Ma,Aku Hamil

Awal Desember ini masyarakat dihebohkan dengan berita viral seorang mahasiswi di Mojokerto bunuh diri di makan ayahnya. Dari informasi yang didapatkan wanita ini depresi karena dipaksa kekasihnya yang seorang anggota kepolisian memaksa untuk menggugurkan kandungannya. Hal ini bukan sekali dilakukan,sebelumnya mahasiswi ini juga pernah melakukan aborsi. Seperti diketahui mahasiswi dengan kekasihnya belumlah menikah, namun sudah melakukan hubungan suami istri.

Hamil adalah anugrah dari Sang Pencipta. Kebahagiaan yang tak terhingga ketika seorang wanita dinyatakan hamil, namun ini berlaku untuk yang sudah berkeluarga. Beda halnya ketika wanita single hamil diluar nikah menjadi musibah besar.

Indonesia yang sarat dengan budaya timurnya mengganggap bahwa wanita yang hamil diluar nikah adalah aib besar yang harus ditutupi. Sebisa mungkin tidak ada yang tau. Orangtua ketika mengetahui anaknya hamil selain malu tidak sedikit orangtua yang meminta anaknya untuk aborsi.

Faktor Anak Hamil Diluar Nikah

Kurang kontrol dari orangtua

berpengaruh besar pada pergaulan anak diluaran. Seperti pada pasangan Retno dan Agus. Keduanya sibuk berkarir. Berangkat pagi pulang larut malam. Pasangan ini hanya bertemu dengan 2 anaknya Puji dan Rama di malam hari tetapi saat mereka tertidur. Pagi hari saat mereka sudah berangkat anak-anak masih tidur. Begitulah roda kehidupan bertahun-tahun dari anak masih kecil hingga Puji berusia 17 tahun dan Rama 15 tahun. Pernah Puji ingin memperkenalkan kekasihnya pada sang ibu, tetapi jawab ibunya

“Nanti saja ya.Mama cari waktu dulu,tau dong mama kakak (sebutan untuk Puji) sibuk banget!”

“Sabtu’kan mama libur,bisa yaaa…”

“Oh mama hingga minggu depan Sabtu ada gathering dengan clien. Atau kakak kirim saja ya fotonya?!”

Hah mau kenal saja cukup kirim foto? terlalu’kan.

Rasa kecewa yang dalam dirasakan Puji. Selama ini dia dan adiknya sama sekali tidak diperhatikan oleh orangtuanya. Uang berlimpah oke tetapi waktu no. Sehingga akhirnya Puji mencari perhatian diluar. Hidupnya bebas, bahkan Puji tidak pulang berhari-hari orangtua tidak mencarinya.Hebatkan... sampai akhirnya Puji telat haid dan setelah diperiksa kehamilannya memasuki 8 minggu.

Komunikasi Yang Buruk

Berkaitan dengan kurangnya perhatian, komunikasi yang buruk juga merupakan faktor penyebab anak hamil. Kok bisa? sangat bisa. Seperti kisah Puji, yang dialami dengan orangtuanya dia jarang sekali bisa berkomunikasi dengan orangtuanya padahal mereka tinggal serumah. Pernah Puji mengalami demam yang tinggi, sahabatnya Rara telphone pada orangtuanya.

“Bawa saja Ra ke rumah sakit, pakai credit card Puji. Jangan takut itu no limit kok”. Dan yang sangat mirisnya, kedua orangtuanya tidak pernah menjenguk Puji hanya sekali saja tanya kabar via telpon (bukan video call loh). Jadi jangankan berbicara face to face video call itu nyaris tidak pernah. Komunikasi yang dilakukan hanya melalui WA, mirisnya dibalasnya lama… Aduh apa seperti ini ya sikap orangtua pada anak?

