Kampung Lali Gadget: Solusi Untuk Anak yang Hobby Bermain Gadget

Foto: Kampung Lali Gadget

Ayah Bunda apa kabar…semoga senantiasa aman dalam lindungan Gusti Allah ya. Disini siapa yang sama nih generasi 70-an hingga 80-an, masih ingat gak dulu permainan masa kecil kita? Aku ingat banget deh banyak permainan kanak-kanak yang sulit ditemukan seperti sekarang ini . Misalkan saja main gasing, bekel, gasing, congklak, bakiak ataupun main tali.

Nah cerita main tali ini aku ada cerita seru ketika masih umur sekitar 10 tahunan. Dengan teman sebaya sekitar rumahku (kami tinggal di perkampungan Depok yang masih sunyi banyak pohonan dan penerangan dengan lampu petromak) setiap sore selesai sekolah, tidur siang, bantu-bantu ibu di rumah nah jam 4 an kurang kami main lompat tali dari tali rafia. Dimana ada 2 orang yang memegang ujung kiri dan kanak lalu kami masing-masing anak melompat kencang dari jarak beberapa meter tentunya dengan ancang-ancang. Jadi aturan mainnya jangan sampai menyentuh tali, kalau kena talinya maka kalah.

Foto: permainan tradisional congklak yang melatih kecermatan perhitungan

Keseruan permainan masa kecil yang selalu dirindukan. Belum lagi kalau main ke sawah ketemu lumpur terus ke kolam ikan yang kotor, ada kebahagiaan tersendiri. Namun memasuki tahun 2000-an dimana internet sudah masuk termasuk gadget anak-anak sudah tidak lagi mengenal permain anak-anak yang sesungguhnya kreatif.

Awal kehadiran gadget di tahun 2000 fungsinya lebih banyak pada komunikasi untuk terima pesan sms dan telphone masuk ataupun keluar. Namun seiring perkembangan teknologi kini telphone genggam (dikatakan genggam karena cara pegangnya dipegang dengan tangan) berubah namanya menjadi smart phone alias telphone pintar.

Banyak kemudahan yang didapat konsumen dengan pemakaian gadget. Fungsinya tidak saja hanya untuk terima maupun telphone saja melainkan banyak permainan alias games yang disukai dari semua lapisan usia. Bahkan anak kecil yang belum sekolah saja sudah pandai memainkan semua games yang ada di gadget.

Cerita Fivi anak temanku. Reza masih usia 3 tahun tetapi jangan tanya kepiawaiannya bermain gamesnya.

“Anakku tuh seharian bisa loh main games di gadget. Berhenti kalau saat makan saja. Makanya matanya sekarang sudah minus “

“Hah Reza matanya minus? kamu memang tidak bisa ngawasi anakmu main gadget?”

“Sulit! Aku dan suami tidak sejalan. Pernah aku setrap seharian tidak pegang gadget eh,dia mogok gak mau makan. Nangis dan suami terlalu memanjakan anak. Akhirnya sia-sia yang kulakukan. Padahal maksudku baik. Anak seusia Reza seharusnya main permainan anak-anak seperti zaman kita bukan dengan gadget yang tidak begitu mendidik”

Kenalan yuk Dengan Achmad Irfandi

Foto: koleksi pribadi

Pria kelahiran Sidoarjo 12 Mei 1993 tergerak hatinya untuk menginisiasi Kampung Lali Gadget di Sidoarjo Jawa Timur. Tepatnya di Pagerngumbuk, Kec. Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Ini bukan sekedar kampung pada umumnya tetapi satu tempat bermain bagi anak anak untuk melupakan sejenak gawai-nya, supaya tidak kecanduan gawai, supaya tau permainan tradisional, dan supaya hatinya bahagia.

Unik ya namanya Kampung Lali Gadget?

