
Hai bestie,
Apa kabarnya… semoga semua dalam keadaan sehat walafiat ya. Oh ya disini siapa yang punya banyak grup WA, lebih dari 30, 40 bahkan diatas 50. Aku termasuk yang diatas 50. Banyak banget Dennise, pentingkah semua? ya, rata-rata penting sih.
Ada grup keluarga, ini cabangnya juga banyak. Keluarga dari papaku dengan anak, cucu mantu. Keluarga dari mamaku lengkap dengan anak, cucu dan mantu. Belum lagi grup sekolah. Mulai SD, SMP sampai kuliah. Lanjut lagi grup kantor lama, grup hobby, grup gereja dan yang paling banyak banyak grup komunitas blogger. Ah serunya disini. Gak jauh membahas tentang tulisan, bagaimana menampilkan performance blog menjadi menarik dan tentunya job. So tentunya sayang ya kalau keluar dari grup komunitas blogger karena banyak informasi yang sayang kalau dilewatkan.
Nah ada cerita seru juga nih di grup WA. Waktu itu di grup teman SMA yang panteran usianya tentunya sama dong denganku 40++ . Jadi salah satu teman ada yang membahas mengenai anak yang nakal. Macam-macam yang dibahas. Ada kenakalan anak masih TK, SD bahkan ada juga nakalnya anak kuliah.
“Kalau anak masih TK banyakan nakalnya rusakin barang dan nangis minta jajan. Tapi kalau kuliah nakalnya cukup tarik urat ya”
“Ah betul anak mahasiwa kalau kita gak pintar tarik ulur bisa capek hati menghadapi sifatnya”, timpalku.
Oh ya, di grup teman SMA kita tuh sering saling bersahut-sahutan. Ada 10 orang yang aktif ngobrol (termasuk aku) salah satunya Iie, temanku. Pokoknya disetiap pokok pembicaraan dia pasti nimbrung.
“Hai jeung Iie, apa kabar dengan anak-anakmu. Senakal anakku jugakah?”, tanyaku
Iie tidak menjawab dia hanya kasih emoji senyum saja.
“My bestie, besok kita kumpul cantik yuk di kedai kopi dekat rumahku. Kebetulan baru buka banyak promonya”, tiba-tiba temanku Sarah nyeletuk di grup WA.
Namanya perempuan ya dengar kata promo langsung semangat 45. Semula ngomongin kenakalan anak-anak berubah topik pembicaraan ke kopi. Singkat cerita disepakati kami (kebetulan) para perempuan 8 orang yang mau kumpul. Para prianya males ya. Mungkin pikir mereka si pria, kalau ngobrol dekat “pere” heboh en banyak bumbu gosipnya, he…he…he…ada benarnya juga.
Namanya perempuan kalau sudah ketemu ya rame ya yang di obrolin. yang ngobrol 8 orang seperti se RT lagi ngumpul arisan, rame banget suaranya.
“Iie, elu gimana anak-anak kabarnya. Sama nakalnya kaya anak gue gak?”, tanyaku pas kita sama-sama menikmati hot capucinno
“Anak yang mana Dennise?”, IIe balik bertanya
“Ya anak dikaulah”
“Nys, elu tuh ya nanya dulu si IIe udah berkeluarga / belum, jangan tanya anak”, timpal Sarah
“Eh maaf, maaf asli gue gak tahu. Gue pikir IIe udah berkeluarga. Secara kita udah 25 tahun lebih gak ketemu cuma ngobrol di WA jadi gak tahu infonya”
“Gue belum berkeluarga bu dan sepertinya tidak akan berkeluarga deh bu”, ucap IIe
“iih jangan ngomong gitu atuh! Kita’kan tidak tahu kapan datangnya jodoh terbaik dari Tuhan”
“Betul, cuma gue gak mau nikah saja. Apakah ada kewajiban setiap perempuan dewasa menikah? Adakah hukumnya jika tidak menikah”
Nah loh! belibet deh urusannya, pake bicara hukum. Urusannya pasal nih, secara aku gak paham.
