Hai bestie apa kabar….
Semoga kebahagiaan senantiasa hadir di tengah-tengah kita ya. Aku mau tanya deh disini siapa disini yang dulu masa kecilnya suka nulis curahan hati di buku diary? diangkatan generasi kelahiran tahun 70-an hal ini menjadi kebahagiaan sendiri mengungkapkan perasaan di buku diary.
Aku ingat dulu ya buku diarynya pakai kunci dan gembok. Dengan tujuan tidak ada yang bisa baca alias kepoh mau tahu isi dalamnya, he…he…he…
Zaman itu umumnya yang punya buku diary rata-rata perempuan. Sepertinya yang aku lihat kalau pria tidak (mungkin jarang) memiliki buku diary. Mungkin karena pria lebih suka to the point mengungkapkan isi hatinya ya. Beda dengan perempuan yang lebih zaman berbagi cerita di buku diary.
Masih ingat banget saat di SMP aku nulis dibuku diary, kurang lebih seperti ini kata-katanya,
Diaryku…
Mau cerita nih. Ada pria yang suka aku. Namanya Sanusi. Dia kelas 2, kakak kelasku. Bagaimana ya…ah aku kok gak tenang ya. Setiapkali bertemu mengapa jantung berdegup kencang. Dag dig dug gitu. Wajah memerah, apa itu namanya jatuh cinta ya…
Ahai! alai banget deh saat itu bestie
Setiap ungkapan hati aku tulisnya di buku diary itu. Ada kepuasan tersendiri. Zamanku tuh sepertinya memang untuk curhat ke orangtua, kakak ataupun teman memang tidak zaman ya seperti sekarang ini. Yang curhat bisa ke siapa saja bahkan ke media sosial juga bisa.
Tahu gak bestie,
Itu namanya kunci buku diary aku bawa kemana pergi. Masalahnya didalamnya’kan lengkap banget rahasiaku. Semua ungkapan hatiku tercurah disana. Bahkan rasa kesalku pada orangtua dan juga kakak kutumpahkan disana. Sampai akhirnya suatu hari kunci buku diaryku tercecer di lantai.
Akupun tidak menyadari kalau kunci itu tidak ada di tempat biasa aku nyimpan. Dan akhirnya diluar keinginanku (tentunya) di sidanglah yang namanya si Dennise itu. Ibu dan kakakku benar-benar mencecerku dengan berbagai pertanyaan yang menyudutkan.
Jadi kamu sudah pacaran?
Dimana rumah si Sanusi itu?
Kamu itu masih anak-anak, kakak saja belum punya pacar
Benar-benar tersudut banget. Gara-gara mereka baca buku diary. Merasa seperti dikuliti.
“Siapa yang pacaran lagi kakak? aku ditaksir bukan menaksir”, belaku.
“Dengar ya dek kamu masih piyek. Gak boleh pacaran dulu, bahaya!”, nasehat kakak. Aku diam saja. Zaman aku memang anak-anak remaja jarang membantah. Beda dengan anak sekarang yang kalau dinasehatin banyakkan bantahnya daripada
Tetapi kondisi saat itu memang sangat amat tidak nyaman. Karena semua isi hatiku baik suka maupun duka diketahui. Kalau ingat cerita itu suka tawa sendiri. Konyol memang ya.
Nah itu’kan cerita jadul ya tentang buku diary.
Seiring perkembangan zaman di tahun 2015 mulailah aku mengenal blog. Itupun secara tidak sengaja dari seorang teman wartawan yang kebetulan kami dulu kuliah satu almamater Kampus Tercinta, IISIP.
“Dennise blogmu apa?”, tanya Anton temanku.
“Blog?! maksudnya blog rumah? aku tinggal diperkampungan, gak ada blog rumah”
“Ya ampun…ketinggalan zaman banget sih elu. Blog itu semacam buku diary pribadilah, rumah kita. Disana kita bebas menulis tentang apa saja”
Lalu Anton memberikan penjelasan detail dan beberapa jenis blog yang bisa jadi referensi untuk aku baca.
“Iih keren-keren banget. Btw bagaimana cara buat seperti ini. Aku gaptek banget nih”
Rada gemes juga si Anton karena aku tidak melek teknologi banget. Akhirnya Anton memintaku untuk aktifin facebook dan memfollow beberapa temannya yang banyak menjadi blogger. Salah satu teman yang aku follow adalah Alaika Abdullah. Tentang wanita cantik dari tanah Aceh ini memang bukan wanita biasa. Blogger Perempuan ini cerdas dan tahu banyak tentang seluk beluk dunia digital.
Rasa keingintahuanku tentang beliau begitu besar. Ternyata Kak Al begitu aku biasa menyapanya mulai menulis di blog sejak 2009. Sekitar 13 tahun yang lalu. Tentunya pengalamannya sudah sangat banyak. Dan paham banget istilah yang sering dipakai seperti SEO, DA/PA dan berbagai hal lainnya. Aku juga baru tahu kalau untuk mendapatkan job seorang blogger itu seringkali diminta oleh agency untuk memiliki DA yang tinggi.
Apalagi persaingan blogger kesininya makin terasa. Blogger yang muda-muda makin menjamur. Biasanya mereka orang muda lebih melek teknologi dan cepat pahamnya digitalisasi. Beda nih dengan aku yang usianya sudah 40++. Ibaratnya pentium, kalau yang muda pentium 5 aku masih menuju 2 jadi tertinggal jauh.
Untuk itu aku mengikuti Instagram dari kak Alaika. Disini beliau banyak membagi banyak ilmunya. Termasuk ketika beliau hadir sebagai Narasumber Literasi Digital secara zoom. Aku langsung mendaftar sebagai peserta. Wow luar biasa wawasannya. Bagaimana kejahatan cyber yang sekarang ini marak terjadi. Disini diceritakan bagaimana orang-orang pintar (dan belajar menjadi pintar untuk sebuah kepentingan)
Kejahatan siber itu adalah tindakan kriminal yang dilakukan di dunia digital, dengan memanfaatkan kecanggihan komputer, internet, mau pun alat TIK yang lainnya (Alaikah Abdullah)
Sekarang teknologi digital tidak saja dalam genggaman pria wanitapun bisa menguasai. Bahkan berdiri sejajar sebagai narasumber seperti kak Alaika Blogger Perempuan, hebat euy!!! (D/s)
http://slkjfdf.net/ – Udosaqtuc Ikamooye jsp.milt.dennisesihombing.com.xlh.xt http://slkjfdf.net/