Keluarga Di Ujung Tanduk, Bulan Madu Solusinya

Hai bestie ngobrol yuks,

Di antara kalian hal yang menyenangkan selama pandemi ini apa? Kalau aku kumpul. Selama 2 tahun lebih tidak pernah kumpul sekalinya bertemu teman-teman SMA, semacam reuni kecil happy banget. Mengapa aku katakan reuni kecil? Karena hari Minggu kemarin aku reuni dengan teman-teman sekelas saja A31. Lama kami tidak kumpul ada banyak cerita yang bergulir. Terutama hubungannya relationship.

Relationship adalah sebuah hubungan antar manusia saling berinteraksi. Hubungan ini bisa dengan pasangan, sahabat ataupun keluarga. Nah dalam relationship terkadang bahkan ada yang sering diselipi dengan bumbu keributan. Ada yang ribut kecil alias salah paham. Biasanya ini mudah didamaikan.

Ada yang ribut sedang yaaa…masih bisa didamaikan walaupun perlu waktu. Dan terakhir ribut BESAR. Nah kalau yang ini , bisa didamaikan butuh waktu yang tak terhitung alias tidak bisa diperkirakan berapa lama. Apalagi kalau masalahnya sudah berlarut-larut didiamkan tidak ada jalan keluarnya.

Seperti temanku Tika (sebut saja itu namanya). Dia yang semula secara mendadak menghubungiku.

“Dennise kumpul-kumpul yuk!”, ucapnya di telphone.

“Iih mendadak banget!”, Tika telphonenya Sabtu siang, mau ketemu Minggu siang.

“Ya gak banyak kok yang kumpul, kita-kita saja teman sekelas kok! Gak usah repot-repot bawa makanan aku sudah siapin. Yang penting bawa badan”

Wow…keren banget nih si Tika. Memang yang aku dengar semenjak tamat SMA dia sukses dalam kariernya di sebuah perusahaan minyak asing. Hartanya melimpah. Apalagi ditambah dengan suaminya seorang dokter anak. Semakin tak terhitung nilai kekayaannya.

Foto: me & my bestie

Nah saat kami ngobrol-ngobrol si Tika curhat bilang gini ke kami yang hadir,

“Eh kalian ada yang tahu gak ya pengacara yang bisa urus perceraian”

“Siapa yang mau cerai?”

“Ya akulah Dennise. Masa orang lain!”

“Hah cerai? suamimu selingkuh, KDRT?”

“Memang orang bercerai masalahnya hanya karena itu saja. Banyak yang gak cocok. Selama ini dicocok-cocokin saja tapi gak sanggup”, isak Tika.

“Kalian sudah berapa lama berumahtangga?”, tanya Yuyi temanku

“20 tahun”

“Waktu yang cukup lama, memang masalahnya apa say?”, tanyaku ke Tika.

Lalu perempuan asal Jawa Tengah ini bercerita dengan sifat suaminya yang dominan. Tidak mau mengalah dan merasa dialah yang paling pintar karena dokter.

“Suamiku itu mengatur banget. Contohnya ketika anakku yang pertama maunya kuliah di perfilman karena dia suka seni. Tapi suami dengan egonya memaksa harus kuliah di kedokteran. Supaya sama dengannya. Akhirnya di tahun ke-2 kuliah anakku tidak sanggup mengikuti dan berhenti.

Begitupun dengan anak kedua kuliah tetap diarahkan ke fakultas kedokteran. Dia itu tidak mau belajar dari kesalahan. Anak kedua terpaksa mengikuti kuliah. Ini udah semester 2, tapi IPK selalu kecil dibawah 2. Bahkan pernah 1. Karena memang dia jarang kuliah. Aku setresss!”

“Memang tidak bisa dibicarakan secara 4 mata?”

“Sudah sering! Tapi suamiku selalu beralasan dia anak tunggal dia ingin keturunannya sama seperti dia, dokter. Sama seperti ayah mertuaku yang juga dokter. Alasannya lagi dia saja bisa kok berhasil kuliah jadi dokter atas permintaan ayahnya. Mengapa anak-anak tidak bisa!”