Pergaulan

pergaulan yang baik memberikan dampak yang baik dalam kehidupan setiap orang. Begitupun sebaliknya ketika seseorang dikelilingi dengan teman yang penganut free sex, merokok dan suka minum keras juga menyenangi dunia malam,maka lambat laut akan ikut terseret juga. Lingkungan yang tidak sehat membuahkan hasil yang buruk.

Nah,ketika anak terlanjur hamil bagaimana orangtua menyikapi?

Menerima kenyataan

Harus! karena ini kenyataan bukan mimpi. Saat anak hamil mau tidak mau suka tidak suka sebagai orangtua Anda harus ikhlas menerima. Tentunya orangtua merasa kecolongan dengan pergaulan bebas anak. Ada orangtua yang komunikasi dan perhatiannya baik kepada anak perempuannya, kecolongan juga. Pergaulan diluar merupakan faktor utama orangtua sulit memantau. Kan orangtua tidak mungkin memantau 24 jam kegiatan si anak.

Jangan Dengar Apa Kata Orang

Nah,benar itu! apa kata orang peduli amat. Setutup-tutupnya Anda saat anak hamil diluar nikah, pasti ada orang yang mengetahuinya. Umumnya di adat timur, ini menjadi aib. Ketika banyak berita buruk diluaran jangan ditanggapi. Anjing menggonggong kafilah berlari.Biarlah suara-suara itu bernyanyi nyinyir nanti juga akan berhenti sendiri. Yang terpenting Anda fokus pada kehamilan si anak.

Rangkul

Mental anak saat hamil diluar nikah pastinya down. Apalagi jika pria yang menghamili tidak bertanggungjawab ini akan membuat mentalnya down. Seperti yang dialami seorang mahasiswi yang akhirnya bunuh diri karena saat hamil prianya malah tidak mau bertanggungjawab justru memintanya untuk aborsi. Rangkul anak Anda untuk mempertahankan janinnya. Walaupun malu…sekali, ini sudah resiko. Manusia hidup tidak selalu untung, sewaktu-waktu juga akan mengalami malu. Jangan pernah terpikir untuk meminta anak aborsi karena rasa malu. Selain dosa, anak dalam kandungan itu tidak bersalah.

Berikan kasih sayang

Kasih yang Anda berikan adalah suport mental yang membangkitkan. Jangan lagi lihat ke belakang apa yang dilakukan anak,tetapi berikan perhatian layaknya ibu ke anak. Pastinya si anak akan happy ketika Anda memberikan makanan kesukaannya saat ngidam. Atau Anda menemani ke dokter saat kontrol kehamilan. Bentuk perhatian dan kasih sayang yang Anda curahkan akan berdampak pada bayi yang di kandung. Si ibu happy sang cabang bayipun happy.

Mempersiapkan anak sebagai orangtua

Mau/ tidak mau pria yang menghamili bertanggungjawab ,Anda harus mempersiapkan si anak untuk menjadi orangtua. Tidaklah bersikap seperti masih single (yang semau gue), ajarkan anak untuk bertanggungjawab pada bayi yang telah dilahirkan. Seperti harus memberikan ASI ekslusif itu penting diberikan full minimal 4 bulan pertama sebelum mendapat makanan tambahan.

Terkadang anak yang terpaksa harus menjadi ibu karena kesalahan masa lalu, tidak mau menyusui bayinya dengan alasan nanti payudaranya akan berubah bentuk,kendur misalnya. Ini yang harus Anda edukasikan bahwa ASI itu teramat baik untuk bayi dibandingkan susu formula.

Dampingi

Namanya ibu baru yang dadakan pastinya si anak belum siap secara mental harus melakukan apa pada bayinya. Disinilah, Anda sebagai orangtua harus mendampingi. Ajarkan anak bagaimana memandikan dan menggantikan popok bayi. Pentingnya menjemur bayi di pagi hari dan masih banyak lagi pengetahuan yang harus Anda bagikan.

