Mari Bersama Bergerak Berdaya Selamatkan Bumi

Desain by Canva

Good morning bestie,

Aku mau tanya dong disini siapa yang merasakan panas terik yang sangat menyengat sekali dalam 2 bulan terakhir ini? Aku banget-banget merasakan.

Foto: dokri/ aku & kaos buntungku

Panasnya matahari sangat menyengat sekali. Sesuatu yang sebelumnya tidak pernah aku lakukan di rumah pakai kaos lengan buntung, itupun keringat masih menetes. Mandi biasanya sehari 2 kali ini bisa 3 kali bahkan kalau masih gerah malamnya aku mandi lagi.

Kita yang tinggal di Indonesia terbiasa dengan suhu tropis. Berdasarkan data dari 91 stasiun pengamatan BMKG, normal suhu udara periode 1991-2020 di Indonesia adalah sebesar 26.8 °C. Di kutip dari situs www. BMKG.com di tahun 2022 Indonesia menempati urutan ke-13 tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.2 °C.

Di Ciputat pada 17 April 2023 stasiun pengamatan BMKG mencatat suhu di wilayah tersebut sempat naik hingga mencapai 37,2 derajat Celcius. Walaupun hanya hari itu saja kejadiannya, bisa dibayangkan betapa sangat tidak nyamannya kondisi itu. Umumnya suhu normal panas berkisar antara 29-32 derajat Celcius.

Dampak dari cuaca suhu panas ekstrim antara lain:

Tanah Kering

hal ini mengakibatkan berdampak pada sektor pertanian. Banyak panen yang gagal karena kurangnya asupan air.

Kebakaran Hutan

Foto: hutan gundul/ kompas.com

inipun bisa terjadi ketika panas sangat menyengat sekali. Hutan menjadi gundul dan asap yang dihasilkan mencemari tanah, air dan udara.

Terjadi Wabah Penyakit

Imun tubuh bisa menurun akibat cuaca panas ekstreem sehingga mudah terserang berbagai penyakit.

#BersamaBergerakBerdaya

Emisi karbon merupakan penyumbang perubahan iklim. Apa itu emisi karbon?

gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon seperti CO2, solar, bensin, LPG, serta bahan bakar lainnya. (dikutip dari Lindungihutan.com).

Emisi karbon bisa ditimbulkan dari industri, rumah gas kaca dan transportasi.

Nah tentunya masalah ini bukan hanya tanggungjawab seorang saja, tetapi kita semua penduduk Indonesia, di bumi tempat kita berpijak perlu memulai gaya hidup baru dengan langkah sederhana yang bisa kita lakukan sendiri dari rumah.

Bumi ini sudah semakin tua. Kita harus merawatnya agar tidak punah. Ayo kita melakukan langkah sederhana #UntukmuBumiku dengan #BersamaBergerakBerdaya dengan melakukan:

Menanam Pohon

Jika lahan di rumah memungkinkan Anda dapat menanam pohon namun jika tidak memungkinkan bisa menanam tanaman hijau di pot, selain untuk “adem” di rumah tanaman hijaupun dapat menyerap karbon dioksida.

Kantong Belanja

Foto: courtesy

Sampah plastik itu ternyata sangat membahayakan bagi bumi dimana dapat mencemari tanah, laut, air dan udara. Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Minyak, gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui.

Untuk itu pemerintah mencanangkan di toko, supermarket untuk tidak lagi memakai kantong plastik tetapi menggantikannya dengan paper bag atau tas belanja yang ramah lingkungan.

Diet Plastik

Tidak saja paper bag yang harus tidak lagi digunakan sehari-hari tetapi kita juga perlu diet plastik dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, dalam berpergian aku selalu menyediakan sedotan yang terbuat dari besi. Tujuannya pada saat minum tidak lagi menggunakan sedotan yang terbuat dari plastik.

Begitupun dengan air mineral aku membawa tumbler guna mengurangi sampah plastik dari kemasan air mineral botol.

