Foto: Pixabay
Selamat pagi, apakabar…
Aku Dennise mau cerita tentang pekerjaan. Nah saat tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) orangtua menginginkan aku lanjut ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan harapan setamat SMK bisa langsung kerja. Apalagi orangtua juga belum bisa memastikan apakah setamat SMK aku bisa lanjut kuliah.
Dasar aku ya, memang sejak awal sudah kekeuh mau ke SMA. Kalaupun orangtua tidak ada biaya untuk kuliah aku bisa kerja freelance yang tidak terikat. Entah mengapa ya aku kurang sreg sekolah kejuruan yang ada di zamanku. Seperti SMK jurusan tata boga (aku mana suka bidang memasak, masak air saja gosong karena lama ditinggalkan), tata busana. Ini lagi bidang kewanitaan yang memang aku kurang begitu suka. Padahal ibuku seorang penjahit yang cukup dikenal dilingkungan tempat tinggal kami.
“Dengan kamu sekolah di SMK kamu bisa langsung kerja, mandiri. Atau terusin usaha ibu menjahit”
“Gak mau ah bu! Ibu kan tahu pasang kancing baju saja gak berhasil. Apalagi kerjain yang lebih sulit. Aku gak mau sekolah SMK bu. Aku mau ke SMA saja, siapa tahu ada rejeki bisa langsung kuliah tapi kalaupun gak kuliah aku bisa kok kerja freelance”, ucapku percaya diri.
Karena aku kekeuh mau ke SMA, akhirnya setamat SMA lanjut ke Sekolah Menengah Atas Katolik Mardi Yuana di Depok. Nah setamat SMA aku coba tes ke beberapa universitas negeri, tapi sayangnya dewi fortuna belum menghampiriku. Nah, untuk kuliah di swasta lumayan mahal. Apalagi saat itu 2 kakakku masih kuliah juga.
“Bu, aku tidak lanjut kuliah ya! mau langsung cari kerja saja”
“Memang bisa tamat SMA cari kerja?”
“Ya diyakinkan saja bu. Yang penting’kan niat dulu”, ujarku optimis.
Nah, di zamanku tahun 90-an melamar kerja masih melihat dari iklan koran. Biasanya aku lihat di koran Kompas Sabtu dan Minggu yang memang banyak memuat lowongan kerja.
Sampai akhirnya sebuah perusahaan plastik yang berkantor di jalan Jembatan Besi, Jakarta membutuhkan “Receptionist” syaratnya :
- Tamat SMA
Perempuan/ berpenampilan menarik - Usia 20-25 tahun, mahir menggunakan komputer
- Walk in interview (interview langsung)
Entah mengapa ya aku begitu PD alias percaya diri ketika membaca syaratnya. Rasanya aku bisa deh. Kalau gak dicoba, gak tahu kita mampu bisa atau tidaknya.
Jujurly sih, namanya fresh graduate from SMA jadi belum pernah bekerja. Ketika di interview oleh HRD ditanyakan,
“Bisa menggunakan komputer? menerima telpon masuk dan menyambungkan telpon keluar?”
karena ingin bekerja aku PD saja mengangguk. Tapi konyolnya aku minta dicontohkan bagaimana caranya menerima telpon masuk, sapaannya gitu loh. Ha….ha…ha….
Untungnya itu HRD (kebetulan pria) baik ya. Mau kasih contoh. Ya, sekolah di SMA mana ada belajar seperti ini kan. Alhasil aku diterima bekerja loh!
Kalau ditanya seperti apa sih tips melamar kerja agar diterima?
Lengkapi Syarat
Foto: pixabay
Ini penting sekali. Sesuaikan syarat yang diminta. Kalau bisa syarat yang diminta nilai Anda lebih. Misalkan saja syarat minimal S1, Anda S2. Minimal pengalaman 3 tahun, Anda 4 tahun. Dengan kelebihan yang dimiliki memungkinan peluang kesempatan kerja lebih terbuka. Dan tentunya semua syarat yang diminta harus terpenuhi.
Percaya Diri
Foto: Penampilan menarik & percaya diri itu penting ya
Ini modal penting untuk melamar kerja, mengapa? karena ini merupakan suport untuk Anda secara pribadi. Kalau belum apa-apa Anda sudah ciut nyali, lebih baik tidak usah melamar. Anda harus yakin dulu bahwa Anda tepat untuk mengisi posisi tersebut.
Berdo’a
Percaya diri wajib, berdo’apun wajib. Karena tanpa do’a sia-sia usaha kita. Andalkan DIA, Sang Pencipta untuk membukakan pintu rejeki
Oh ya terkadang nih kita juga butuh refreshing ya. Sambil nunggu lamaran kerja dipanggil, boleh nih dengaran lirik lagu shinbi house versi bahasa Indonesia dari Nala Studio.
So, semangat ya untuk melamar pekerjaan. Selalu optimis, kalau rejeki gak kemana. Semangat ya (D/s)