“Tetapi’kan beda zaman. Dan minat anak-anak kan tidak bisa dipaksakan”

“Itu dia! belum lagi mertuaku juga mendukung sikap suamiku dan menyalahkan aku sebagai ibu dan istri tidak memberikan suport. Gila’kan! aku benar-benar tidak kuat. Lebih baik cerai!”

Baca juga: Kenali Sifat Suami yang Menyebalkan!

“Itulah mengapa aku tidak mau menikah salah satu penyebabnya ya menghadapi orang lain yang ego dan tidak mau mengalah”, ucap Vina. Temanku ini diusianya yang sudah kepala 5 memang belum menikah. Padahal kalau dilihat apa kurangnya dari si Vina ini. Wajah manis, pekerjaan bagus, body masih terurus tidak seperti aku yang sudah melar ke kiri dan kanan, ha…ha…ha…

“Berumahtangga itu memang gambling. Dapat dikatakan untung-untunganlah. Ada pacaran sebentar hanya beberapa tahun saja rumahtangganya awet puluhan tahun, tapi ada yang masa pacarannya sampai 8 tahunan malah ditahun ke-2 pernikahan terpaksa harus bubar. Saranku sih kalau yang masih single itu kulik banyak tentang kehidupannya. Jadi detektiflah!

Cari tahu tanpa diketahui. Kalau sudah dapat buruknya nah pertimbangkan kembali dari semua sifatnya mana yang lebih banyak. Kebaikan atau keburukannya. Kalau lebih banyak buruknya jangan dilanjutkan. Karena itu sudah jelas bahaya didepan mata”

Baca juga: Wanita Mahal Dimata Pria

Beberapa waktu yang lalu aku bertemu dengan oom dan tanteku. Mereka sudah sepuh. Si oom usianya 85 tahun dan tante 80 tahun. Melihat wajah indo si bule aku iseng ngomong sama si tante di depan si oom.

“Tan, si oom mudanya pasti ganteng ya!”

“Ganteng banget makanya banyak pacarnya!”, celetuk tante sambil tertawa. Tidak ada raut wajah cemburu

“Kok tante tidak cemburu sih?”

“Awalnya iya. Pacarnya si oom ini tidak hanya satu tapi banyak. Memang zaman dulu tidak seperti sekarang ya ganasnya selingkuh. Si oom kan bos, tante ibu rumahtangga yang sibuk urusin anak. Sempat tante depresi berobat ke psikiater. Karena oom itu pacarannya gak kapok-kapok”

Baca juga: Waspada! Wanita Mudah Alami Depresi

“Terus tan….”

“Ya tante kasih ultimatum pilih tante atau kita pisah dan anak-anak ikut tante. Dan selamanya kamu tidak bisa bertemu dengan anak-anak. Niat tante waktu itu selesai cerai tante mau tinggal di Belanda. Karena keluarga dari tante banyak yang menetap disana. Dari situ si oom langsung kalap. Dan memutuskan semua hubungannya dengan pacar-pacarnya. Gak lama kok diselingkuhi. 10 tahun saja di usia pernikahan 50 tahun”

“Wow luar biasa ya tan, mempertahankan rumahtangga. Minta tipsnya dong tan untuk kita-kita yang masih muda agar awet hingga kakek nenek”

Foto: Pinters

Dengan senang hati si tante membagi resep pernikahannya awetnya walaupun ada di ujung tanduk

Jangan Kepoh

Rasa ingin tahu yang besar terkadang menggerakan istri untuk melihat isi dalam suami. Seperti dompet atau WA. Nah, istri biasanya langsung negatif thingking ketika melihat WA genit suami ke wanita lain atau sebaliknya. Kalau menurutku sebatas hanya ngomong say-say, antepin saja deh daripada capek hati. Kecuali sudah kebangetan, baru deh boleh diributan, he…he…he

Turunkan Ego

Ini yang sulit. Terutama kita kaum perempuan paling tinggi ego-nya. Saat emosi sulit menerima alasan dari pasangan. Ngomelnya dulu yang dikedepanin, hayoooo…siapa. Ya kalau mau awet, harus ada yang mengalah dan mau menurunkan ego.