Dukung Dalam Pendidikan

jika masih kuliah misalnya untuk tetap meneruskan pendidikannya. Memang bukanlah hal yang mudah mengurus bayi sambil kuliah. Semuanya berproses walaupun lambat dan harus termehek-mehek di tengah jalan (sulit membagi waktu dan lelah) namun bisa selesai kok jika diniatin dan suport dari orang-orang tercinta.

So nasi telah menjadi bubur, semua telah terjadi. Yang terpenting adalah Anda ada dan menerima kenyataan dengan ikhlas. (D/s)

86 thoughts on “Ma,Aku Hamil”

  1. Kebanyakan orang tua kalau anaknya sudah terlanjur hamil ya memang menerima. Tapi dengan terpaksa. Sehingga, pendampingan dan kasih sayang apalagi menyiapkan anak menjadi orang tua sangat minim sekali. Itu kalau saya perhatikan di lingkungan sekitar tempat saya tinggal.

    Meski di desa, ternyata pergaulan yang terlalu bebas juga ada di sini. Sedih sekali rasanya.

    Reply
  2. Sebagai orang tua yang punya 3 anak remaja, saya dag dig dug baca tulisan Kak Denise.
    Bener banget, peran keluarga teramat besar dalam mengontrol pergaulan anak, apalagi di zaman yang serba digital seperti sekarang ini.
    Makasih ya kak sudah mengingatkan saya….

    Reply
    • Iya banget nih

      Jujur awalnya kayak terpaksa dan gak terima melepaskan karir, tapi kalo gak dipaksa mungkin akan menyesal kemudian hari,

      akhirnya mengikhlaskan karir dan seutuhnya peran kembali ke rumah, bersyukur bersyukur dan bersyukur, apalagi ketika makin banyak kejadian yang serupa terekspos berasa alhamdulillah ini pilihan yang benar,

      Reply
  3. Beratnya tugas orangtua masa kini ya Kak. Tidak hanya WAJIB memperhatikan urusan kesehatan, pendidikan, uang, pertemanan dan lingkungan, drugs, tapi juga menanamkan pengetahuan moral dan agama anak-anak. Termasuk didalamnya adalah mengenai masalah seksual.

    Orang tua tidak hanya dituntut sebagai seorang yang bertanggungjawab akan masalah fisik serta memenuhi kebutuhan sehari-hari tapi juga perkembangan masalah rohani. Dan itu sungguh butuh perhatian, kesabaran dan kedekatan hati dengan anak-anak.

    Tapi menurut saya, perkara pertama yang wajib terlebih dahulu ditanamkan kepada anak-anak adalah urusan keimanan (agama), attitude and behavior sebelum menata urusan dunia. Semoga dengan begini, anak-anak jadi takut akan Allah dan mampu membentengi diri dari hal-hal yang dilarang oleh agama.

    Reply
  4. keluarga terutama orang tua harus punya kebesaran hati sih jika memang terjadi sikon hamil di luar nikah, karena pasti ada sedikit banyaknya kontribusi ortu yang kurang perhatian sama anaknya jadi faktor penyebabnya

    Reply
  5. sebagai ibu dari 4 anak,

    saya pernah takut anak2 saya hamil diluar nikah (bisa menghamili atau dihamili)

    akhirnya kembali ke pola pengasuhan dan kepercayaan pada mereka ya?

    Reply
    • Ya ambu.Anak gadisku sudah punya kekasih.Aku hanya bilang,”kak mama percaya kakak bisa jaga tubuh kakak” (sebelumnya aku sudah memberi pencerahan bahaya free sex),kepercayaan itu memang harus diberikan sama anak ya ambu

      Reply
  6. Semakin tahun semakin banyak kejadian seperti ini, miris rasanya..

    Semoga anak-anak kita dilindungi dari perbuatan hamil atau menghamili di luar nikah.. nauzubillah min dzalik..

