Foto: IG @KBR.id
Shalom, Assalamualaikum all my bestie,
Yuk kita ngobrol tentang penyakitkusta. Penyakit ini sering kali menjadi momok mengerikan bagi sebagian orang.
Dikutip dari Alodokter Kusta atau lepra adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan. Kusta atau lepra dikenal juga dengan nama penyakit Hansen atau Morbus Hansen.
Banyak yang mengatakan sebagai penyakit kutukan karena leluhurnya berbuat kesalahan maka diketurunannya mendapat kutukan. Hmmm, ada benarnya juga. Kita balik ke cerita zaman dulu ya dimasa Nabi Muhamad dan Isa Almasih sejarahnya ada bahwa ada nabi Ayub yang mendapat kutuk dan terkena sakit kusta.
Dalam perspektif agama seperti Hinduisme, Buddhisme, Kristen, dan Islam, penyakit ini sering dikaitkan dengan dosa, karma, dan ujian dari Tuhan.
Kusta / lepra adalah salah satu penyakit tertua dalam sejarah. Penyakit kusta sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi bahkan tertulis dalam kitab-kitab suci beberapa agama.
Foto: youtube KBR
Nah untuk itu dikesempatan Senin 8 Mei 2023, saya berkesempatan mengikuti talkshow radio KBR yang bekerja sama dengan NLR Indonesia di segmen Ruang Publik yang mengangkat tema Kusta Dalam Perspektif Agama dengan menghadirkan 2 nara sumber Ustadz Muhammad Iqbal Syauqi Al Ghiffary dan Pdt. (Emeritus) Corinus Leunufna – Pendeta & OYPMK.
Baca juga: OYPMK: Bangkit, Chilling, Healing,dan Bersemangat
Acara yang dipandu oleh Rizal Wijaya ini, membuka pembahasan awal oleh Ustadz Iqbal yang juga seorang dokter umum. Diceritakan oleh ustad Iqbal bahwa di zaman Nabi Muhamad SAW penyakit kusta itu sudah ada. Ini termasuk penyakit yang ditakuti termasuk Nabi Muhamad. Bahkan dalam do’anya nabi mengucapkan,
“Ya Allah kami berlindung dari penyakit yang buruk/ kusta”
Do’a tersebut dilafalkan dalam bahasa Arab yang artinya seperti diatas. Ada rasa kekhawatiran. Di sebuah hadist tertulis:
Pergilah dari orang-orang yang terkena kusta,
seperti kamu lari dari singa
Namun perlu diingat walaupun ada rasa takut (tertular) pada Nabi Muhamad namun nabi tidak mendiskriminasikan ummatnya. Bahkan di zaman itu istri nabipun berkenan makan bersama penderita kusta. Yang diajarkan nabi untuk para ummatNya untuk tetap waspada dan berhati-hati.
Foto: youtube KBR
Baca Juga: OYPMK: Bangkit, Semangat dan Berdaya
Nah dalam perspektif Kristen hadir Pdt. (Emeritus) Corinus Leunufna. Beliau selain seorang rohaniawan juga OYPMK ( Orang Yang Pernah Mengalami Kusta). Diceritakan pendeta yang berdomisili di Ambon ini, awalnya beliau terkena kusta.
Foto: youtube KBR
“Waktu itu tanggal 16 Juni 2016 kondisi tubuhnya seperti mati rasa, sangat tidak enak sekali. Saya pergi ke puskesmas, melalui pemeriksaan dokter menyatakan saya terkena Kusta. Dunia serasa berputar bahkan runtuh. Saya minum obat tanpa putus selama setahun. Dan pada Mei 2017 saya dinyatakan sembuh”
“
Pdt.CorinusYan
g saya takuti bukan sakit kustanya melainkan stigma di masyarakat"
Tidak diterima oleh keluarga dan lingkungan masyarakat.
Namun pendeta Corinus tidak menyesal menjadi OYPMK justru beliau bersyukur dengan mengalami kusta yang merupakan teguran Tuhan bisa terlibat dalam pelayanan untuk penderita kusta.