Menerima Kekurangan

Apakah di dunia ini ada manusia yang SEMPURNA? tentu tidak ada. Sehebat apapun seseorang itu pasti ada kekurangannya. Dan disitulah kita harus berbesar hati menerima kekurangan pasangan.

Bulan Madu

Ternyata resep terakhir yang diberikan si tante adalah bulan madu kedua. Ini penting banget. Bulan madu ini bisa merecharge energy kembali. Semangat cinta yang sudah kendur bisa membara lagi.

Foto: Gili Labak (sumber www.dianesuryaman.com)

Nah bestie-bestienya Dennise

Untuk yang berencana mau bulan madu yuk ke liburan ke Madura. Madura itu ternyata bukan saja terkenal dengan sate Madura yang memang hits banget seantero Indonesia (di tempat tinggalku Depok, ada banyak sate Madura yang rasanya enak….banget! Terutama sate kambing dengan bumbu kacangnya) tetapi tempat liburan yang mengasikkan.

Nah para pasangan suami istri nih bisa menikmati indahnya pantai Selopeng, bersnorkling Gili Labak atau menikmati aneka kuliner khas Madura.

Oh ya, aku punya sahabat seorang blogger namanya kak Diane beliau seorang blogger asal Madura yang banyak menulis tentang keindahan Madura si penghasil garam. Yuks kepohin blognya. Banyak referensi tentang tempat-tempat bulan madu yang romantis. Gak percaya?! yuks mampir (D/s)

74 thoughts on “Keluarga Di Ujung Tanduk, Bulan Madu Solusinya”

  1. Huhubaedih kalo denger cerita orangtua memaksakan kehendak ke anak, pasti anaknya ngeras tertekan ya. Emang perlu banget yang namanya turunkan ego ketika jadi ortu dan suami/istri

    Reply
    • Aku ikuutt…jangan tinggalin akuu, kak Di, kak Dennise.

      Btw,
      Rumah tangga yang sehat memang butuh saling curhat dan saling berantem, sehingga gak dipendem sendiri dan berakhir jadi luka membusuk. Ini tuh juga bisa jadi karena karakter masing-masing personal yaa, kak Dennise.

      Sampai sekarang, aku masih memuji suami, tapi kok gak berani di depannya ya..huhuu, beraninya kalo pas mamer dateng, aku bisa curhat semuanyaaa..sama mertua.
      Hehhee… semoga dukungan keluarga juga bisa memperkuat rumah tangga agar tidak berada di ujung tanduk.

      Reply
  2. Wah…reminder kalau baca tulisan Kak Dennise. Selalu jadi pengingat diri. Makasih, Kak
    Memang ya sehebat apapun seseorang itu pasti ada kekurangannya. Maka kita mesti berbesar hati menerima kekurangan pasangan kita. Agar keluarga tetap rukun awet selamanya.

    Reply
  3. Wah asyik dong bisa bulan madu untuk yang kedua atau ke sekian kalinya. Apalagi bulan madunya di tempat yang sama… Semoga bisa menyatukan kepingan puzzle cinta yang sempat berhamburan…
    Sebagai orang tua, saya kadang juga suka memaksakan kehendak. Untungnya istri bisa selalu mengingatkan. Untuk masalah jurusan kuliah enggak sih… Biar anak menentukan sendiri mau dibawa kemana masa depannya.

    Reply
  4. sebelum menikah emang harus mengenal calon suami secara tepat

    jangan sampai bercerai karena udah kelihatan kok tanda2nya

    Nathalie dan Sule kan cuma 2 bulan masa perkenalannya

    itupun pastinya gak bertemu setiap hari

    Reply
  5. Asik dapat tips pernikahan langgeng, aku setuju bgt sama tulisan ini, banyak hal yang harus dilakukan untuk menjaga hubungan, dan bulan madu juga salah satu solusinya

    Reply
  6. Baca artikel ini aku baru paham kenapa ada pasutri yg bercerai di usia senja.. usia senja yg dicari bukan lagi pasangan yg mapan cakep ganteng, tapi yg dicari ketenangan

    Reply
  7. Bulan madu dapat membenahi semuanya ya kak, termasuk komunikasi yang kurang baik dengan pasangan. Setelah healing berdua, permasalahan dengan anak dapat diurai dengan kepala dingin.
    Madura list untuk bulan madu boleh banget ya kak. Siip dicatat.