    Reply
  7. Kebersamaan dengan keluarga jadi kunci kedekatan ya. Maka daripada dia mencari sesuatu yg menurutnya ada yang paham di luar, lebih baik keluarga terdekat yang wajib meluangkan waktu, agar komunikasi tidak terputus dan berjarak

    Reply
  8. Ga bisa menghakimi sebenarnya ya secara pola kasih sayang pengasuhan dan akhlak masing-masing adalah ranah yang sulit dijangkau orang luar. Betul mungkin orang tua yang sejak dini harus banyak berperan dalam hal ini
    Saya yg sudah menikah sepuluh tahun, ini mau hamil lagi malah belum dikasih juga…

    Reply
  9. Tinggal serumah emang belum tentu juga komunikasi bagus ya mbak, apalagi kalau tinggal serumah terus masing-masing asyik dengan gawainya masing-masing.

    Membaca ini saya jadi ingat ibu dari artis yang selalu mendampingi dan memberi dukungan saat putrinya hamil diluar nikah. Mungkin seribu banding 1 deh ibu luar biasa seperti ini

    Reply
  10. Betul sekali Kak.
    Saya setuju kalau mereka yang hamil di luar nikah itu salah, tapi saya sependapat juga untuk menganggap bahwa kehamilan di luar menikah bukanlah aib, tidak perlu ditutupi, melainkan dosa sehingga perlu bertaubat. Jadi tak perlu orang tua merasa malu, kemudian malah merongrong anaknya yang hamil di luar menikah dan berusaha keras menutupinya. Padahal seharusnya orang tua merangkul agar sang anak tidak berusaha menutupi dosa dengan dosa kembali, seperti aborsi atau membunuh bayinya yang baru lahir. Beri dukungan penuh pada anak-anak, karena saya yakin kok kalau mereka sudah sangat menyesal bisa mengalami itu, tak perlu lagi orang lain ikut menghakiminya

    Reply
  11. Ternyata menerima kenyataan ini justru tidak mudah ya kan,Kak? Memang semuanya tidak ada yang menginginkan terjadi begitu namun apalah daya sudah terjadi. Mengasuh anak pastinya tidak mudah, saya sendiri yang belum menikah tentu tidak bisa menjudge apapun jika ada orang tua yang melakukan pola asuh salah menurut orang lain.

    Reply
  12. Beberapa tahun lalu di circle saya pernah ada yang hamil di luar nikah. Orangtuanya jelas sangat shock. Tetapi, terlepas apapun penyebab di belakangnya, memang sebaiknya memikirkan ke depan.

    Komunikasi yang kurang baik antar orangtua dan anak memang bisa menjadi penyebab utama. Ketika kemudian terjadi kehamilan di luar nikah pada anak, bisa dijadikan momen untuk memperbaiki hubungan. Jangan malah sampai bikin masalah semakin buruk.

    Reply
  13. Aku ngikutin banget kisah mahasiswi yang bunuh diri karena dihamili pacarnya yang polisi. Alhamdulillah sudah ditindak secara hukum ya.

    Anak hamil di luar nikah terjadi di banyak keluarga. Mirisnya ini justru lebih banyak terjadi di perdesaan loh mba. Beda lagi kalo di desa-desa, itu pendidikan seksual untuk anak yang kurang.

    Reply
  14. Bener banget Aku setuju memang peran keluarga ini teramat besar dalam mengontrol pergaulan anak, apalagi di zaman sekarang yang serba digital seperti sekarang ini. Salah dikit bisa jadi penyesalan ya mbak

    Reply
  15. intinya, anak yang udah melakukan kesalahan jangan dihakimi yaa, Mba, tapi dirangkul dan diberitahu pelan-pelan bahwa yang ia lakukan salah (ini juga berlaku untuk anak kecil yang melakukan kesalahan)

    Reply
  16. Peran lingkungan keluarga besar banget sih ya kak..Termasuk di dalamnya tentang komunikasi dan keterbukaan antara anak dan ortu.. Kadang di lingkungan keluarga yang terlalu keras juga bisa jadi pemicu ..