Transportasi Umum

Sebisa mungkin aku berusaha untuk mengurangi berkendaraan dengan transportasi umum, angkot misalnya. Asap yang ditimbulkan menimbulkan pencemaran udara dimana kondisi atmosfer terkotori oleh banyak partikel fisik, kimia, atau biologi dan membahayakan makhluk hidup. Aku lebih memilih moda transpormasi umum dari pemerintah dimana sarana, prasarana dan fasilitasnya tidak begitu berdampak pada lingkungan.

Memilah Sampah

Foto: Tokopedia

Nah inipun sudah aku lakukan dalam memilah sampah di rumah antara organik dan anorganik. Apa sih bedanya?

Nah sampah organik itu berasal dari yang kita makan setiap hari seperti ikan, sayur mayur maupun tulang ayam atau sapi. Sampah organik ini ada manfaatnya. Bisa diolah menjadi pupuk kompos.

Sampah anorganik seperti plastik, barang elektronik yang sulit untuk didaur ulang.

Jadi di rumah aku memilah sampah organik dan anorganik. Sebagai tempatnya aku meletakkan 2 kardus (sebagai pengganti plastik untuk tempat sampah).

Hemat Energi

Foto: Canva

Ini sudah lama sekali aku lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dimana sebisa mungkin dihemat penggunaan seperti listrik misalnya. Kebetulan di rumah saat tidur malam sudah terbiasa mematikan lampu. Begitupun di jam 7 pagi, saat sudah terang ( kebetulan rumahku masuk sinar matahari pagi) semua lampu sudah dimatikan.

Hemat Air

Karena aku tinggal di perumahan airnya dari PAM sehingga wajib untuk menghemat penggunaan air alias seperlunya. Seperti di rumah saat cuci piring terlebih dahulu air di tampung agar bisa dihemat penggunaanya. Tidak saja menghemat secara biaya tetapi juga bisa menyelamatkan bumi.

Berandai-andai nih,

Jika si Dennise mendapat kesempatan untuk membuat kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi mitigasi risiko perubahan iklim apa yang kulakukan? yaitu dengan pengelolaan sampah dan limbah khususnya untuk menurunkan emisi gas metana. Serta pengelolaan bangunan dan lingkungan hemat energi.

My bestie,

“Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!”

72 thoughts on “Mari Bersama Bergerak Berdaya Selamatkan Bumi”

  1. Harus mulai dari kita sehari-hari dalam bergerak berdaya selamatkan bumi ya kak. Selain tips yang di atas, walau halaman rumah sempit usahakan punya satu tanaman keras yang terawat, rantingnya gak melebihi kabel listrik misalnya, untuk memproduksi oksigen yang kita butuhkan dan menyerap CO2.

    Reply
  2. Ecoenzym dan ecobrick kak. Ecoenzym sudah 1 tahun yll kak, tapi habis punya bayi, duh kambuh lagi malesnya *huaaaaaa. Sama ini aku juga baru tahu karena tetangga ada yg meminta plastik² untuk ecobrick untuk tugas sekolah. Dari sampah jadi sesuatu yg bermanfaat

    Reply
  3. Sama, Mbak Di mana-mana panas. Ini di Depok panas. Pas mudik ke Kebumen juga panas. Saya pun sekarang sering mandi 3X sehari. Biar segeran hehehe. Soalnya kalau tergoda minum es, malah langsung flu dan batuk.
    Makanya harus ada langkah bersama untuk terus menjaga bumi ya, Mbak. Dan banyak hal yang bisa kita lakukan di lingkungan rumah dulu. Nanti bisa menjalar ke lingkungan yang lebih besar.

    Reply
  4. #BersamaBergerakBerdaya versi aku nyaris sama dengan Kak Dennise. Paling dengan tambahan: mengurangi belanja makanan online yang udah jelas-jelas banyak pakai kemasan plastik. Yaaa walaupun cara ini tuh sangat dilema ya, karena di satu sisi ingin bantu UMKM ngelarisin dagangannya, tapi di sisi lain gak ramah lingkungan. Biasanya dengan mencoba belanja makanan yang tokonya tuh kasih catatan: pakai kemasan ramah lingkungan. Tapi masih segelintir yang begitu.