“Non (nona dalam bahasa Ambon untuk sebutan yang masih single) ini gak ada hubungannya dengan hukum. Pendapatku berumahtangga ada kebahagiaan tersendiri. Punya keluarga, saling melengkapi. Apalagi jika sudah dikaruniakan anak-anak, komplit kebahagiaannya”
“Rasanya berkeluarga itu tidak jaminan deh untuk memperoleh kebahagiaan. Banyak yang berumahtangga hanya topeng saja terlihat harmonis tetapi didalamnya sudah bobrok. Suami istri diam-diaman. Bahkan lebih parah lagi sudah tidak ada rasa cinta lagi hanya demi anak saja dipertahankan. Kalau bicara anak, aku sudah punya banyak ponakan yang aku sayangi dan mereka juga sayang sama aku. So hidup sebagai single itu happy kok. Sumber kebahagiaan itu bukan ada dari berkeluarga/ tidak. Bahagia itu kita yang ciptakan”
Baca juga: Menghormati Sebuah Keputusan
Ada benarnya yang diucapkan Iie. Kebahagiaan itu kita yang ciptakan bukan berprinsip karena ada pasangan / anak. Cerita Iie yang belum berkeluarga , aku tidak nyaman kalau untuk bertanya langsung ke orangnya. Walaupun ada rasa penasaran juga. Mengapa perempuan secantik Iie dan berkarir belum menikah. Apakah karena memilih-milih, trauma atau pria takut menghubunginya?
Selidik punya selidik ternyata Iie pernah semacam “trauma” untuk menikah. Pernah baju pengantin sudah dibuat ternyata calonnya ke cantol janda kaya raya yang lebih tua. Pernah juga menjalin cinta dengan pria ternyata hanya dimanfaatin uangnya saja. Beberapa kali mengenal pria membuatnya tersadar bahwa tidaklah mudah mencari pria baik, pria iseng banyak.
Aku jadi ingat tulisan blogger senior Maria G Soemitro yang biasa dipanggil ambu. Di blog beliau membahas tentang Get Spirit! Karena Bahagia adalah Pilihan. Ya setuju banget ambu namanya bahagia itu adalah pilihan. Semua orang berhak untuk menentukan bahagianya. Banyak orang yang merasa bahagia jika banyak uang. Tidak punya banyak uang tidak bahagia.
Baca juga: Uang: Berkah Vs Musibah?
Menurutku ini pendapat yang tidak bisa dibenarkan secara keseluruhan. Memang untuk menunjang kehidupan ini kita butuh uang. Untuk makan, sekolah, kehidupan sehari-hari. Tapi terkadang uangpun bisa menjadi bumerang dalam kehidupan. Apalagi di zaman sekarang banyak orang tidak mau susah maunya instant saja mendapatkan uang dengan menghalalkan segala cara. Yang akhirnya malah berujung dengan tindak kriminal. Seperti cerita para pelaku pembunuhan Brigadir J yang diiming-imingi Fredy Sambo sejumlah uang yang menggiurkan. Sepeti supir pribadi Sambo Kuat Ma’ruf yang katanya dijanjikan 500 juta. Uang memang seringkali membuat manusia tidak takut DOSA dan LUPA TUHAN.
Baca juga: Ada Apa dengan Putri Sambo? Mengapa Pelit Bicara?
Kembali kecerita bahagia,
Bagi seorang Dennise Bahagia itu Sederhana. Tidak perlu uang yang banyak. Nonton Drama Korea saja aku sudah bahagia. Nah sebelum nonton drama korea aku biasanya mampir dulu ke blognya ambu Maria yang banyak mereview sinopsis drakor. Disini lengkap banget loh bestie sinopsisnya. Semua genre ada, drama komplik keluarga, percintaan remaja, bahkan yang suka cerita ada horornya juga ada loh. Seperti drakor yang berjudul My Name (Drama Korea) Manisnya Balas Dendam yang ditulis ambu di tanggal 5 Februari 2022 yang lalu. Terkadang untuk melampiaskan rasa dendam itu dengan kemarahan yang menggebu. Tetapi bagaimana cara manisnya balas dendam….so baca deh sinopsisnya biar tidak penasaran.
