Mengapa Wanita Sering Menjadi Korban KDRT?

Sumber foto: Pinters

Sebuah berita mengejutkan di Palembang, beberapa hari yang lalu seorang guru mati di bunuh dengan kondisi mengenaskan. Lehernya digorok oleh suaminya. Apa pasal mengapa si suami senekad itu? Menurut si A sebut saja itu namanya sang istri minta cerai, sementara dia tidak mau menceraikan. Alasan minta cerai? karena suami pengangguran, pemalas tidak mau kerja apapun berharap istrinya menopang.

Ada lagi cerita yang terjadi beberapa waktu yang lalu di akhir tahun 2021. Seorang istri siri belasteran Sunda-Arab disiram air keras oleh suaminya yang berkewarganegaraan Arab. Mirisnya hampir 90% seluruh tubuh wanita usia 20-an ini terbakar dan hanya beberapa saat saja dirawat di rumah sakit tapi akhirnya nyawanya tak tertolong. Alasan si pria Arab ini, istrinya tidak menurut (sementara menurut versi keluarga si almarhum suaminya itu cemburuan).

Kisah pilu lainnya dialami oleh seorang wanita yang kejadiannya viral 15 tahun yang lalu. Namanya Siti Nur Jazilah atau lebih ngetop dengan nama Liza Face Off menjadi korban kekerasan suaminya hanya karena cemburu wajah cantiknya disiram air keras.

Mengenaskan Liza yang saat itu istri ke-2 dari suaminya Mulyono justru mengalami nasib naas. Wajahnya hancur. Saat itu orang berpikir Liza nyawanya tidak tertolong. Karena luka bakarnya 90 %. Tetapi kalau yang di ATAS bilang belum waktunya berpulang ya nyawa masih tetap ada.

Sumber foto: Tribun Batam News / Transformasi wajah Lisa

Untungnya peristiwa Liza ini mengetuk hati 42 dokter di RS.Soetomo Surabaya, untuk melakukan face off. Operasi berhasil, walaupun tidak kembali seperti sediakala namun kepercayaan diri Liza timbul lagi. Tidak minder, wanita cantik ini sudah punya lubang hidung kembali, bentuk wajahnyapun sudah lengkap dan berfungsi dengan normal.

Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat, selama 17 tahun, yaitu sepanjang 2004-2021 ada 544.452 KDRT atau ranah personal (sumber Kompas.com).

Bentuk Kekerasaan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terdiri dari apa saja ya? ini faktanya:

Kekerasan Fisik (meliputi tindakan memukul, menampar, menendang, mendorong, mencengkram,dll) 18,3% perempuan yang sudah menikah dengan jenjang usia 15-64 tahun telah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual.

Kekerasan Psikologis (meliputi tindakan mengancam, memanggil dengan sebutan yang tidak pantas dan mempermalukan pasangan, menjelek-jelekan dan sebagainya yang dilontarkan dengan kata-kata kasar) Sebanyak 1 dari 5 perempuan yang sudah menikah pernah mengalami kekerasan emosional yakni sebesar 20,5%.

Kekerasan Ekonomi dapat berupa meminta pasangan untuk mencukupi segala keperluan hidupnya seperti memanfaatkan atau menguras harta pasangan. Sebanyak 1 dari 4 perempuan juga mengalami kekerasan ekonomi atau sebesar 24.5%.

Kekerasan Seksual seperti memeluk, mencium, meraba hingga memaksa untuk melakukan hubungan seksual dibawah ancaman. Angka kekerasan seksual dalam KDRT pada perempuan yaitu sebesar 10,6%.

Kalau mau ditilik ternyata KDRT itu sudah terjadi belasan tahun yang lalu. Para suami yang notabene seharusnya menyayangi istrinya baik itu yang dinikahi secara resmi/ hanya secara siri saja ini malah membabi buta mencelakakan bahkan tidak sedikit korbannya yang meninggal dunia.

Faktor apa saja yang membuat para suami nekad?

Cemburu

Perasaan cemburu yang terkadang tidak masuk akal seringkali membuat suami kehilangan akal sehat. Saya masih ingat beberapa waktu yang lalu seorang suami diliputi perasaan cemburu karena istrinya yang gemar bermain tiktok. Suami yang merasa tersisihkan (padahal dia sendiri tidak tahu apakah istrinya ada affair/tidak) langsung menusukkan pisau ke istrinya yang saat itu sedang tidur. Padahal kalau saja suami mau menurunkan ego-nya dan bertanya baik-baik pada pasangannya mungkin tidak terjadi.