    Reply
  17. dukungan org tua dan pembelajaran dari org tua utk anak yg mengalami kondisi seperti ini sangat amat penting. memang secara emosi org tua bakal merasa sedih marah dan kesal secara bersamaan. tpi sungguhpun begtu, srhrusnya ttp harus siap utk memperbaiki keadaan.

    Reply
  18. hamil di luar nikah kayaknya tidak ada satupun orang tua di dunia ini yang pengen terjadi, cuma betul harusnya orang tua berkaca pada dirinya kenapa bisa terjadi. sudah sejauh mana perhatiannya sama anak. pun ketika sudah terlanjur, anak tetap harus dirangkul agar tidak terjadi hal-hal seperti ini lagi.

    Reply
  19. Ketika anak perempuan kurang sosok ayah yang menperhatikan dan memuji, biasanya akan mencari pujian dan kasih sayang dari luar. Mudah dibujuk rayu oleh lelaki yang memuji.

    Semoga kita semakin mendekat ke anak dan menjadi temannya agar anak merasa nyaman dan tak salah memilih jalan.

    Reply
  20. Kurangnya kontrol dan pengawasan orang tua seringkali jadi penyebab anak kurang perhatian dan kemudian anak melakukan yang salah. Nasihat sebagai orang tua ya mau nggak mau harus kontrol dan mengawasi anaknya serta memberi perhatian untuk anak.

    Reply
  21. ka, tulisannya enak bgt dibaca, ngalir aja gitu dan informatif. sejak kecil anak aku yang perempuan sepertinya akan aku kasih early sex education dan jg kasih sayang biar dia ga cari2 di luar. bismillah.

    Reply
  22. Pada akhirnya, menjadi orangtua bukanlah hal yang mudah. Menjadi orang dewasa pun demikian.. Semoga banyak orangtua yang menyadari kebutuhan anak sesungguhnya adalah perhatian dan kasih sayang, sehingga dirinya punya benteng untuk pandai memilah milih lingkungan pertemanan. Aku jadi keinget film Dua Garis Biru deh.

    Reply
  23. Dulu aku pas masih single sering ditakut-takutin hati-hati hamil, kalo hamil bakal diungsikan ke pelosok desa. Padahal didikan ortu seharusnya tidak seperti itu ya.. miris sebenarnya dengar kabar seperti ini bahkan sampai bunuh diri

    Reply
  24. kalo udah kejadian, yang bersangkutan aja pasti tertekan, apalagi kalo mendapatkan kecaman dari keluarga atau orang terdekat pasti lebh tertekan dan bisa jadi bunuh diri lho. jadi ya mau bagaimana pun keluarga harus bisa menerima dan mendukung keputusan yang terbaik, jangan malah dibikin tertekan makin stress

    Reply
  25. Butuh keihlasan bila ada salah seorang anggota keluarga mengalami hamil di luar nikah untuk menerima. Gak bisa saling menyalahkan, yang penting dicari jalan keluar agar yang sedang hamil bisa menerima keadaan dan menjalankan kehamilannya dengan tenang.

    Reply
  26. Insight yang luar biasa sekali dan bisa menjadi bahan diskusi dalam pengasuhan.
    Sebenarnya, anak muda zaman kapan pun ini tetap sama, membutuhkan sosok orangtua yang bisa diajak komunikasi.
    Bukan halangan orangtua sibuk, tapi juga terkadang orangtua yang diktator, gak mau dengerin anak dan merasa merekalah yang paling tahu apa kebutuhan anak, ini juga berbahaya bagi cara pandang anak terhadap dunia.

    Jadi, sayang yang berlebihan ini gak baik, tapi tidak memperhatikan sama sekali bisa jadi juga gak sehat, seperti kasus pada Puji.

    Benteng yang terbaik ketika orangtua tidak bisa mengawasi dengan sebaik-baik pengawasan adalah doa.
    Semoga anak-anak senantiasa diberikan perlindungan dari godaan syeitan.

    Reply

Leave a Comment