Bahagia Itu Sederhana

Beberapa tahun yang lalu saat saya masih bekerja di sebuah MAL, tiba-tiba seorang satpam berlari cepat di depan saya,

“Eh pak-pak ada apa?”

Beliau tidak menjawab. Larinya tergopoh-gopoh. Kebetulan di tempat kerja saya di bagian lapangan sehingga bisa melihat pergerakan orang hilir mudik. Cukup lama juga si satpam itu pergi. Sampai akhirnya dia datang ke saya,

“Maaf bu!tadi buru-buru, di gedung sebelah tadi ada peristiwa bunuh diri”

“Hah serius pak? kok bisa?!”

“Berita jelasnya kurang begitu tau bu.Tapi si koko itu bunuh diri di atas kursi rodanya”

Jiwa jurnalist saya kok saat itu tergerak untuk ingin tau mengapa bisa melakukan senekad itu bunuh diri di parkiran mobil. Akhirnya saya meneluri (lebih tepatnya cari tahu) tempat dimana terjadi bunuh diri. Walaupun mayat sudah di evakuasi tapi saya dapat banyak informasi dari orang yang dapat di percaya.

Ternyata si koko ini adalah seorang bos dari beberapa toko. Namanya bos tentunya tajir dong. Kesibukan si bos mengurus toko memberi celah untuk istrinya selingkuh. Sampai akhirnya (mungkin banyak berpikir) akhirnya si koko ini kena stroke. Sedih banget! Mulutnya mencong dan kakinya lumpuh. Sepanjang hari hanya ditemanin suster. Istrinya?! tidak peduli.

Lagi suaminya masih sehat saja si istri selingkuh apalagi saat tidak berdaya, ya bye…bye…

Lewat penjelasan karyawan yang dipercaya menceritakan pada saya bahwa si koko sudah putus asa. (sakit yang tidak kunjung sembuh dan istri yang tidak peduli ) Berulangkali mau bunuh diri tapi berhasil digagalkan. Nah,kemarin saat perawat lengah akhirnya peristiwa itu terjadi. Dengan sebilah pisau yang sudah disiapkan akhirnya si koko mengakhiri hidupnya dengan menusukkan pisau ke lambungnya. Miris sekali…

Saya termasuk orang yang terkadang berpikir sederhana bahwa orang kaya itu pasti bahagia.Apa saja yang mau dibeli bisa, tinggal tunjuk. Beda dengan saya ketika menginginkan membeli sebuah barang harus menabung dulu bahkan dalam waktu yang lama.

Bahagiakah saya? oh tentu. Saya ambil contoh ketika anak saya menginginkan sepatu berkualitas dan awet. Untuk kriteria tersebut tentu harganya mahal. Bagi sebagian orang yang punya uang lebih tinggal gesek saja dengan kartu. Tetapi saya?! harus menyisihkan uang untuk di tabung sampai akhirnya terbeli itu sepatu.

Rasa haru saya ketika si anak memakai sepatu itu dengan bangga. “Makasih ya ma”. Bahagia itu sederhana tidak perlu ribet. Menurut saya bahagia itu bisa kita ciptakan kok. Ada beberapa tips ala si Dennise untuk mendapatkan kebahagiaan:

Jangan Fokus Pada Masalah

Semua orang punya masalah. Mau itu pejabat,artis, pengusaha bahkan presiden juga punya. Kok kamu tahu Dennise? yaa…taulah. Memangnya Pak Jokowi harus bercerita kepada setiap kalau dia punya masalah, oh tentu tidak,he…he…he…

Saya juga punya masalah,anak saya punya masalah, tetangga saya punya masalah. Selagi kita masih hidup masalah itu pasti datang. Namun tergantung DIA Sang Pencipta. Masalah itu mau diberikan terus menerus atau berjedah. Bulan ini ada masalah bulan depan ada kebahagiaan.

Dalam menyikapi masalah setiap orang berbeda. Seperti cerita si koko diatas. Sangat disayangkan lari dari masalalah dengan mengakhiri hidup. Saran saya saat ada masalah, jangan terlalu fokus memikirkan sehingga kita lupa menikmati hidup. Usahakan untuk enjoy your life.

Hadapi Masalah

Nah,masalah itu untuk dihadapi bukan dihindari.Semakin Anda menghindar masalah itu terus mendekat. Contoh, Anda berhutang merasa tidak sanggup membayar, kabur. Apakah ini bukan menjadi masalah baru? Ya seharusnya hutang itu’kan harus dibayar ya. Tetapi kalau belum cukup dananya minta tempo waktu untuk membayarnya. Percaya deh setiap masalah akan ada jawabannya, tergantung kita mau bersabar/tidak.