    Reply
  5. Sekarang yang sangat saya rasakan adalah cuaca panas yang sudah berbulan-bulan terjadi. Apalagi di Cikarang, tempat saya tinggal. Area lingkungan yang dikepung oleh industri. Meskipun polution-free, tetap aja sentuhan hijaunya minim. Jadi terasa banget efek perubahan iklimnya.

    Jadi sepertinya program selamatkan bumi wajib digaungkan di lingkungan industri ya Kak. Setidaknya, yang paling gampang dilakukan adalah, menanam banyak pohon di lingkungan pabrik. Bisa sedikit membantu memunculkan rasa adem dari oksigen yang dihasilkan olah tanaman tersebut.

    Reply
  6. Bergerak bareng buat jaga bumi ini diperlukan, karena cuaca yang begitu panas kita rasakan ya kak sekarang ini. Kuy jadikan asri dan adem lagi bumi kita

    Reply
  7. Di kantor aku selalu jadi “contoh” karena rajin bawa lunch box sendiri, jadi hemat sampah terutama sampaj plastik. Di rumah juga sudah terbiasa kemana-mana bawa re-usable bag…. Kalau bukan kita para penghuni bumi, siapa lagi yang akan menjadikan bumi lebih baik lagi?

    Reply
  8. Panas membara beberapa hari terakhir bikin mager deh. Iya nih Kak, bumi butuh banget diselamatkan supaya manusia nggak tersiksa akibat perubahan iklim ekstrim. Pastinya emang harus sama-sama serempak supaya berdampak.

    Reply
  9. Alhamdulillah, saat belanja ke minimarket sudah pakai tas sendiri, terus kalau ke luar rumah matikan semua lampu dan stop kontak.

    Memang panas beberapa waktu terakhir begitu terasa, jadi tetap harus berbuat meskipun kecil tetap akan berdampak

    Reply
  10. Kadangkala kaau memikirkan kebijakan pemerintah untuk mengelola SDA yang bisa diperbarui untuk diubah menjadi energi lain suka minim anggaran, jadi daripada berharap banyak pada pemerintah, gerakan sederhana yang bisa kita lakukan, ayok dilakukan.

    Semoga bisa menginspirasi banyak pembaca untuk senantiasa konsisten melakukan hal-hal baik untuk jaga kelestarian lingkungan demi menjaga mitigasi perubahan iklim yang ekstrem.

    Reply
  11. Terasa banget…akhir-akhir ini musim jadi gak menentu. Lagi musim kemarau, eh tahu-tahu hujan deras bahkan sampai banjir. Bener-bener bumi perlu kita selamatkan..demi anak cucu kita

    Reply
  12. Ohh beneran deh, panas banget siang hari dari kemarin-kemarin, pas banget jadwal jemput sekolah, harus sigap pake masker dan sarung tangan supaya gak kena terik matahari. Butuh kesadaran buat masyarakat akan peduli lingkungan, sayangnya diet plastik belum terlaksana di pasar-pasar tradisional, aku yang suka nolak pake kresek malah dipaksa harus terima dengan alasan nanti yang lainnya jadi kotor

    Reply
  13. bener bangeet skrg panasnya gak main2. kalau dulu panas start jam 12 siang, skrg jam setengah 10 sudah berasa tengah hari. jadi terasa lebih panjang dan menyengat.

    bener yah emg lingkungan itu perlu dijaga deh, mulai ajak teman dan keluarga buat bantu selamatkan bumi biar nanti efeknya terasa teruss

    Reply
  14. Untuk bagian memilah sampah ini, sejujurnya kita emnag belum disiplin seprti negara lain. Misalnya Korsel, kau liat di drakor giman rumah tangga emang konsisten dengan memilah sampah ini. Kalo di tempat aku dan aku yakin secara umum juga begitu. emang dibuat tempat sampah sesuai jenisnya. Tapi pas diangkut mobil bak sampah, tetap saja disatukan, sama saja dimasukan ke mobilnya. jadi yah tetap tercampur, hehehe. masih PR buat kita soal ini ya