So untuk menjadi bahagia itu ternyata sederhana ya. Bukan juga harus menikah menjadi bahagia, Anda yang singlepun bisa bahagia karena bahagia itu kita yang ciptakan bukan orang lain (D/s)
Kalo grup WA banyaaakkk gitu, biasanya rentan “salah kamar” ya kak 🐱
Nah ini bisa jadi artikel baru tuhhh, pengalaman salah kamar WA grup qkqkkqkqk
Btw, aku jg demen review DraKor ala ambu. Kecee beuds
Kalau ambu Maria memang jagonya deh review drakor. Sering mbak Nurul salah masuk kamar,parah deh,hiks
terimakasih Mbak Dennise, udah mengapresiasi blog dan tulisan saya
saya suka banget dengan tulisan2 Mbak Dennise yang “perempuan” banget
renyah, gembira dan memberi semangat ketika kita mendapat musibah
selalu sukses ya,
love… love
Love too ambu sayang
Benar sekali kak Dennies
Namanya juga hidup, pasti kita dihadapkan dengan banyak pilihan
Termasuk dalam relationship
Yes banget kakak
Definisi kebahagiaan masing2 org beda2. Memang mesti kita sendiri yg mencari tau, apa yg bikin kita happy. Dan gak usah pusing org lain mau omong apa 😉
Thanks buat postingannya ini 🙂
Terimakasih kembali
Kehidupan merupakan yang mesti kita jalankan, memang kita harus memilih jalan mana yang terbaik untuk kita termasuk relationship, sukses selalu …..
Terimakasih mak Sum
Menikah bisa dikesampingkan. Tapi saya gak yakin kebutuhan biologis apa masih bisa dikesampingkan juga? Menikah hanyalah seremonial, karena pada dasarnya, kodrat manusia dan mahluk hidup memang berpasang pasangan untuk melahirkan keturunan.
Hmmm…
benar, Mba. Menikah bukan berarti bahagia dan sebaliknya single bukan berarti menderita. Menikah atau tetap single adalah pilihan masing-masing orang yang harus kita hargai
Yes banget kakak
Setuju sekali, kak Dennise.
Kita sering menyalah artikan makna kebahagiaan. Namun sejatinya bahagia memang bisa dirasakan menggunakan hati Sedangkan uang menjadi sarana untuk bahagia. Kalau gak ada uang, agaknya jadi bingung juga kalau mau bahagia yaa..
Huhu…semoga semua yang ada di dunia ini bisa seimbang baik berkah berjalan seperti kehendakNya.
Betul teh Lendy penting adanya keseimbangan
Kak Dennise ini bikin aku salut.
Kisahnya selalu bisa diambil pelajaran bagi pembaca dan reframming dalam mengangkat kisah kehidupan ini, gak mudah.
Karena meskipun banyak orang yang memiliki nasib yang sama dengan kisah kak Dennise, namun dengan kondisi dan latar belakang masing-masing orang, maka bisa jadi banyak orang yang menjadi kurang bersyukur atas apa yang terjadi padanya.
Terimakasih teh Lendy
Selalu bahagia kak Denise
Intinya bahagia Kita bukan kata mereka
bahagia itu sederhana Bukan juga harus menikah menjadi bahagia
Betul banget Utie
kebahagiaan itu kita yang ciptakan, hasil fikiran dari beragam pengalaman hidup. kalo kebahagiaan berasal dari fikiran orang lain akan terasa sesak menjalani hidup. menikah atau single itu pilihan
yes setuju kakak
Bahagia tiap orang beda2 ya mbaa. Tapi aku pernah merasa bersalah nanya, aku kira orang tsb udah punya anak ternyata itu ponakannya. Dan beliau belum berkeluarga..
Kakak aku blum nikah,laki-laki. Smoga dia jg bahagia. Amiin.
Iyaya ada yg udah berkeluarga tapi nggak bahagia. Moga kita selalu menemukan kebahagiaan ya mba^^
Yes bahagia itu kita yang menentukan
iya mak, kita kadang ga tau ya ‘kisah’ hidup temen kita yang udah lamaaa banget ga ketemu. Kadang mikirnya ya kisahnya sama aja sama kita, tapi ternyata ada bberapa temen yg hidupnya berkelok2 jalan ceritanya. Buat perempuan, memang pasti pertanyaan umum banget udah nikah/belum, punya anak/belum. Nice story mak.