Jangan Iri

Salah satu yang membuat seseorang itu sulit bahagia ketika bawaannya iri saja dengan orang lain. Bawaannya pengen nyinyir terus. Entah mengapa ya saya itu tidak mengenal artis dangdut Ayu Tingting, tetapi pasca dia tinggalkan Enji suaminya, Ayu terus berjuang. Kehidupan dari orang kampung kini berubah jadi kaya raya. Apa yang tidak bisa dibeli Ayu. Saya ikut bahagia,senang saja lihat pencapaian yang telah diperoleh. Herannya diluaran sana, banyak netizen yang nyinyir. Duh..ini orang kurang bahagia ya,sampai punya waktu untuk ngurusin orang lain.

Jangan Takut

Takut iitu berpengaruh loh pada wajah dan tubuh. Saat pandemi melanda banyak orang dihimpit rasa parno yang menurut saya berlebihan. Saat pandemi lagi tinggi-tingginya saya tetap keluar rumah dengan kondisi tubuh yang sehat dan tetap Prokes saya percaya Tuhan meluputkan saya dari Covid.

Secara dewasa saya berpikir saya’kan sudah menjaga semua baik prokes maupun asupan vitamin. Tetapi kalau Tuhan mengijinkan kena,memang bisa menghindar. Mengapa harus takut?

Sama halnya ketika di tahun 2020 saya melakukan operasi pengangkatan sisa ASI yang menggumpal di payudara. Hal itu diketahui setelah melakukan check up payudara yang memang rutin dilakukan. Kata teman saya kok nekad sih periksa? Kalau tidak ada keluhan mengapa harus check up?

Bagi saya apapun hasil check up saat itu ya harus dihadapi. Lebih baik tau sekarang daripada nanti.Dan hasil dari pemeriksaan secara biopsi tidak ditemukan sel kanker ganas. Puji Tuhan operasi berjalan dengan lancar. Thanks God!

Jangan Sedih

Sedih itu wajar apalagi ditinggalkan orang tercinta, meninggal misalnya. Boleh sedih tetapi jangan berkelanjutan. Anda harus bisa move on dari kesedihan. Saya ingat beberapa waktu yang lalu saat pesan Ojek online, handphone tiba-tiba dirampas. Shock, nangis,marah, memaki tetapi saat itu saja. Esok harinya berjalan normal lagi saya sudah bisa tertawa. Karena saya pikir mau nangis meraung-raung si HP tidak akan kembali’kan…ikhlas tidak ikhlas ya harus ikhlas ya.

Jangan Dendam

Susahnya orang memperoleh kebahagiaan itu adalah rasa dendam yang tertanam dan sulit dicabut alias dendam kusumat. Yang seperti ini bahaya banget loh! mental bisa rusak. Kalau hati kotor kebahagiaan itu susah diraih. Bawaannya mau melampiaskan emosi terus.Bahaya itu!

Jangan Mengarang Cerita

Percaya gak sih kalau orang yang suka ngarang cerita hidupnya gak bahagia. Menyebar berita palsu alias hoax.Tujuannya apa supaya orang itu menderita.

Ikhlas Memaafkan

“Ya,aku sudah memaafkan”, kalimat itu sering terucap ketika seseorang menyakiti dan minta maaf. Namun seringkali itu hanya diucapkan dimulut saja bukan dari hati. Ini yang sering terjadi maaf-maaf tetapi masih mangkel di hati. Saya cerita begini karena pernah ngalami loh. Memaafkan itu hanya dimulut saja. Ternyata hati ini tidak ada damai sejahtera. Karena sejujurnya gak ikhlas memaafkannya. Sampai akhirnya dalam satu titik akhirnya saya melepaskan pengampunan, ikhlas memaafkan. Wow…plong loh rasanya. Damai banget hati ini. Bahagia?! pastinya dong…

Melihat Ke Bawah

Seringkali tuh kita manusia membuat tolak ukur dengan melihat ke atas, seperti ini yang sering diucapkan:

Enak ya hidupnya, naik turun mobil mewah

Enak ya,dianugrahi wajah cantik

Enak ya,harta melimpah,beli apa saja bisa

Dan seterusnya….kata enak diucapkan. Lalu membandingkan ke diri sendiri yang berasa kerdil. Mind set ini yang harus dirubah. Mengapa kita tidak juga melihat mereka yang kehidupannya di bawah kita,

makan seadanya misalnya pemulung

orang yang tidak sempurna secara fisik,mungkin tidak ada kaki / tangannya

orang yang tidurnya di bawah kolong jembatan karena tidak sanggup untuk sewa kontrakan

orang yang sepanjang hidupnya berbaring di rumah sakit

Nah, melihat fakta ini coba deh tanya ke diri kita,bukankah kita lebih beruntung dari mereka? bahkan mereka yang berada di bawah justru mereka bisa bahagia loh. Mengapa? karena mereka ikhlas menerima semua dariNya.

