop. Hati-hati karena ini bisa membuatmu lupa dengan kehidupan yang sebenarnya.
Contoh Isi Kepala Overthinker
Gorengan Enak Tuh tapi nanti kolesterol
Panas-panas gini enaknya makan es cream tapi nanti sakit
Buy 2 get 1 coklat murah banget tapi aku bisa gendut
Nih jeleknya yang ada dalam pikiran si Overthinker. Ingin sesuatu tetapi yang dipikirkan akibatnya yang belum tentu terjadi. Rasanya sekali kita makan coklat berat badan tidak akan membumbung tinggi benar gak sih. Mau melangkah tetapi ragu untuk melangkah.
Dampak Pada Kesehatan:
Menguras Energi seorang overthinker disadari/ tidak energinya terkuras karena setiap hari otak dipacu untuk terus berpikir dari hal yang penting sampai sama sekali tidak ada pentingnya.
Setress kebanyakkan berpikir justru membuat setress. Apalagi jika yang dipikirkan tidak mendapat solusi semakin setress.
Otak menjadi sibuk memikirkan hal-hal yang tidak perlu secara berlebihan, sehingga tekanan psikologis menjadi lebih besar. Gejala fisik akibat setres yang mengakibatkan keberbagai penyakit seperti sakit kepala, mual, konsentrasi terganggu, detak jantung meningkat, dan napas tergesa-gesa.
Resiko Penyakit Mental gangguan kecemasan, depresi dan serangan panik akan semakin tinggi dialami saat seorang overthinker terus berpikir.
Apa Yang Harus Dilakukan?
Ahli menyatakan ada dua penyebab utama seseorang overthinking, yaitu tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. Beberapa penyebab lain seperti rendah diri atau meragukan diri sendiri juga bisa menjadi penyebabnya.
Pikirkan Masalah Sesuai Porsinya
Semua orang punya masalah, selagi kita masih hidup di dunia tentunya masalah itu tetap ada. Jangan semua masalah kita pikirkan. Sesuaikan saja dengan porsinya dan kesanggupan untuk otak berpikir dalam mengatasi masalah
Tidak Perlu Menjadi Perfeksionis
Kalau ingin semua sempurna tidak akan ada titik temu. Anda akan terus berpikir untuk hasil yang perfect. Dan itu sepertinya sulit digapai.
Kendalikan Emosi
Emosi berperan penting. Harus bisa kendalikan emosi dan Anda dapat mengatakan “tidak” untuk tidak memikirkan semuanya.
Self Love
Mengenal diri sendiri atau peka terhadap diri sendiri. Seperti, saat seseorang dapat mengatasi masalah yang ada di dirinya a sudah tahu bagaimana cara mengatasi dirinya, bisa dengan menonton drakor, mendengarkan lagu, dan melakukan hal yang disenangi
Tidur Teratur
Dengan cara disiplin menentukan jam tidur. Misalkan saya harus tidur jam 9 malam. Supaya tidur tidak terganggu pikiran tidak kemana-mana sebelum tidur berdo’a dan matikan ponsel. Anda harus serius benar-benar tidur tidak ada tawar menawar. Jadikan ini menjadi kebiasaan.
Meditasi
Dapat dijadikan sebagai latihan untuk melatih otak, agar situasi otak dapat berubah sesuai dengan yang Anda inginkan. Ada empat bagian otak yang akan berperan dalam hal ini. pertama lateral prefrontal cortex, atau dapat disebut dengan assessment center.
Bagian ini khusus untuk melihat sesuatu secara logis, rasional, dan memiliki perspektif yang seimbang. lateral prefrontal cortex merupakan bagian otak depan yang tugasnya berpikir.
Jangan Berlarut
dalam dalam penyesalan ketika Anda salah mengambil keputusan. Akan tetapi, belajar dari kesalahan tersebut agar tidak mengulanginya di kemudian hari.
Jika akhirkan harus memerlukan tenaga ahli untuk mengatasi masalah ini, jangan ragu. Lebih cepat lebih baik. Karena yang tau kapan harus ke psikolog adalah Anda. Sayang diri Anda, Sayangi Jiwa Anda.
Jangan sampai pikiran yang mengendalikan kita TETAPI kitalah yang harus mengendalikan pikiran (D/s)
Note:
Sumber berita: Hello Sehat.com, IG: @pijarpsikologi
Aku dulu jg kayak gini sih. Suka mikirin apa yg diomongin bos, meski aku ga salah2 amat. Tapi omongannya kadang suka kepikiran, bahkan ampe skrg.
