Bersyukur, Sulitkah?

Beberapa waktu yang lalu saya menonton sebuah podcast di sebuah channel you tube seorang artis. Disini si artis mengangkat tema tentang perempuan yang menjual diri sejak SMP di usia masih belasan.

“Mengapa kamu melakukan ini?”, tanya si artis

“Faktor ekonomi kak”

“Ekonomi? memang orangtuamu tidak bekerja?”

“Kerja sih kak, tapi ayahku kuli bangunan ibu tidak bekerja sementara kebutuhanku tidak tercukupi”

“Memang kebutuhannya apa?”

“Uang jajan, handphone, baju bagus, yaaa…pokoknya banyak deh kak!”

“Sampai menjual diri begitu?”

“Tidak ada pilihan kak. Aku tidak bisa mengharapkan orangtua karena keadaan tidak memungkinkan”

“Orangtua tahu?”, si nara sumber yang hadir dengan topeng dan masker hanya menggeleng.

“Sudah takdir hidup kak!”, ujar si perempuan lirih.

Miris banget mendengarnya . Padahal cerita si perempuan itu sekolahnya tidak ada masalah, bayaran sekolah lancar, handphone juga punya tetapi memang tidak canggih. Hanya saja fungsinya masih tetap bisa dipakai untuk telephon.

Cerita itu tidak sampai disitu banyak orang tidak bisa BerSyukur dengan apa yang dimiliki, membandingkan dengan orang lain dan ingin lebih dan lebih.

Apa saja faktor seseorang tidak bisa Bersyukur?

Tidak Puas

Saya punya teman, perempuan. Wajahnya manis memang namun hidungnya tidak begitu mancung. Tetapi karena teman saya itu memiliki lesung pipi, jadi saat tersenyum tetap saja terlihat manis. Nah, ini dia orang tuh kadang tidak pernah puas ya dengan karunia yang didapat.

Teman saya melakukan operasi plastik pada hidungnya agar terlihat cantik sempurna. Namun apa yang terjadi operasi gagal, hidungnya bengkak akibat suntikan silikon yang begitu banyak. Bukannya untung yang didapat malah buntung, walaupun silikon sudah berhasil di sedot semua, namun bentuk asli hidung tidak bisa dikembalikan. Jadi cacat permanen! duh kasihan ya.

Tidak Mau Ditandingi

Ada beberapa orang yang dalam hidupnya tidak mau ditandingi dalam bentuk apapun. Artinya orang tersebut harus berada di depan alias number 1. Misalkan saja disebuah kelompok arisan / komunitas emak-emak. Si emak hadir dengan tas terbaru dari HERMES Paris. Nah ada teman yang datang dengan motif dan model yang sama. Bukannya senang, karena terlihat seperti kembar, hiks, ini malah si emak menggerutu dalam hati, “kok ada yang nyamain gue sih?”

Padahal siapa saja’kan boleh pake tas dengan merk dan model yang sama ya? tidak ada larangan. Mengapa harus tidak suka?

Coba lihat ke bawah, masih banyak orang susah jangankan memakai tas yang harga ratusan juga untuk nyambung nyawa alias makan sehari-hari saja susah, harus berjuang. Tetapi mereka bisa bersyukur.

Tidak Terima Kenyataan

Terkadang ada orang yang tidak bisa menerima kenyataan yang sudah terjadi dalam hidupnya. Kalau boleh jujur setiap manusia tentunya inginnya untung terus dalam hidupnya, diberkati dan tidak mengalami masalah. Itu maunya saya dan juga pembaca disini. Tetapi terkadang Tuhan ijinkan masalah pada ummatNya. Teman saya pernah ngalamin ini.

Suatu hari dia dibonceng motor oleh temannya dan alami kecelakaan yang mengakibatkan temannya cacat permanen dimana matanya buta karena nabrak mikrolet dan terkena serpihan kaca. Sementara teman saya ada cacatnya juga tapi tidak begitu fatal, jalannya pincang.

Setiap hari dia memaki Tuhan, tidak bisa terima keadaan. Apalagi setelah dia alami cacat pacar prianya memutuskan hubungan. Dia merasa Tuhan itu tidak adil. Melalui banyak nasehat akhirnya temanku bertobat dan ikhlas menerima keadaan.

Baca juga : Ikhlas, Mengapa Sulit?

Membuat Perbandingan

Manusia kalau selalu berbuat perbandingan itu dijamin 100% tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki. Misalkan saja suami sudah punya istri tapi karena sudah melahirkan body si istri tidak molek lagi ingin mencari istri yang cantik seperti istri temannya. Padahal belum tentu setelah nambah istri yang katanya cantik itu akan memberikan kebahagiaan. Penderitaan bisa jadi.