Terlalu Sayang

Masa sih terlalu sayang suami bisa mencelakakan istri sendiri? yups bisa saja dong. Ini kejadian dengan Stanley teman saya yang saking terlalu sayang sama istri dia menyiksa istrinya secara mental dan fisik. Istrinya tidak dikunkung di dalam rumah megah. Tetapi sayang istrinya tidak diijinkan pergi keluar rumah saja tanpa dirinya. Menurut Stanley dia melakukan ini karena istrinya yang cantik hanya miliknya sendiri tidak boleh dilirik oleh orang lain diluaran sana.

Gokil…itu rumah dilengkapi dengan bodyguard dan CCTV. Jadi gerak-gerik Vione (nama istri Stanley) diawasi. Istrinya juga tidak pernah pegang uang. Kalau ingin sesuatu barang dia minta kepada suaminya. Nah, jika si istri melawan maka pukulan tanpa belas kasihan mendarat. Terakhir yang saya dengar istrinya depresi dan ketergantungan obat penenang. OMG! suami macam apa ini…

Ekonomi

Ini memegang rangking tertinggi penyebab suami melakukan KDRT. Menurut saya wajar saja jika istri meminta suami untuk bertanggungjawab di rumahtangga. Tetapi kenyataannya banyak suami yang malas,tidak mau bekerja, ngandalkan istri dan ketika diminta tanggungjawabnya maka tanpa berpikir panjang melakukan pemukulan, omongan kasar bahkan membunuh. Edan yaaa…

Menutupi Perselingkuhan

Banyak suami yang menutupi perselingkuhannya dengan bersikap kasar baik itu dari omongan maupun perbuatan. Seperti Pras,dia marah besar ketika chatting mesra dengan selingkuhannya diketahui istrinya.

“Mas sejak awal aku sudah curiga dengan sekretarismu. Kalian ada affair dan ternyata terbukti”

“Kalau ya kamu mau apa?!”
“Aku tidak suka kamu selingkuh.Jahat kamu mas menghianati rumahtangga kita”,teriak Siska histeris sambil memukul dada suaminya meluapkan emosi. Pras bukannya minta maaf karena jelas memang salah, dia malah membalas mem-bogem (ini seperti seorang malinhg,bertubi-tubi) hingga memar.

Sejujurnya Siska sudah tidak kuat dengan perlakuan kasar Pras mau cerai kembali lagi pertimbangan anaknya yang masih kecil, perlu figur ayah. Dan hingga sekarang ter…paksa ngebathin melihat perselingkuhan suaminya. Walaupun Pras sudah jarang KDRT karena Siska sudah acuh tidak pernah protes lagi. Piluuuuu banget…

Menguasai Harta

Sebuah kisah di Lampung tahun 2021 lalu seorang istri kedua ( sang istri lebih tua 10 tahun) dibunuh oleh suami sirinya. Mayatnya di buang di sumur tua disebuah tempat yang jarang dilewati orang. Saat ditanya penyidik suaminya mengaku ingin menguasai harta istrinya berupa uang, perhiasan dan mobil. Selain itu dia mau izin minta nikah lagi tetapi istrinya tidak mau. Rencananya uang dan perhiasan akan dipakai untuk melamar calon ke-3 istrinya. Waduhhhh…ini suami?!

Tidak Dihargai

Istri yang dominan dalam rumahtangga itu terlihat bagaimana dia memperlakukan suaminya. Tidak menghargai dan berkata semena-mena. Hal ini biasanya dipicu dari istri yang berperan penting dalam ekonomi sementara suami berpenghasilan kecil atau sama sekali tidak bekerja. Seharusnya memang istri bisa menerima kondisi suami apalagi keadaan itu sudah diketahui sejak awal menikah bahwa penghasilan suaminya di bawah. Pertanyaannya: mengapa mau ya? terkadang wanitanya juga sih rada bucin ya… tidak mempertimbangkan efek sampingnya setelah berumahtangga.

Tempremental

Hati-hatilah mempunyai suami yang tempramental alias gampang emosi. Hal kecil saja bisa dipermasalahkan menjadi besar. Hadapi si tempramental Anda harus menurunkan ego. Memang sih kesal ya tetapi kalau ego bertemu ego berakhirnya hancur. Sifat menonjol pada si tempramental mudah tersinggung, mudah lalu tangan, berkata kasar. So saat suami marah lebih baik diam jangan dijawab-jawab ya mom….