    Reply
  8. Kebersamaan memang dibutuhkan pasnagan untuk kembali menyatukan perasaan ya, yang penting jangan sampai ego lebih dikedepankan. Bulan madu ini bisa menjadi pilihan untuk merekatkan kembali hubungan.

    Btw, makasih Kak Dennise udah mengenalkan Sate Madura, sebagai orang yang leluhurku Madura senang melihat tulisan ini. Bangga jadi orang Madura seperti yang lain bangga.

    Reply
  9. Sedih ya anaknya dipaksa untuk kuliah di jurusan yang tidak dikehendaki. Yang ada bukannya IPK aja jeblok tapi juga stres dan tekanan batin

    Reply
  10. Seru ya mbak ketemuan teman lama, jadi banyak cerita dari sini karena biasanya ada yang curhat juga.
    random banget ceritanya kalau soal pernikahan ya mbak, duh sampai ada yang gak mau nikah juga.
    Selalu ada bumbu-bumbu dalam pernikahan tapi harus bisa duataus salah satunya dengan bulan madu lagi ya

    Reply
  11. Terimakasih mbak Denise sudah memberikan ide dan tips buat kelanggengan pasangan, aku pun masih tahap belajar menurunkan ego, biar gak capek sendirian. Pengennya sih juga bulan madu tapi apa daya, pergi sebentar aja pasti kepikiran anak-anak hihi

    Reply
  12. Kalau artis pnya masalah keluarga biasanya pisah ranjang eh malah pisah beneran jadi salah ya treatmentnya harusnya jangan pisah ranjang tapi bulan madu hehehe

    Reply
  13. Lah…November thn lalu aku baru dari Madura, ke Sumenep, bareng temen-temen, suami ikut juga. Sayang engga tahu ada tempat snorkeling keren kayak gitu.
    Repot ya kalau suami sangat dominan. 20 tahun tuh waktu yang lama euy.
    Tapi kalau mau waras sih ya, daripada 20 tahun yad jadi setres berat, gara-gara suami…

    Reply
  14. Pernikahan memang tentang kompromi ya Kak. Saling menerima kekurangan dan saling mengisi satu sama lain. Masing-masing personal ada kelemahannya dan itu bukan untuk diperdebatkan karena keduanya adalah manusia biasa. Seperti kata Ibu ku, saat suami menjadi api istri harus bisa menjadi air. Begitupun sebaliknya.

    Reply
  15. memang sih, ikhtiar dulu yaa sebelum akhirnya memutuskan keputusan bercerai, dan sebagai teman juga pasti kita ingin yang terbaik untuknya ya, dan menghargai apapun keputusannya karena kita gak berada or memahami yang mereka alami ya mba

    Reply
  16. Aku malah belum pernah bulan madu samsek nih mbak krn abis nikah LDR pas ketemu dah langsung brojol dua bayi wkwk. Tapi aku jd pengen nih bulan madu pelesir berdua aja ma suami jdnya 😀
    Semoga diberikan yang terbaik utk temannya yaa
    Tantenya strong banget nahan diselingkuhin 10 tahun huhu, moga sekarang selalu bahagia dan sudah insap omnyaa huhu

    Reply
  17. Aku dan suami belum pernah bulan madu berdua ajaa, malah pergi sama keluarga besar hihi.. tapi setelah itu alhamdulillah langsung dikasih sama Allah, jadi sampe sekarang bulan madu yang tertunda

    Reply
  18. Jangankan yang “bermasalah” yang adem tenang aja kebersamaan itu selalu disarankan kan ya? Kualitas waktu antar anggota keluarga apalagi dengan pasangan sudah seharusnya diagendakan. Dan seharusnya pemikiran tentang pasangan jangan saling memaksakan ego itu sebelum pernikahan terjadi harus sudah dibicarakan ya

    Reply
  19. Bisa jadi sih ketidakcocokan jadi penyebab utama cerai. Bukan cuman selingkuh atau KDRT, solusinya kalau cuman engga cocok adalah mau engga menerima keadaan, mau engga memaafkan pasangan. Memang Bulan madu lagi bisa mempererat pernikahan sih. Intinya jangan saling egois. Harus ada yang mau mengalah