Thanks mom Tetty
Dennise!
Menciptakan bahagia tentu beda dengan bahagia itu sederhana. Sederhana ala kita (gue elo end qiqiqi) beda dengan bahagia konsep Giselle, Nagita Slavina bahkan temanmu IIE
Aku pernah loh ada di titik tanya yang sama. “Apakah ada kewajiban setiap perempuan dewasa menikah? Adakah hukumnya jika tidak menikah? Apakah berdosa jika memilih untuk tidak menikah?”
So proud of your bestie, Iie karena berani memilih.
Mengulas tentang ambu jadi tambah kagum dengan sosok beliau.
Setuju sama ambu, kisah dan tokoh perempuan yang sering Dennise angkat di tulisan memang banyak dari kisah nyata, tokohnya beneran ada bukan fiktif – hanya menyamarkan nama. Kadang malah terheran heran, lah kok di dunia nyata itu lebih kejam dan lebih drama ya?
Ha…ha…ha…dunia nyata itu memang kejam mom Tanti gak kuat kita bisa ambruk
percaya ngga percaya, kehidupan ini sudah ada skenarionya ya mba. Dan you’re right…kita punya hak untuk bahagia dan kita bisa mewujudkannya. Semua pilihan yang kita ambil tentunya perlu memperhatikan kebahagiaan kita yaa mba
Setuju banget kak Indah
Memang yang namanya pilihan hidup harus kita sendiri yg memutuskan, jgn sampai untuk menyenangkan orang lain kita jd salah jalan ya
Betul banget kakak
Aku masih melajang dan pernah ditanya juga soal anak. Dulu ya ngomel, sekarang lebih santai. Bahagia kan kita yang rasa. Nikah, belum atau bahkan milih jadi single, gak masalah
Yes.Single beban pikirannya tidak seberat yang berkeluarga.Karena berkeluarga complecated masalahnya
Kakkk Dennise saya selalu sukaa mlipir di sini, soalnya yang di tulis relate banget dengan kehidupan nyata.
Semangat selalu ya kak Dennise, saya sukakk 🙏
Terimakasih mbakyu ku
Hai, kak aku setuju si bahagia tuh sebenarnya bahagia asal nggak sering-sering membandingkan sama kehidupan orang lain si menurutku. Setiap pilihan hidup orang juga aku nggak mau ikut campur asal nggak jadi menyalahkan pilihan orang lain yang berbeda sama kita.
Betul banget
Saya bisa dibilang menikah di usia yang sangat dewasa yakni 31 tahun. Saat itu sampai sempat terpikir apakah takdir saya akan melajang hingga akhir hayat sebelum akhirnya dipertemukan dengan pasangan. Setelah menikah akhirnya sadar kalau dunia pernikahan itu penuh warna dan kadang ada masa saya merasa hidup sendiri itu kadang lebih menyenangkan. Hehe
He…he…he…warnanya pelangi ya kak
Sepakat mba… Ada beberapa temanku yang memilih single dan ga menikah. Mereka tetap bahagia. Semoga kita semua bahagia bagaimana pun kondisi dan pilihan hidup kita ya. Aamiin…
Amin
Pernah mengalami posisi kayak Lie. Iya, trauma akan percintaan itu bikin ngeri juga. Dikecewakan, dimanfaatin duitnya, itu nyesek banget.
Mending milih jomblo tapi bahagia. Masa itu pun saya bisa menjadi diri sendiri. Menggali potensi diri untuk berkarya.
Dan ya, bahagia itu adalah pilihan. Kita bebas memilih mana yang terbaik dan membuat diri kita bahagia.
Yes setuju banget
Ini bahasan selangkah di belakang childfree yaa, kan sebelum membahas anak, di kita biasa membahas pernikahan hehehe.
Saya termasuk orang yang netral terhadap pilihan single maupun childfree. Kebahagiaan masing-masing orang memang berbeda-beda. Kita tidak bisa memaksakan “ukuran sepatu” kita ke orang lain. Kalau kita bahagia dengan pernikahan kita, belum tentu orang lain menginginkan kebahagiaan dalam bentuk yang sama.