Nikmati Hidup

Orang yang bisa menikmati hidup adalah orang yang bahagia. Menikmati hidup takarannya bukanlah dari uang tetapi hati yang gembira dan sukacita. Saya punya teman, dia driver online. Istrinya meninggal,cancer. Anak 3,tinggal ngontrak. Berat banget ya hidupnya. Itu pasti penilaian setiap orang, termasuk saya. Tetapi ternyata dugaan saya salah besar.

Teman saya ini menikmati banget hidupnya dengan kesederhanaan yang dimiliki. Bahkan saya pernah bertemu dengannya di pasar kaget dekat rumah. Tau gak sih, temanku itu hanya jalan-jalan saja dengan ketiga anaknya, makan bakso. Terlihat dari wajahnya dan anak-anaknya, sumringah-bahagia.

Katanya,”aku bahagia banget bisa bawa anak jalan-jalan”. Wow…bathinku, Tuhan perlihatkan pemandangan seperti ini agar aku bisa bersyukur dan bersyukur.

Bersedekah

Percaya gak kalau kita rajin bersedekah itu memberikan kebahagiaan tersendiri pada kita yang memberi. Apalagi disaat kritis orang tersebut membutuhkan bantuan kita bisa menyisihkan rejeki,wow…bahagianya itu luar biasa loh. Bersedekah itu tidak selalu dalam bentuk uang ya. Mungkin secara uang kondisi kita belum memungkinkan, tetapi kita bisa bersedekah dalam bentuk tenaga, waktu ataupun solusi untuk mereka yang membutuhkan.

So, guys…ini versi saya loh Bahagia Itu Sederhana tanpa uang yang berlimpahpun kita bisa bahagia. Anda punya pendapat lain tentang bahagia? yuk comment disini, terimakasih. (D/s)

51 thoughts on “Bahagia Itu Sederhana”

  1. Saya sering lihat hastag #bahagiaitusederhana di dunia maya, misal saat seseorang menang suatu lomba, lalu posting pakai hastag itu 😀

    Sebetulnya poin dari bahagia itu sederhan bukan sekadar dapat sesuatu saja ya mbak, tapi lebih banyak pada penerimaan kita pada sesuatu yang hadir dalam hidup kita.

    Berhasil menyingkirkan sifat-sifat seperti iri, dendam, usil, benci, dusta, dan sebagainya, merupakan keberhasilan istimewa yang bisa membuat kita bahagia. Suatuu waktu kita berhasil melawan keinginan untuk dusta saja, kita patut bahagia dan berucap: #bahagiaitusederhana 🙂

    Nice post mbak Dennise 🙂

    Reply
    • Ha…ha…ha…aku alumni dari Kampus Tercinta (IISIP)kak. Jurnalis disebuah media yang sekarang sudah tidak ada lagi.Dibawah tahun 2000 an. Zaman dulu tidak secanggih sekarang ya.handphone juga masih pakai Nokia tebal.
      Aku dulu pernah liputan dunia malam tentang kupu-kupu malam, ngeri-ngeri sedap karena saat masuk ke night club banyak bodyguardnya.Ah kok jadi curcol ya.Sesekali mau-lah tetapi lebih ke tulisan feature ya lebih ringan kak gak terlalu memicu andrenaline ya.

      Reply
  2. Sepakat kak Dennise, bahagia itu harus diusahakan, menerima semuanya setelah diusahakan dengan kemampuan terbaik dengan membuang semua rasa iri, dengki, dendam, dkknya.
    Jika pikiran sehat, badan pun akan mengikuti dan senyum serta syukur akan mudah terucap. Bahagia tidak bisa dibeli ya, kak 🙂 .

    Reply
  3. saya pernah baca wawancara dengan psikolog Elly Risman yang bilang bahwa salah satu penyebab bunuh diri adalah Adversity Quotient seseorang

    kecerdasan untuk problem solving ini jarang dipahami orang tua

    sehingga mereka tergelincir untuk bundir ketika mendapat masalah

    Reply
  4. Mental health memang sedang digaungkan bu karena kebanyakan dari kita tidak terdidik dan terlatih untuk bisa mengenali, menerima, memahami dan mengelola setiap emosi yang memang fitrah seorang manusia. Apalagi kalo manusia hidup berorientasi pada tujuan dunia saja, semoga kita dimudahkan melalui qadarallahnya

    Reply
  5. Hidup apa adanya dan berusaha semampunya dengan tetap meletakkan Tuhan di sisi kita. InshaAllah juga jadi 2 hal yang jadi sumber kebahagiaan kita.