    Reply
  20. aku sih yes untuk waktu tertentu berbulan madu dengan pasangan apalagi kalau sudah ada anak, waktu berdua jadi lebih jarang jadi harus ada waktu sendiri khusus untuk pacaran lagi.. aku belum pernah ke madura mba dennise, boleh juga nih rekomendasinya untuk honeymoon

    Reply
  21. Masih ada ya yang memaksa kehendaknya sama anak sendiiri.
    Duh salut sama mereka pasangan yang berhasil mempertahankan keutuhan pernikahannya padahal uda diujung tanduk gitu. Kereen.

    Reply
  22. aku udah lama banget pengen eksplor madura, baru sampe bebek sinjay nya aja nih. Padahal lokasi lain banyak yang instagramable ya sekaligus buat liburan juga

    Reply
  23. Aku ngerasain banget saat masalah jurusan aja wajib ikut kata ortu. Yg ada ga enak, ga serius belajarnya, Krn memang ga sesuai Ama minat kita … Makanya saat sudah punya anak skr ini, aku ga mau ngelakuin hal yg sama mba. Kasian mereka nya..

    Trus kalo soal me-recharge love relationship, dari awal sebelum nikah aku dan suami udh bikin perjanjian, kalo setiap tahun kami hrs punya waktu liburan berdua, tanpa bawa anak2. Mereka dititipin dulu ke babysitter nya. Tujuannya ya itu, supaya hubungan ga anyep, ttp panas 😄🔥. Dan berasa kok, sepulang dari liburan berdua, mood sama2 membaik.

    Aku blm pernah nih ke Madura, kepengin bangettt sebenernya, apalagi yg aku tahu kuliner Madura itu juga enak2 bangetttt ❤️. Mungkin THN depan pas liburan berdua lagi, boleh bgt aku pilih Madura jadi destinasi liburan kami 😘

    Reply
  24. Terima kasih tipsnya Kak. Puji Tuhan dikasih pasangan yang meski ego tinggi namun dia yang sering mencairkan suasana dulu kalo marahan kadang suka kasih kejutan ngajak dinner atau nonton utk quality time, minggir sebentar dari urusan anak dirumah..hehe

    Reply
  25. sayang banget sih ya, kalau udah lama menikah dan anak-anak juga udah pada gede lalu berpikir untuk berpisah, huhuhh, perlu recharge lagi sih ya, jalan-jalan ke Madura untuk honeymoon kedua bisa jadi pilihan doong ya karena punya destinasi menarik dan tentunya bisa puas-puasin makan te sate doong 😀

    Reply
  26. Yap menjalani pernikahan memang nggak mudah ya. Bahkan meskipun sudah puluhan tahun bersama ternyata ada juga pasangan yang tetap belum menemukan kecocokan. Well saya setuju nih tentang menurunkan ego. Dalam jalinan hubungan memang pasangan harus bisa saling memahami dan kalau ada selisih paham gitu harus ada salah satu yang mau mengalah. Kalau dua2nya keras ya memang susah

    Reply
  27. Baca kisah kisah di blog Dennise sepertinya cocok nih jadi buku!

    Aku pun jadi ngaca sama kehidupan rumah tangga aku. Basicly, memang si kepala RT yang memimpin dan merendahkan ego, karena kan wanita gimana imam nya yaaa

    Tapi masalahnya kan ga semudah itu bestie Dennise!

    Rumah tangga tercipta memang sebagai sebuah sekolah kecil kehidupan, ada guru A (suami) guru B (istri) ada murid-muridnya (anak-anak)

    Yang salah paham, dikiranya anak-anak HARUS NURUT SAMA GURUNYA padahal… Di sekolah swasta kan guru yang ikutin dan kompromi dengan murid?

    Nah begitulah.. hingga detik ini aku dan keluargaku merasa masih di “sekolahan kehidupan” jadi kami semua belajar saling mengingatkan…

    Makasih yo diajak wisata ke Madura keknya mbak Diane keren deh memilih destinasi wisata yang unik.

    Reply

Leave a Reply to Dennise Sihombing Cancel reply