Tapi lama2 ya aku anggap angin lalu aja. Aku harus fokus kerjaan dan fokus masa depan. Omelan org lain/bahkan bos sekalipun ya denger aja. Kalo kita salah, ya lekas introspeksi. Jgn ulangin lagi.
Selebihnya, ya harus happy! Hehehe..
Nah setuju,selebihnya kita harus happy.Dipikirin terus gak selesai,sakit iya
Awal saya dipromosikan jadi manajer, selalu overthinking dan agak parah. Besok mau meeting bareng BOD pasti kepikiran gimana kalau ditanya ini itu, data2 berasanya ngga komplit aja gitu. Gimana kalau “diserang” peserta meeting lainnya. Ternyata hari H nya giliran saya presentasi cuman 10 menit, masih banyak sesi dari divisi lain yang lebih kompleks dan mengundang pertanyaan dari para bos. Dan overthinking ini berlangsung beberapa bulan lho 😀
Cape kadang mempertanyakan diri sanggup ngga ya ada di posisi ini?
Ahamdulillah dengan adaptasi, banyak bertanya dan belajar dari rekan2 manajer yang sudah senior, saya jadi tahu trik2 membuat presentasi dan menghadapi para bos saat meeting.
Wow luar biasa ya pencapaian prestasinya.Tetapi terkadang saya juga sesekali overthinking kalo sudah terasa berat saya bawa istirahat dulu biar gak sempat jadi setres
Iya mak Denise, gangguan overthinking itu melelahkan. Apalagi terbentuk dari keluarga. Salah satu anak saya karena peralihan dari remaja ke dewasa ia mengalami hal ini. Mungkin juga karena pola asuh.
Saya sebagai ibu, pasti ada andil. Untungnya ia ngomong. Ia mengalami hal itu.
Jadi kalau punya orang terdekat mengalami hal tersebut bisa bantu mengurangi stimulusnya. Misalnya tidak mengulang-mengulang membicarakan kesalahannya. Tidak menuntut dirinya sempurna. Boleh mengajarkan padanya untuk melakukan yang terbaik tetapi hasil akhirnya diserahkan pada Allah.
Olah raga dengan porsi cukup tidak berlebihan supaya tidur enak.
Terimakasih nih kak Tri Sapta aku dapat ilmunya lagi
Aku juga kadang-kadang overthinking, masalah-masalah sepele juga. Kepikiran terus, bikin gak nyaman memang. Tapi akhirnya ya berusaha melupakan dan menenangkan diri aja, karena kalo berlarut-larut malah kesehatan yang terganggu ya.
Setuju kakak
Saya pikir, saya juga sering mengalami overthinking ini. Gak mau sih sebenarnya tapi kepikiran sendiri. Bikin hati tidak enak dan tak jarang berlanjut ke sakit kepala. Emang segala sesuatu yang berlebihan tidak baik. Kalau besok-besok mengalami lagi saya coba praktekan cara menguranginya seperti yang sudah dituliskan di atas
Aku juga sesekali iya kok kak.Tapi langsung sadar gak mau kelamaan mikirnya takut sakit sendiri
Aku termasuk over thinker pada saat melakukan kesalahan atau penyesalan…
kayak adikku yang pergi kemarin ini, rasanya aku ga bisa lepas dari bayangan 🙁 aku nyesal banget kenapaaaaa kok tidak datang lebih cepat 🙁
well…
melepas dan mengikhlaskan itu loh yang masih jadi ganjalan berat
Aduh mak Tanti aku ikut sedih.Tapi walaupun berat “maaf”harus diikhlaskan supaya lapang jalannya. Dan si mas sudah tidak merasakan sakit lagi mak (aku ikutan mewek nih)
Tidak Perlu Menjadi Perfeksionis, poin penting ini. Karena manusia nggak ada yang sempurna. Kita juga nggak mungkin bisa nyenengin/diseningin semua orang, imposible! Lakukan aja yang terbaik, be your self dan berdoa. Ribet kalau ampe kena penyakit mental. Kasian keluarga juga lingkungan
Bener banget kak Gita jangan sampailah kita kena penyakit mental
Kalo ditelaah, aku rasanya ga termasuk yg overthinker , yg ada malah terlalu cuek kadang 😅. Omongan orang yang suka Julid, biasa cuma masuk kuping kiri kluar kanan, malah kalo ada waktu aku bisa hadapin si orang julid .