Trauma Masa Lalu

Suami yang memukul, menendang, berkata-kata kasar terkadang setelah ditelusuri hal ini karena trauma masa lalu dimana ayahnya memperlakukan ibunya seperti itu di depan matanya berulang kali. Hal ini terekam di benak si anak. Luka bathin yang belum terobati terbawa hingga dewasa dan berumahtangga. Nah,ketika ada keributan (yang seharusnya tidak diperbesar) suami melampiaskan dalam bentuk KDRT seperti yang dilakukan ayahnya pada ibunya.

Dear women

Semoga pembaca blog saya disini mendapat perlakuan istimewa ya dari para suami. Kalau kita harus mengalah, mengalah-lah. Kalau harus diam-diamlah. Kalau harus minta maaf-katakanlah, maafkan aku! Mengalah bukan berarti kalah. Karena rumahtangga bukanlah ajang pertarungan mendapatkan siapa yang jadi pemenang. Walaupun kalau boleh jujur pria itu ego-nya besar. Sudah salahpun tetap merasa dia yang menang ya,hmmm…. (D/s)

Sumber: Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak Republik Indonesia

124 thoughts on “Mengapa Wanita Sering Menjadi Korban KDRT?”

  1. Dari tulisan ini aku jadi teringat lagi dengan kejadian yang menimpa mbak Liza. Dulu masih kecil dan masih terasa miris sampe sekarang. Yang kejadian di Palembang itu juga nyesek banget 🙁

    Dari sederet kemungkinan terjadinya KDRT pada perempuan, menurutku juga ada ke faktor kematangan emosional (yang mungkin juga mayoritas tegak lurus dengan matangnya usia). Banyaknya pernikahan dini juga menjadikan KDRT walau nggak semua juga dan nggak bisa dipukul rata.

    Uniknya lagi, dari buku yang pernah aku baca (judulnya Lelaki yang Menangis), diceritakan kumpulan kisah nyata para pria yang mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga dari para istri.

    Reply
  2. Aduh mba merinding aku bacanya dan juga sedih. Karena apa yang mba tulis itu semuanya bener. Memang menjadi perempuan itu tidak mudah ya. Bahkan mereka selain disakiti oleh keluarga sendiri juga kadang disakiti juga oleh sesama perempuan seperti dinyinyirin dan lain – lain. Aduh memang ga mudah jadi perempuan. Aku harus banyak banyak berdoa juga untuk anak anak perempuan saya. Semoga Allah menjaga mereka dengan suami yang shaleh suatu hari nanti

    Reply
  3. Saya merasa tidak tega dengan wanita yang mendapatkan KDRT. Terkadang mereka sampai tidak sanggup mengadu lagi. Semoga para wanita yang sudah berumah tangga, tidak ada lagi yang mendapatkan perlakuan tak baik dari suaminya. Semoga wanita yang pernah mengalami KDRT, segera disembuhkan psikis dan fisiknya, aamiin

    Reply
  4. teladan orang tua sangat penting ya?

    kalo anak dididik dengan kasih sayang, ortu berantem dalam ruang tertutup (anak gak tau), insyaallah akan berlaku baik pada pasangannya

    Reply
  5. miris ya..

    kapan hari juga didatangi mantan tetangga. yang tiba-tiba cerita tentang apa yang dia alami selama tinggal di komplek kami. dia jadi sasaran kekerasan suaminya. tiap kena bogem, dia ngga pernah keluar rumah. makanya tetangga ngga tahu. apalagi, sang suami terlihat kalem dan kebapakan banget.

    perempuan mesti berani speak up sih. kalau engga, ya susah, orang lain belum tentu paham.

    Reply
  6. Kalau bicara soal KDRT tuh selalu ngilu Kak hati saya. Karena ada beberapa teman-teman yang mengalami ini. Yang lebih sering terjadi adalah KDRT psikologis yang menyerang mental dan psikis. Saya paling gak kuat mendengar curahan hati mereka ini. Sering banget ikut kepikiran dan jadi worried, takut mereka melakukan hal-hal yang tidak diinginkan seperti misalnya bunuh diri. Efek terberat dari depresi yang mereka alami.