Semenjak menyadari ini, saya hampir tidak pernah lagi bertanya “kapan merid” atau “sudah isi?”
Betul kakak.Terutama pertanyaan kapan maried & sudah isi? tabu juga untuk ditanyakan terkadang ini sering ditanggapi sensitif
aku sepakat banget mba kalau bahagia itu pilihan
dan aku yang dulu masih berpikiran bahwa menikah berkeluarga punya anak itu bahagianya seorang wanita belakangan gak sepenuhnya bener sih karena nyatanya banyak jg termasuk di sekeliling aku temen2 wanitaku yang memilih bahagia meski tidak atau belum menikah.
aku yg dulu gemar menjodohkan, mengenalkan, jd mak comblang sekarang mulai ngerem… hmm jangan2 memang ybs memilih utk tdk menikah
Iyap betul banget nih, pilihan bahagia itu tak bisa disamain sama orang lain, begitu juga antara single or wedding kacamata orang berbeda beda i’am agree 👍 yang penting kita menciptakan kebahagiaan itu tanpa merampas kebahagiaan orang lain
Setuju banget menciptakan bahagia tanpa merampas kebahagiaan orang lain
Yes setuju banget
He he he
yup bahagia itu pilihan ya mba, selama gak ganggu orang lain & seusai norma, orang mau ngomong apa juga abaikan saja 🙂
Ah betul sekali kakak tidak ganggu orang lain
Aku punya grup wag drakor lho kak
Kami sama sama suka drakor dan literasi, akhirnya bikin website Drakor Class deh
Wow keren kak punya grup DraKor
Setuju bangt ya kak bahagia itu sederhana Dan Kita yg tentukan sendiri dengan menikah lagi atau tidak yang pasti bukan mencari bahagia untuk menikah
Sehat2 kak
Sehat selalu juga Utie &family
Grup WAku juga banyak Mba Denise. Hehe … Kadang sungkan nanya kalau sama yang masih single sementara Kita udah punya anak. Menurut saya jauh di lubuk hatinya pasti inginlah punya pendamping, hanya saja kalau belum ketemu yang cocok ya gimana lagi.
Betul.Memang tidak mudah untuk mencari yang cocok
Banyak alasan org memilih menikah atau single. Kalau aku pribadi menghormati pilihan2 itu, asalkan orgnya gak ikut “mengkampanyekan” atau “maksain” ke org kalau pilihannya yang paling betul aja hehe.
Tapi ya bener sih jodoh di tangan Tuhan, manusia tu kadang suka berubah pikiran, siapa tau ada jodoh yang tepat buat temannya ya mbak. Kan hanya Tuhan yang tahu dan mengatur 😀 .
Setuju banget mom April
Betul banget, Mba Denise. Bahagia bisa dari mana saja. Asalkan jangan menyakiti orang lain karena nanti jadi gak bahagia.
Betul Mba Dennise, mau menikah ataupun single semuanya tergantung pilihan masing-masing. Pilihan ini tentunya memiliki alasan dan kondisi tertentu. Kita saling menghargai saja kondisi seseorang.
Baca artikel ini jadi kangen sama anak-anakku yang saat ini pada mondok, kangen peluk-peluk dan keruntelan bareng lagi seperti saat mereka masih kecil dulu. 🙂
Semua orang punya pendapat masing2 tentang sebuah nilai, termasuk seorang yg memilih single atau berkeluarga. Jadi menurut saya hargai saja pendapat setiap orang tanpa perlu bertanya alasannya .
menikah atau single itu memang harusnya menjadi pilihan pribadi ya mb Denisse. Tapi untuk masyarakat Asia kayak kita menikah itu menjadi urusan keluarga besar hehehe
Yup salah satu alasan yang membuat perempuan tidak ingin menikah seperti teman Mbak di atas itu karena trauma ya. Apalagi sampai disakiti dan dikecewakan berkali-kali.
Btw saya setuju nih, bahagia itu sederhana. Dan kalau menurut saya pribadi bahagia itu nggak perlu dicari jauh-jauh, karena ia ada di sini. Di dalam hati kita masing-masing.
Setuju banget kak Siska