Karena aku liat sendiri, temen2 kantor yg begini, terlalu mikirin segala macam, yg ada hidup mereka kayak ga happy. Pressurenya jadi tinggi. Gampang marah, ujung2 ga fokus kerja. Yg susah, rekan seteam nya juga
Mungkin aku beruntung dapat atasan yang support. Dan selalu nekanin fokus aja Ama masalah, tapi jangan terlalu kebawa perasaan. Kalo ga sanggub, ya minta bantuan team. Ini yang bikin aku terbiasa utk ga terlalu overthinker. Karena minta bantuan, bukan berarti ga sanggub. Itu artinya kita tahu batas diri sampai mana, dan ga segan untuk belajar dari yang lebih tahu.
Senang sekali dengarnya kak
kebayang aku jadi orang yang overthinker itu pasti capeknya setengah mati. So far aku tidak masuk golongan ini
So pasti memang capek kak
Au overthinking parah saat awal pandemi dan anak-anak mulai PJJ. Berasa ya ampun gimana mereka nnati ke depan ya..banyak ketinggalan proses pembelajaran..kesempatan sosialisasi dll
Makin ke sini akhirnya lebih santuy, dan lebih ke kalau overthinking gak bakal waras mendampingi mereka belajar dari rumah, yekan
Makasih remindernya Kak Dennise, artikel yang menarik sekali
Kembali kasih kak Dian
Basically I think I am a over thinker hahaha..
tapi semakin dewasa (tua) jadi jauh lebih bijak sih dan ga se overthinking itu
tetap wajib well prepared dalams egala sesuatu tapi sudah bisa menerima jika sesuatu tdk harus eperti yang kita pikir dr awal dan something could happend and its ok
butub proses juga sih untuk mengurangi overthinking ini
Setuju kak butuh proses
Akuuu mbak, suka kayak gini hihihihi : Misalnya mengunci pintu saat akan bepergian, trus diulang lagi sampai diputar2 karena kurang yakin wkwkwk 😀 Sering kepikiran hal2 yang mungkin menurut orang lain sepele, tapi bagiku masalah besar. Iya sih nanti dicoba supaya bisa tidur lebih cepat, ga begadang dan olahraga teratur.
Aku juga kak.Cuma berusaha untuk dikurangi ya biar gak setres
aku! aku ! sang capricorn yang overthinking, aku saat ini belajar utk menjalani hidup dengan let it flow. Krn overthinking merugikan diri sendiri
Setuju overthingking merugikan diri sendiri
Orang jadi Overthingking karena ketidaknyamanan, jadi memungkinkan selain dirinya sendiri karena suasananya yang seperti tidak berpihak sama dia. Namun masih bisa diubah dengan diri sendiri yang mengubahnya. Gitu sih menurut daku
Terimakasih kak Fenni
Kekhawatiran berlebih, kecemawan saat pandemi bisa bahaya juga ya. Waspada harus tapi ga terlalu berlebihan juga ya mbak kalau berlebihan bisa menjadi penyakit mental.
Betul mbak aku juga dalam proses belajar untuk mengurangi beban pikiran
Mba Denise, kadang aku merasa apa aku overthinking ya. Belum kejadian sudah mikir beraneka macem. Jadi kuatir juga. Makasih mba sebagai pengingat
kembali kasih kak Alida
Aku baru baca ulang pelan pelan dan memang aku jga sering menyesali sebuah keputusan. Berandai andai ..
Alhamdulillah punya suami yang realistis. Kadang aku jadi jengkel tapi sekarang aku tahu, apa pun KEPUTUSAN YANG DIAMBIL itu adalah bagian dari MASA LALU.
Tak usah disesali hanya jadi pelajaran ke depannya.
Setuju mbak Tanti
selama pandemi nih saya sering overthinking terus sedih luar biasa
semua yang saya kerjakan rasanya gak ada yang betul. salah semua
sesudah saya dzikir, pasrah padaNya, barulah “sembuh”
Langkah yang baik ambu
Hiyaa bukan aku banget brarti. Soalnya aku type cuex blas blas alias cepet bertindak saking cepet action jd kurang teliti.
Masud kategori apa yaa🤔
Kategori good attitude. Cuek ini malah lebih nyantai ya
Sebenernya ya, overthinking adalah kondisi yang banyak dialami. Kalau kita ngomong ke seseorang “Makanya jangan terlalu banyak berpikir!”, biasannya nanti jawabannya “Ya namanya orang hidup ingin serba aman, nyaman, baik dan sempuran, udah pasti mikir ini itu lah, masa diem aja.”