    Reply
  15. Kalau aku mulai dari lingkungan terkecil, yaitu rumah dan membiasakan anak-anak untuk melakukan langkah kecil seperti hemat air, listrik, meminimalisir penggunaan plastik, tidak menggunakan air minum kemasan, dan lainnya. Dengan satu langkah kecil ini, semoga bisa membuat kondisi bumi menjadi lebih baik dan tetap lestari hingga anak cucu kelak.

    Reply
  16. #BersamaBergerakBerdaya versi aku mirip kok mbk, tapi paling sering memisahkan sampah, sampah yang bekas makanan dibuang terpisah atau dijadikan kompos, pokoknya seru aja bisa mencoba hal-hal yang menjaga lingkungan

    Reply
  17. Saya pun ngerasa cuaca makin panas akhir-akhir ini.
    Memang dibutuhkan partisipasi seluruh masyarakat, minimal dimulai dari rumah masing-masing dulu deh mulai hemat energi, memilah sampah dan mengurangi penggunaan kantong plastik

    Reply
  18. Iya mba, aku baru saja keluar rumah hari ini untuk mengajar dan ketemu teman di Semarang pulangnya kayak mau pingsan karena kepanasan, panasnya tidak normal beneran bikin dehidrasi semoga keadaan membaik ya dan kita lebih peduli lingkungan

    Reply
  19. Akhir-akhir ini memang puanas banget bahkan buat aku yang tinggal di desa. Gak kebayang kalau di kota tuh bakal gimana. Hal-hal kecil yang kulakukan itu matiin lampu itu pasti. Soal plastik, belum bisa berhenti tapi sudah mulai ngurangi

    Reply
  20. Sekarang tuh, walau musim penghujan, tapi panasnya tetap menyengat. Tidak sesejuk dulu waktu masih kecil. Jadi, kita memang harus bergerak untuk memulihkan bumi ya, Mba. Seperti pilah sampah sebagai hal kecil yang dapat berdampak besar untuk lingkungan.

    Reply
  21. Mbaaa, suka banget lihat foto dan kaos buntungnya. Look so fresh and gorgeous!!
    Meskipun itu sebenernya kegerahan ya, haha.
    Tapi memang sih aku ngerasa suhu makin panas dan nggak bersahabat sekarang ini. Beda sama 5 tahun yang lalu.
    Memang kita juga harus makin aware sama perubahan iklim. Mulai aware juga buat ikut jaga lingkungan biar nggak semakin rusak, huhu.
    Demi diri dan kelangsungan anak cucu kita ke depan nanti.
    Aku sendiri mulai tertib lagi berusaha diet plastik biar gak nambah sampah.

    Reply
  22. Wabah penyakit ini yang paling terasa ketika iklim mulai berubah dengan drastis ya.. Semoga dengan bergerak bersama, kita bisa sama-sama saling memberikan yang terbaik untuk bumi demi kelestarian alam yang kita wariskan pada keturunan kita di masa depan.

    Reply
  23. Di Bandung yang dulu terkenal adem, sekarang juga mulai kerasa panas, Mak.
    Kayaknya mulai sekarang kita semua harus berusaha untuk menurunkan emisi karbon dengan menggunakan transportasi umum dan hemat energi listrik yaa…

    Reply
  24. Setuju sekali, kalau urusan lingkungan semuanya harus ikut andil, tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah yang punya program untuk menyelamatkan bumi, bahkan kita pun harus ada di dalam nya, setuju sekali untuk menggunakan tas belanja yang reusable dan membawa tumbler kemana pun kita pergi, agar mengurangi efek rumah kaca dan pencemaran lingkungan lainnya, agar hidup kita pun juga terjaga.

    Reply

Leave a Comment