    Semoga ya Mbak, kasus-kasus KDRT di negara kita bisa terus berkurang bahkan kalau bisa lenyap total. Hingga para perempuan di tanah air bisa selalu hidup berbahagia lahir bathin. Mungkin kah terwujud? mungkin saja. Karena saya yakin setiap doa kebaikan akan diijabah Allah SWT.

    Reply
    • Thanks kak sudah mampir. Ini temanku sekarang mengalami KDRT verbal.Dimana suaminya kasar mulutnya, tidak pantaslah di dengar.Setiap hari temanku hanya nangis meratapi nasib mau cerai pikir panjang karena anak masih kecil

      Reply
  7. Pertama, aamiin..
    bagian akhirnya mengandung bawang, Mba, tapi nasihat Mba itu memang benar dan lagi-lagi jadi merasa ada yang mengingatkan kalau mengalah bukan berarti ngalah. kalau bisa nge-gas berarti juga harus lebih bisa nge-rem yaaa…
    Makasiiiihhhh Mbaaa ^^

    Reply
  8. Iya, aku ingat itu peristiwa Lisa Face Off. Alhamdulillah mb Lisa skrang udah mandiri berkat tangan para dokter ahli.
    Banyak cerita, para suami yg melakukan KDRT tsb, salah asuh ya masa kecilnya.
    Tapi kan para istri tsb tidak tahu latar belakang sebelumnya, cuma dapet bogemnya….Duh…merinding…

    Reply
  9. terlalu sayang juga bisa jadi alasan laki-laki melakukan kekerasan yaa. Saya pernah punya pengalaman punya pacar yang overprotektif (alasannya karena terlalu sayang pada saya), yang ada dia over cemburuan mulu, saya jadi gak bebas berteman. Saat putus darinya, saya merasa bebas. Ngeri banget punya pasangan kayak gitu

    Reply
  10. #stopfatherlessgeneration
    Pengasuhan yang salah yang diwariskan turun menurun lebih dari tujuh tanjakan membawa dampak luar bisa. Semoga Indonesia lambat laun bisa terbebas, dan KDRT bisa turun

    Reply
  11. Suka sedih saya tuh kalau lihat berita-berita istri di KDRT. Makanya saya berusaha membimbing anak perempuan saya lebih mandiri agar nanti kuat ekonomi dan bisa tidak bergantung pada suaminya saja.

    Reply
  12. Terkadang memang sebagai seorang istri kita lemah sekali yah mba, aku sering menemukan perempuan yang dilemahkan kondisinya karena selama berkeluarga menggantungkan seluruh hidupnya pada suami dan bila kita tak mempunyai suami yang baik entah bagaimana para suami ini akan menjadikan kita sebagai korban kdrt.

    Reply
  13. Kaeee, Ka Dennise apa kabar?
    Baca ini jujur kaget, jumlah kasusnya 500rban lebih ya ternyata. Banyak banget. Jujur, ini jadi salah satu pertimbangan aku sih ka kenapa selalu menolak kalau orang tua “ngenal2in” ke anak temannya. Takutnya di awal perkenalan baik-baik, begitu jadi, main tangan terus. Amit amit amit amit. Ngga mau nikah sebelum aku bener-bener kenal orangnya. Takut kena KDRT kayak gini. Ya walaupun yg kena kasus kdrt ini ga melulu perempuan ya, tapi mostly memang kita yang kena.

    Better sih memang kesiapan mental, finansial, fisik, umur, sama saling mengenal antar calon pasangan sebelum memutuskan berumah tangga ya. Yang udah kenal lama aja belum tentu tau sampe borok-boroknya, apalagi yang kenalnya baru kemarin, itupun karena dikenal2in orang lain. Hiks amit amit

    Reply
    • Baik dek.Ah jangan buru-burulah kau dek married.Bekali dulu dengan pengetahuan yang banyak.Terpenting kenali sifatnya, pakai feel.Kadang pria dimasa pacaran kalau semuanya baik kita harus hati-hati juga.Apakah ada yang disembunyikan.Kan idealnya ada 1 sifat yang mencuat ya.he…he…he…kakak kok jadi kasih wejangan ya.Semangat dek!

      Reply
  14. Wanita yang sudah menikah dan KDRT ini sering muncul di berita ya, Mbak. Maka dari itu saya sebagai seorang wanita harus hati-hati sebelum memutuskan untuk menikah dengan siapa. Dan setuju banget kalau kesiapan fisik, mental, dan finansial adalah hal yang penting banget sebelum memutuskan untuk menikah.