Lali itu dalam bahasa Jawa lupa. Jadi dapat diartikan lupa gadget. Nah mengapa pria lulusan Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya ini menginisiasi adanya Kampung Lali Gadget? hal ini timbul karena keresahannya tatkala menyaksikan anak-anak yang kian berlebihan dalam menggunakan gadget. Bukan hanya sekedar memakai tetapi banyak anak menjadi candu dan hidupnya tidak bisa lepas dari gadget. Tentunya hal ini tidak baik secara keseluruhan untuk anak-anak. Baik dalam pendidikan (lupa belajar) maupun bersosialisasi (kurang bergaul dengan teman sebaya)

Supaya pikiran anak-anak tidak terfokus pada gawai tetapi anak-anak juga perlu bermain seperti beberapa permainan yang ada di gawai maka pada tanggal 1 April 2018 putera dari pasangan Khoiril Anam dan Siti Mas’udah membuat sebuah program yang dinamai Kampung Lali Gadget (KLG).

Foto: IG @kampunglaligadget

Disini pria yang menyukai bidang pendidikan ini berupaya mengangkat permainan tradisional untuk mengalihkan perhatian anak-anak pada gawai. Disini berbagai permainan tradisional yang dulu pernah juga aku mainkan ada tersedia seperti lompat tali, egrang, ketapel, congklak, cublek-cublek suweng dan masih banyak lagi.

Konsep permain yang ada di KLG adalah bermain dengan alam, barang bekas, air, rumput dan bebatuan. Sehingga anak bisa berbaur dengan alam dan tidak terpaku kesehariannya dengan bermain gadget saja.

Tujuan di digagasnya KLG oleh Irfandi bertujuan mendorong masyarakat Indonesia secara umum agar bijak menggunakan gawai, membentuk generasi emas yang tidak didikte teknologi namun menguasai teknologi serta bisa mewariskan budaya dan kearifan lokal bagi generasi muda.

Menariknya,

setiap hari selalu ada kegiatan edukasi, permainan, pengenalan sistem desa hingga kunjungan ke sawah di Kampung Lali Gadget. Di tahun 2018 KGL mendatangkan 475 anak dalam kegiatan tersebut. Wow luar biasa ya. Untuk warga setempat KGL memberikan gratis untuk anak-anak melakukan kegiatan tersebut. Namun diluar itu anak-anak lain dikenakan biaya Rp 15.000

Berbagai jenis permainan tradisional yang dikenal di Indonesia dianggap mempunyai nilai positif dibandingkan bermain gawai seharian.

Kegiatan KLG ini juga memicu penduduk setempat untuk kegiatan ekonomi yang menghasilkan. Misalkan saja membuat kerajinan tangan seperti ikat kepala khas Sidoarjo serta mainan tradisional untuk dijual. Tidak hanya itu saja orangtua sekitar basecamp juga dilibatkan untuk membuat ecobricks yang terbuat dari sampah plastik.

Saat ini KLG sudah mempunyai yayasan yang berbadan hukum agar pengelolaannya profesional dan terstruktur.

Foto: luar biasa kunjungan tamu mancanegara

Harapan pria yang mendapat penghargaan dalam SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards 2021 Astra bisa terus berkembang dan memperoleh status sebagai desa wisata yang menjadi alternatif wisata edukasi bagi orangtua yang ingin menyembuhkan kecanduan dawai pada anaknya. Semoga saja Kampung Lali Gadget menjadi kurikulum sekolah yang tidak hanya di pulau Jawa tetapi diluar pulau juga untuk kunjungan wisata bagi para siswanya. Healing bagi siswa, lebih mengenal alam dan lali pada gadget ya.

Dan untuk ayah bunda disini nih, ayo sempatkan kunjungi Kampung Lali Gadget yang ada di Sidoarjo karena banyak permainan tradisional yang menyenangkan, anak-anak bisa tertawa lepas dan lupa untuk menyentuh gadget. Kitapun juga bisa mengikuti permainan disana. (D/s)

Sumber: Buku Inspirasi Para Penerang Negri – Astra & IG: @kampunglaligadget

Leave a Comment