Dunia Ini Panggung Sandiwara, Setuju?

 

Foto: Bahagianya saya bisa bermain film

Hai, hai, hai…

Disini siapa yang pernah mendengar lagu berjudul Panggung Sandiwara? Lagu yang dipopulerkan oleh grup band God Bless dengan vokalis Ahmad Albar yang liriknya

Dunia ini panggung sandiwara Ceritanya mudah berubah Kisah Mahabrata Atau tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu peran yang harus kita mainkan
Ada peran wajar Dan ada peran berpura-pura
Mengapa kita bersandiwara? Mengapa kita bersandiwara?
Foto: Berita Baru
Peran yang kocak bikin kita lapar-bahak Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang Dunia ini penuh peranan Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
Mengapa kita bersandiwara? Mengapa kita bersandiwara?
Peran yang kocak bikin kita lapar-bahak Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang Dunia ini penuh peranan Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
Liriknya sangat menyentuh banget ya sahabat.
Coba deh sama-sama kita renungin kalimat per kalimat. Seperti menggambarkan keadaan sekarang ini. Padahal lagunya dipopulerkan tahun 1973
Ada peran wajar Dan ada peran berpura-pura
Mengapa kita bersandiwara? Mengapa kita bersandiwara?
Hmm, manusia sekarang mengapa mudah sekali ya bersandiwara dalam kehidupan nyata. Ada 2 cerita miris yang saya ikuti terjadi di bulan Oktober ini. Kisah pertama anak DPR Ronald Tannur yang pura-pura menangis histiris ketika tahu sang kekasih Dini meninggal.
Penonton sempat bergurau dengan kesedihan dimana Ronald begitu terpukul ketika sang kekasih meninggal didepan matanya. Tapi siapa sangka kalau itu hanya sandiwaranya si Ronald saja. Karena yang sesungguhnya, justru karena ulahnya melakukan kekerasanaan dengan memukul botol minuman ke kepala Dini, menendang, melindas yang justru menyebabkan DIni meninggal.
Bukan hanya cerita Ronald yang bersandiwara. Ada cerita lebih sadis lagi Kasus Pembunuhan di Subang, Jawa Barat 18 Agustus 2021 lalu. Di mana ditemukan ibu (Tuti ) dan anak (Amaliyah) mati membunuh bersimbah darah. Ditemukan oleh ayahnya (Yosef) jam 6 pagi sepulang dari rumah istri keduanya Mimin.
Yosef, langsung sigap melapor ke polisi. Wajahnya terlihat sedih sekali, terpukul kehilangan 2 perempuan tercinta dalam kehidupannya. Para Saksi di periksa. Termasuk Yossef, Mimin dan 2 anak Mimin dari pernikahan terdahulu.
Polisi sepertinya cukup mengalami kesulitan mendapatkan siapa pembunuhnya. Anjing pelacak sudah dikerahkan, namun sulit terungkap.
Foto: detik.com
Sampai akhirnya,
Medio Oktober, Moh.Rhamdanu alias Danu datang ke polisi menyerahkan diri sebagai justice collaborator. Mengakui semua kesalahannya. Danu hadir sebagai saksi pembunuh. Siapa yang melakukannya?
Ternyata eksekutornya adalah Yosef, suami dan ayah kandung Amalia bersama Mimin dan anak-anaknya.
Sadi?! sangat!
Seorang suami dan juga ayah sanggup melakukan pada darah dagingnya sendiri. Sampai berita ini diturunkan polisi masih mencari tahu motif pembunuhan.
Hidup ini panggung sandiwara, seperti cerita drama Korea yang sering saya tonton. Oh ya saya sangat terbantu ulasan blog drama Korea terbaru dari Teh Lendy. Si teteh ini sangat konsen membahas di blognya tentang drakor.
Tidak hanya drakor yang dibahas penyanyi asal Korea, penyanyi Kpop juga dibahas. Weleh-weleh, keren banget deh. Anak-anak saya dirumah termasuk gandrung dengan penyanyi Kpop-nya Korea.
Ke em bali lagi ke sandiwara,
Saya termasuk seorang yang suka bermain drama. Entah mengapa dunia panggung ini sangat menyenangkan sekali. Apalagi jika saya bisa memainkan beberapa tokoh yang bukan diri sendiri dan berhasil, wow itu kebahagiaan sendiri.
 Bersama pemain & kru
Sejak Agustus lalu saya bermain di film pendek NGIDAM, berperan sebagai Mak Romlah. Perempuan Betawi yang nyablak. Untuk menjadi tokoh itu saya melakukan observasi emak Betawi yang ngomongnya nyablak (ceplas ceplos) dan cepat. Sebagai perempuan Batak tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Puji Tuhan, alhamdulliah berhasil. Dan rencananya film NGIDAM akan diputar di Festival Film Week 26 Oktober 2023 mendatang.
Hobi itu memang menyenangkan jika dikerjakan dengan hati yang gembira. Dan bagi saya ini sebuah pencapaian diusia yang tidak muda lagi, bisa menunjukkan bakat di panggung bahagianya luar biasa.
Tapi kalau ditanya, Dennise hidup bersandiwara bisa?!
Sulit ya. Sebagai pribadi yang tidak bisa basa-basi dengan orang lain, sulit bagi saya berpura-pura. Semisal pura-pura ramah, padahal saya sedang kesal dengan orang tersebut. Pastinya saya akan menunjukkan rasa tidak suka. Bagi saya, kenapa juga harus pura-pura.
Tapi memang tidak semua seperti saya. Ada juga yang banyak bersandiwara dalam menjalankan hidup. Hmmm, kembali lagi ya kepada diri sendiri. Karena prinsip saya hidup bersandiwara, dikirimkan juga akan ketahuan cepat / lambat. Bagaimana pendapat kalian? tulis chat di kolom komentar ya (D/s)

1 thought on “Dunia Ini Panggung Sandiwara, Setuju?”

  1. Shock banget aku sama kasus yang diceritakan ka Dennise.
    Memangnya manusia itu bisa jadi makhluk yang paling mengerikan daripada hantu yaa..
    Psiko banget tuh keluarga yang tega banget membunuh anak dan istrinya. Kalo gak suka, kenapa masih dipertahanin yaa..??

    Memang semua keadaan di dunia gak ada yang bener-bener ideal.
    Sehingga terkadang, kita perlu menggunakan topeng dimana kita berada. Semoga sandiwaranya gak dapet peran antagonis yaa.. hIhih..

    Haturnuhun, ka Dennise.

    Reply

Leave a Comment