    Seneng baca tulisan di atas. Untuk saya pribadi, apa yang Kak Dennise tulis, mengingatkan saya untuk berpikir positif dan berada di lingkungan yang memberikan vibes yang positif juga.

    Reply
  6. Beberapa tahun silam sepertinya mall seakan jadi tempat pilihan buat mengakhiri hidup. Di Palembang juga pernah ada kasus serupa.

    Bicara soal hidup ya kita punya masalah pelik yang berbeda. Bahagia itu sederhana itu salah satu taglineku mbak hihi pas buat ungkapi rasa bahagia.

    Reply
  7. Saya jadi merasa berterima kasih kepada orang tua saya. Karena sejak kecil mereka sudah mengajarkan, kebahagiaan itu tidak diukur dari harta kekayaan. Alhamdulillah meski kami orang kurang mampu, tapi dikelilingi orang yang peduli dan mampu membahagiakan hati ini

    Reply
  8. Iri dan dendam memang pangkal derita yaa, Mba. Bila punya dua sifat itu maka kita tidak akan pernah bahagia. Semoga kita dijauhkan dari sifat-sifat jelek dan selalu diberi kemampuan untuk berpikir positif dan selalu bersyukur, amiiin

    Reply
  9. Thanks sudah diingetin loh kak Denise, jadi aku inget nih bahwa kunci untuk bahagia itu sederhana, banyak bersyukur dan iri dengki yaa

    Reply
  10. setuju bgt, banyak hal sederhana membuat kita bahagia. Sedekah yang dibahas ini semacam reminder bagi saya. Bahagia sederhana, saya aja yg mikirnya kejauhan n rumit hehe

    Reply
  11. Sedih banget aku dengar kisah si Koko mbak. Udah rugi banyak beliau. Mana istri selinhkuh, sakit, bunuh diri pulak. Harusnya beliau bisa survive saat istrinya selingkuh. Tapi ya begitulah, seperti yang mbak bilang, dia nggak sanggup menghadapi masalahnya. Semoga kita semua senantiasa dilimpahi kebahagiaan ya. Meski dengan cara yang sederhana. Aamiinn

    Reply
  12. Top tulisan ini benar-benar membuatku terpaku. Serasa lagi mendengarkan nasehat dari seseorang. Setiap orang pasti punya masalah, hanya saja cara menyikapi nya yang berbeda – beda, sepakat banget. Dan soal ikhlas memaafkan itu ga mudah memang, tapi bisa diusahakan. Bahagia kita yang cipta

    Reply
  13. Ka’ Dennise inspiratif sekali tulisan nya
    Aku setuju, bahagia itu sederhana bahagia itu Kita yg ciptakan (ini kata2 yg sering kali aku dengar)
    Selain perbanyak rasa syukur juga harus ikhlas menerima segala ketentuan dan selalu ikhtiar melakukan yang terbaik tentu nya

    Reply
  14. Aku tu sejak SD udah pernah ngeliat keluarga pakde yg suka ngehabisin duit dengan mudah ( seperti orang kaya ) padahal, duitnya hasil ngutang. Menurutku kuncinya “rasa syukur”. Gapapa punya duit dikit , duit halal & berkah, duitnya ga bakal habis-habis.

    Reply
  15. Ah, tulisannya menarik Mbak. Untuk kesekian kali ternyata jadi orang kaya belum tentu bebas dari masalah ya. Intinya dalam menjalani hidup jangan fokus pada 1 titik saja sudut pandangnya harus luas biar bisa melihat banyak kekurangan dan kelebihan

    Reply
  16. Temen keponakanku masih remaja bunuh diri mbak, kalo dilihat sekelilingnya pada sayang sama dia, tapi ya itu jiwanya labil dan sepertinya memang lonely. Semoga kita selalu bahagia dan bersyukur biar makin bertambah

    Reply
  17. Bahagia itu emang sumbernya dari diri kita sendiri kok, gak bisa ngandelin orang lain. Makanya ku suka sebodo teuing aja ma omongan orang toh yg jalanin aku sendiri.

    Reply
  18. Hidup akan terasa bahagia kalau bersyukur dan positif thinking dengan jalan hidup dari sang pencipta 😃 walaupun kadang aku kumat over thinking tapi ogah galau terlalu lama seperti beberapa tahun yang lalu

    Reply

Leave a Comment