Padahal maksudnya kan kalau sudah “terlalu”. Kalau wajar2 aja sih ga soal ya.
Kalau dibiarkan berkepanjangan, overthinking memang dapat mengganggu kesejahteraan diri. Memikirkan kekurangan atau kesalahan yang sama terus-menerus dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental. Bahaya banget kan ya. Efek buruknya banyak. Kalau udah parah, mesti minta bantuan profesional.
Thanks banget loh kak untuk commentnya
Kayaknya beberapa hari lalu saya masih memasuki fase overthinking ini mba. Akibat ditegur suami, haha.. untungnya ada support system yang bisa meluruskan overthinkingnha saya. Jadi sekarang sudah santay….
Good job
Overthinking ini sungguh menyiksa.
Aku pernah nonton drama mengenai hal ini. Jadi tokoh utamanya selalu berpikir hal buruk yang akan terjadi.
Salah satunya dikarenakan masa lalunya yang sering dikhianati. Dan ini sungguhan kudu berkala ke psikiater agar selain diberi obat medis juga obat non-medis (therapi).
Semoga yang sedang merasakan overthinking, bisa segera menemukan akar masalahnya dan berdamai dengan hal tersebut. Memang bukan hal yang mudah, tapi harus berusaha agar menjadi pribadi yang sehat.
Setuju teteh harus berusaha
Duh, kadang saya suka overthinking… Apalagi sekarang kasus covid makin tinggi, anak engga mau pjj pula, hiks…
ha ha ha aku juga demikian sekarang dalam proses belajar untuk mengurangi
Aku dulu juga seorang Overthinker, apa2 dipikirkan. Takut ini itu, ntar gimana? Banyak mikirlah apalagi omongan orang2, lama2 ya EGP. Dan hidup lebih tenang aja sih, yg penting bersyukur dan kalau enggak merugikan orang lain kenpa pusing?
nah EGP itu terkadang penting ya
Nah iya kak.. Aku termasuk over thinkers yang khawatir banget sama yg Blum kejadian.. nti gimana?…nti klo itu gimana ya.?. dn masih smp sekarang kak… Padahal kuncinya cuma satu jangan terlalu over serahkan sama yg diatas yg pnting Kita udah usaha
Samalah Utie akupun demikian,proses belajar untuk tidak mikir berlebihan
Iya nih
Aku suka overthinking
Apalagi KLO mau tidur
Ini yg membuat susah tidur
Huhuhu
hiks, malam waktunya tidur kakak.peace bercanda.com
aku termasuk yang cuek , hehehe. cuma lebih suka planing yang matang aja sih, jadi mikirnya gimana gitu. Tapi akdang cuek ini ada manfaatnya juga di tengah kepungan para netizen yang julid, hahaha. Apalagi kalo di kantor
gitu ya mbak
aku banget yang ini : Gorengan Enak Tuh tapi nanti kolesterol masalahnya emang menggoda sih gorengan hahah… pernah juga kepikiran omongan teman satu tim job, kata yang menusuk walau dibilang becanda-an sampai sekarang jadi males dekat ama dia lagi
Ah kita sama kak, akupun demikian.Sekarang dalam proses belajar
Aku sering mbak overthinker apalagi kalau ada problem sampai insomnia juga huhu
Biasanya paling ya berdoa aja sama nyari hiburan buat ngilangin pikiran2 yang aneh dan yang blm pasti jelas huhu
Btw thanks tipsnya
Sama-sama mbak
Dulu aku juga pernah jadi orang yang overthinking, semuanya dipikirkan terutama kalau habis ketemu orang lain. Takutnya melakukan kesalahan, salah omong salah bertindak dll, tapi semakin beranjak usia, alhamdulillah aku bisa lebih santai dan gak terlalu peduli dengan apa kata orang. Benar mbak, capek kalau dipikirkan terus hehehe
Betul kakak,kitanya yang capek yang kita pikir gak mikirin kita,hiks
Aku nih sering overthinking. Dan, itu terjadi semenjak kerja. Kalau melakukan kesalahan selalu ada perasaan takut, hingga akhirnya kepikiran secara berlarut-larut. Hingga akhirnya cape lahir batin. Pas, dilepaskan bebannya baru deh bisa santai. Overthinking, memang gak baik banget bisa menghambat aktivitas, takut melangkah dan sebagainya.