Ada Kesempatan

Seseorang tidak bisa bersyukur dengan apa yang dimiliki karena mempunyai kesempatan untuk berbuat yang tidak baik. Misalkan saja seorang koruptor yang melakukan korupsi. Padahal jika boleh jujur dengan harta yang dimiliki sebenarnya sudah lebih dari cukup tanpa harus mengambil uang negara. Namun karena kesempatan itu ada akhirnya di halalkan.

Bersyukur, Sulitkah?

Menurut saya tidak! Kembali lagi bagaimana kita membangun mind set rasa syukur itu di hati dan pikiran. Bagi saya syukur itu TIDAK HARUS menjadi kaya raya, cantik dan terkenal. Tapi bersyukur setiap hari yang saya lakukan adalah:

  • Bersyukur masih bisa bernapas dengan sempurna, tanpa harus dengan bantuan selang oksigen
  • Beryukur kedua kaki masih bisa berjalan dengan sempurna
  • Bersyukur mata masih bisa melihat
  • Bersyukur masih bisa makan dengan nikmat
  • Bersyukur masih bisa mendengar
  • Bersyukur masih bisa tertawa dan bahagia

Dari semua yang saya sebutkan diatas semua ini tidak bisa dibeli dengan uang ataupun harta yang dimiliki. Ini adalah hadiah terindah dari Tuhan yang diberikan pada saya. Jika akhirnya saya dicukupi secara materi itu adalah bonus dari Tuhan untuk saya.

Menurut Anda , bersyukur itu sulitkah? Comment di bawah ini ya bestie…

26 thoughts on “Bersyukur, Sulitkah?”

  1. wah kebalikan dengan kisah2 di Quora yang sering saya baca

    salah satunya tentang perempuan yang gigih ingin kuliah tapi karena keterbatasan dana, kemanapun pergi dia jalan kaki, gak pernah naik angkot apalagi transportasi online

    dompetnya lebih sering kosong, gak punya hape dan sering makan 1 imie instan untuk 2 hari

    Reply
  2. engga sih, kak..

    apalagi saat sekarang. setua ini. karena aku merasa hidupku penuh keajaiban. mudah? sama sekali engga. tapi merasa selalu dilengkapi dengan perangkat untuk bisa menemukan solusi.

    sekarang apalagi, makin berumur makin berusaha lebih ikhlas.

    Reply
  3. Menurutku bersyukur itu nggak sulit kok, tapi emang mesti dibiasakan sejak kecil sih. Menerima keadaan, menerima kekalahan, menunda keinginan, itu bisa jadi latihan sabar dan syukur yang efektif

    Reply
  4. kadang kita merasa banyak kekurangan karena satu atau dua hal, tapi kalo kita amati sekitar masih banyak yang lebih kekurangan dari pada diri kita, harusnya kita bisa belajar lebih banyak mengucap syukur atas apa yang sudah kita terima selama ini karena tuhan maha baik.

    Reply
  5. Buat saya, bersyukur dengan apa yang kita punya itu tidak mudah. Apalagi di zaman globalisasi seperti sekarang ini. Kuncinya adalah ikhlas… Ikhlas menjadi seperti yang sekarang ini. Tapi tetap berjuang dan berusaha memperbaiki diri…

    Reply
  6. Menerima kenyataan pasti hal yang sulit dilakukan. Padahal dengan menerima sebagai tanda bersyukur juga ya. dengan begitu akan banyak nikmat yang bertambah

    Reply
  7. Hidup akan damai dan bahagia jika kita terus bersyukur atas apa yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Masalah pekerjaan, rezeki, semua sudah diatur, manusia hanya bisa berusaha/ikhtiar+berdoa, selebihnya serahkan kepada Allah sebagai Tuhan yang maha segalanya,aamiin. Makasih kak sudah menulis artikel di atas. Semakin mengingatkan saya untuk terus belajar syukur dari waktu ke waktu.

    Reply
  8. Manusia memang gak akan pernah puas kalo udah mengatasnamakan gengsi. Makan tu gengsi, begitu kira2 teriakan untuk mereka.

    Syukur itu ada di hati dan pikiran, bukan ucapan. Mulut seseorang boleh bilang dia bersyukur, tapi kalo dari perilakunya tidak terlihat, ya itu mah manis di mulut saja. Kita kembali lagi ke hati kita, apakah kita sudah bersyukur hari ini? Banyak-banyak melihat ke bawah, kepada saudara yang lebih berkekurangan, itu salah satu cara saya tetap bersyukur.

    Reply
  9. Bersyukurlah dengan apa yang ada. Jika ingin lebih, ya lakukan dengan cara yang benar. Bersyukur akan tubuh yang lengkap tanpa cacat berarti mau merawatnya dengan sebaik mungkin. Tapi jangan di ubah dengan operasi plastik dan sebagainya. Kualat loh merubah ciptaan Tuhan. Karena itu udah sempurna.

    Reply

Leave a Comment