Ada kesamaan perspektif dari Ustadz Muhammad Iqbal dan Pendeta Corinus Leunufna bahwa kusta itu diijinkan oleh Allah atau Tuhan agar mereka yang mengalami keimanannya lebih dekat pada Sang Pencipta.
Penderita diuji keimanannya kuat atau tidak. Tentunya selain berdo’a minta kesembuhan dariNya, penderita haruslah rajin dalam pengobatan dan tuntas seperti yang dilakukan oleh Pdt. Corinus jangan terputus.
Menurut dr. Iqbal penyebab terjadinya kusta ada 3 yaitu:
Bakteriologis
Bakteri ini di dapat dari makanan, minuman yang tidak bersih dan sehat.
Imonologis
Imun tubuh seseorang yang tidak fit mudah sekali terkena kusta termasuk dari orang lain yang dekat dengan penderita. Alias menular, namun penularan ini dengan catatan kontak erat sering, misalkan dalam satu rumah ada yang mengalami kusta maka hal itu bisa menular kala imun turun.
Lingkungan
Rumah yang lembab dan tidak bersih, ventilasi udara yang kurang, intensitas cahaya matahari yang kurang masuk ke dalam rumah.
Lebih lanjut dr. Iqbal mengatakan bahwa kusta itu bisa disembuhkan 100% yang penting tuntaskan pengobatannya. Jangan takut tertular kusta dari penderita kusta karena kusta tidak semudah itu menular.
Sementara Pdt.Corinus dari perspektif Kristen mengemukakan:
Manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan. Lengkap dengan kemanusiaan diletakan ke dunia ini untuk bergaul dengan siapa saja. Tidak ada alasan untuk melakukan stigmanisasi tidak menghargai ciptaan Tuhan. Siapapun tidak mau memilih terkena kusta. Namun kalau sudah alami harus tetap beriman percaya padaNya.
Wow, luar biasa pandangan dari dua tokoh agama tentang kusta. Benang merah yang saya ambil adalah saat seseorang mengalami Kusta disinilah imannya diuji. Untuk percaya dan berharap padaNya dalam do’a dan berobat dengan tuntas.
Dalam Kristen ada istilah: Ora Et Labora, Berdo’a sambil bekerja. Ini sejalan, tetap berdo’a danberharap padaNya namun tetap melakukan pengobatan secara tuntas (bekerja).
Satu pesan dari Ustad Iqbal adalah tetap menjaga kebersihan seperti yang diajarkan Nabi Muhamad di zaman dulu. Dan di masa ini Kusta bukanlah penyakit kutukan tetapi penyakit yang bisa mengenai siapa saja (D/s)
Salam sehat,
Depok, 8 Mei 2023
Sama denganku nih, saya juga merasa bersyukur mengidap epilepsi
Karena bisa menyingkirkan stigma seperti yang juga dialami pendeita kusta
Sementara seperti yang kita tahu, bagaimana kita bisa menyingkirkan stigma jika kita gak mau memahaminya
Sangat setuju ambu
Betul banget… Jadi jgn mendiskriminasi pasien kusta tapi kita harus memberikan dukungan seperti mengingatkan untuk rutin berobat.
Bener banget kak..tugas manusia hanya ikhtiar dam berdoa. Selebihnya serahkan kpd Tuhan. Jalan menuju keimanan penting kita miliki sebagai umat beragama.
Yes mas Wahid. Kita hanya bisa berikhtiar, selebihnya Sang Pencipta punya kuasa
Bersyukur luar biasa karena ilmu kedokteran kini sudah maju sehingga kusta bukan lagi dianggap sebagai penyakit kutukan, namun bisa dicegah melalui pengobatan.
Dan semoga ujian keimanan ini semakin meningkatkan kepercayaan kita akan di setiap kesulitan, selalu ada kemudahan.
Yes Teh Lendy,
Dibalik masalah ada rencana Tuhan yang terbaik pada setiap ummatNya
Stigma di masyarakat ini yang harus dibenahi ya mbak. Kusta bukan penyakit kutukan dan jangan takut tertular kusta dari penderita kusta karena kusta tidak semudah itu menular.