Ah sama kita kak,akupun demikian
Fix… Gue overthinker hahhahaha… Baca artikel ini bikin saya bilang “gue banget… Gue banget”
Thanks for the article, btw.
sama kok,aku juga demikian.lagi proses belajar untuk tidak jadi pemikir yang over
Baca artikel ini, aku jadi ingat masa lalu Mbak. Ya aku Dulu termasuk overthinking. Capek banget rasanya. Apalagi pas awal nikah. 5 tahun pertama nikah rasanya campur aduk. Emosi karuan. Untung saja aku langsung Cari pertolongan. Diterapi teman yang psikolog. Sekarang sudah jauh lebih tenang. Meski kadang masih overthinking tapi sudah bisa mengendalikan dan tak berlarut-larut.
Wow keren…terpenting bisa mengendali diri
Terkadang saya suka bingung. Saya termasuk overthinker atau enggak? Karena untuk beberapa hal, saya suka terlalu dipikirin. Sampai sakit kepala dan susah istirahat. Padahal sebetulnya gak perlu sampai kayak gitu. Cuma memang terlalu dipikirin aja.
Tetapi, di sisi lain bisa cuek banget. Misalnya bodo amat lah orang mau ngomong apa atau ketika mengalami sesuatu malah saya bisa dengan santai menghadapinya.
Tos dulu,aku juga termasuk yang mix seperti itu.Terkadang mikir lebih tapi terkadang cuek juga
Bener, jadi overthinker itu nggak enak. Aku sedang berjuang nih untuk nggak mikir secara over. Biar lebih ringan.
Keren…aku juga demikian
Ini aku, mbak. wakakaka. Tipe perfeksionis yang mau hidup tanpa cacat padahal I’m only human afterall. hihi … udah nyadar sih kalau harus STOP berpikir tentang hal itu karena perlu fokus dengan hal yg ada di depan mata tapi memang enggak mudah. Jadi sering self talk, ingatkan diri untuk berpikir sesuai porsinya.
Ah kita sama kakak,akupun demikian.Proses belajar ngurangi mikir yang gak penting
Hehehe, kadang emang ada yang bikin overthinker. Kenapa aku begini sih? Dia nggak. Sepakat kalau semua dipikiran, jadi gelisah mggak tenang. Sesuatu yang seharusnya tidak perlu dikhawatirkan berlebihan. Namanya berlebihan pasti nggak sehat buat diri sendiri. Artikelnya asyik karena pakai contoh-contoh seperti konseling.
Thanks mbak Riap
aku kayanya gak overthinker pada beberapa hal tapi yah kadang pada satu hal saja tapi jarang banget mba, baca ini jadi kasian sama mereka yang overthinker ini, benar-benar melelahkan yah karena otak seperti tidak mau berhenti berfikir gitu mba
Betul mbak “melelahkan” overthinker itu
Dari sekian yang komen kayaknya banyak yang suka overthinking ya. Sebenernya sih kalo menurutku masih normal asal gak terlalu berlebihan yang jadinya malah bikin mau ngapa-ngapain jadi serba takut. Tapi seiring waktu pasti bisa kok ngatasin overthinking itu, tp kalo dah gak bisa ya mau gak mau butuh bantuan dr yang ahli.
Setuju…
kayanya aku termasuk orang overthinker deh, apalagi belakangan ini. Kaya punya beban yg belum selesai atas permintaan tolong rekan yg belum bisa ku selesaikan, terus berlarut2 di kepala. Segala macam drama2 kerjaan juga berputar2 di imaji, sampe kadang2 secara tidak sengaja bisa (agak) teriak sebel-bete-dll. huhu
Sama aku juga.Saat ini dalam proses mengurangi
Memang kadang kita perlu mengambil sikap masa bodo sih ya, dalam hal-hal tertentu. Karena kalo udah overthinking, apa-apa jadi dibawa ke pikirian. Malah pusing sendiri jadinya
he he he pusing sendiri ya kitanya
Baca ini aku jadi tertohok banget, soalnya aku termasuk orang yg overthinking plus gak enakkan. Tuh kan, double combo. Tapi, perlahan lagi belajar jadi orang yang bomat, biar hidup jadi lebih ringan, eakkk
He he he
Wah nice artikel kak. Aku juga punya gejala kecemasan yang kadang bikin capek sendiri dan emang susah banget untuk berfikir santai dan positif ketika ‘kambuh’. Salah satu cara aku ya rutin meditasi dan tidur cukup. Jadi kalau anak2 tidur aku ikut tidur gak ngerjain apa2. Dan ini cukup efektif lho
Good kakak