Stigma buruk itu yang harus disingkirkan. Bahwa kusta tidak semudah itu menular apalagi jika tidak tinggal serumah dan kontek terus menerus
Betul banget… Jadi jgn mendiskriminasi pasien kusta tapi kita harus memberikan dukungan seperti mengingatkan untuk rutin berobat
Kusta (Lepra) sudah menjadi penyakit yang ditakutkan sejak zaman Nabi-Nabi, dan untuk saat ini dgn kemajuan Ilmu serta teknologi seharusnya Kusta menjadi penyakit yang dapat disembuhkan juga baiknya stop Stigma negatif dan perlakuan diskriminatif kpd penderitanya
Saya juga sempat takut banget dengan penyakit ini karena kita dari kecil kan diedukasinya untuk menjauh dari penderita, tapi ternyata tak semudah itu juga menular ya? Mungkin cukup menghindari kontak fisik saja.
Kemajuan ilmu kedokteran, tata cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan telah dicontohkan semenjak jaman Nabi Muhammad SAW, maka perlu didukung dengan pola pikir agar tak ada lagi stigma negatif yang berkembang ya
Betul banget Kak Dennise. Penyakit berat seperti kusta ini memang salah satu ujian iman dan mental ya. Karena proses penyembuhannya butuh waktu dan kesabaran ekstra. Tapi saya yakin, mereka yang mengalami penyakit berat, pastilah mereka yang sudah teruji mentalnya.
Seperti apa yang tertulis, “Tidaklah Allah SWT memberikan ujian yang melebihi kemampuan dari orang tersebut.” Jadi saya meyakini dan meng-imani bahwa apapun yang terjadi adalah atas ijian Yang Maha Kuasa.
Kita pun sebaiknya terus memberikan semangat kepada mereka, para penderita, untuk berjuang menuju sembuh. Tidak melakukan diskriminasi yang menyebabkan jatuhnya mental mereka.
Secara khusus Nabi pun berdoa untuk disembuhkan dari penyakit ini ya mbak. Nabi pun sudah mencontohkan bagaimana berperilaku pada penderita kusta. Apalagi di era di mana perkembangan teknologi bidang kesehatan sudah inovatif. Rasanya lebay jika kita takut berlebihan.
PR besar di masyarakat kita adalah stigma negatif. Semua orang yang sakit dihindari, padahal seharusnya juga diberikan motivasi, dukungan agar bisa sembuh. Termasuk penderita kusta dan OYPMK bagaimana bisa tetap diterima di masyarakat
adikku pernah menderita kusta tapi alhamdulillah setelah setahun mengonsumsi obat secara rutin, dia telah dinyatakan sembuh oleh dokter
ahh jadi ingat perjuangannya melawan kusta ini. persendiannya terasa sakit, kulit tubuhnya membengkak dan menghitam, wajah adikku yang semula gagah jadi terlihat menakutkan. belum lagi atasannya di kantor sempat menyuruhnya untuk cuti karena khawatir adikku menularkan penyakitnya pada yang lain, huhuhu sungguh perjuangan yang berat
Untunglah kami sekeluarga memberi semangat dan dukungan hingga akhirnya dia bisa menaklukkan penyakit itu. Alhamdulillah setahun lalu dia menikah dan sekarang sedang menantikan kehadiran buah hatinya
jadi ingat waktu kecil, ceita orang-orang saking takut tertular penderita kusta, ada pulau terpencil yang penghuninya para penderita kusta, entah benar atau bohong
Padahal Kusta tidak semudah yang dibayangkan penularannya
Emang ngeri banget kalau sampe terkena penyakit kusta. Dan betuk penyakit ini benar-benar menguji keimanan ya mba. Bahwa setiap penyakit itu datang pasti ada hikmahnya dan yakin Allah akan memberi kesembuhan karena setiap penyakit pasti sudah disiapkan obatnya.
Yes setuju aku