    Reply
  15. Perasaanku campur aduk baca berita dan kisah para wanita yg mengalami kdrt. Semoga makin banyak lembaga yg pro dan bisa melindungi wanita juga anak anak dari kekerasan baik fisik maupun psikis

    Reply
  16. Ngeri ya kalau membayangkan yang terjadi di rumah tangga mereka. Dan ini bukan cuma 1-2 kasus. Miris banget kalau lewat kantor pengadilan agama penuh antrian, katanya mereka kebanyakan urus perceraian. 🙁

    Reply
  17. Terkadang gak habis pikir ya, lelaki yang seharusnya jadi pelindung justru bisa yang paling jahat menyakiti pasangannya sendiri. Maka jaman sekarang perempuan harus bijak agar tidak ditindas terus. tapi juga tidak melupakan kewajiban sebagai istri dan ibu dalam rumah tangga.

    Reply
  18. KDRT itu banyak banget jenianya ya, Mba. Apalagi kalau udah menyerang psikolog, sakitnya gak beda jauh seperti kekerasan fisik, bahkan bisa meninggalkan trauma yang berat bagi istri.
    Semoga selalu dijauhkan dari segala bentuk KDRT.

    Reply
  19. Rasanya merem-merem pas baca. Tujuan menikah itu ingin bahagia dan setiap wanita pasti membutuhkan kenyamanan batin. Ketika itu tidak didapatkan dari orang yang ia percaya, maka kepada siapa lagi sang wanita ini akan berlindung?

    Semoga semua wanita bahagia dengan pasangannya dan sama-sama bisa saling menghargai sebagai manusia, pasangan, tema hidup dan semoag bertemu kembali di akhirat sebagai pasangan yang sakinnah mwaddah dan warahmah.

    Reply
  20. sungguh banyak ya penyebab KDRT itu, dan sangat dekat di sekitar kita, hiks miris banget lihat berita tentang KDRT.
    semoga kita dijauhkan dari perlakuan KDRT itu.
    Setuju banget Mbak, diam dan mengalah aja deh biar aman dan tenang, biar aja kita yang jadi waras, kalau mentingin ego juga bakalan habis benaran deh 🙁

    Reply
  21. Sangat bersimpati pada perempuan yang mendapat perlakuan kasar bahkan mendapat kdrt. Semoga mendapat dukungan yang terbaik. Tidak perlu dicari alasan suami melakukan kdrt, segera tangkap dan hukum seberat-beratnya agar jera

    Reply
  22. Kalau menurut saya KDRT apapun alasannya tidak bisa dibenarkan. Perempuan yang mengalami jangan tinggal diam. Harus mencari pertolongan. Entah itu lewat keluarga atau siapapun yang dianggap pas. Karena berbahaya, apalagi jika sampai mengancam jiwa.

    Reply
  23. Sedih & Seram banget kalau lihat berita-berita KDR semacam ini mbak dan banyak wanita yg menjadi korbannya.
    Oh ya aku masih ingat nih soal Liza yang melakukan face off, syukurlah sudah ada hasilnya ya sekarang walaupun ga bisa kembali ke wajah awal seperti semula. Semoga ga ada lagi kekerasan pada wanita ke depannya

    Reply
  24. KDRT menimpa teman kuliahku, mbak Dennise. Saat mereka bertengkar akan suatu hal, si suami memukul dan menampar istrinya hingga darah bercucuran dari wajah, hidung dll bertumpahan ke lantai. Untuk dia foto dan langsung bawa anak2nya melapor ke polisi. Sebelnya, polisi malah bertanya,”Ibu yakin mau melaporkan suami? Kasihan lho anak2 masih kecil?”. Untung langsung diusut dan sudah berdamai kedua keluarga walaupun hingga saat ini keadaannya sangat dingin.

    Reply
  25. Kakak saya korban KDRT suaminya. Yang punya kerja tetap hanya kakak saya, tapi kalau ada salah suami main tangan dan dari sisi ekonomi tergantung sama istri. Puncaknya, kakak lari dari rumah bawa 2 anak, pulang ke rumah orangtua saya karena nyaris kehilangan nyawa. Suaminya? Balikin ke ortu saya juga enggak! Akhirnya cerai dan kini kakak saya lebih tenang baik hidupnya

    Reply
  26. Bergidik membaca deret kekerasan terhadap perempuan di atas . Semuanya dilakukan para lelaki yang seharusnya melindungi dan mencintai mereka. Kesimpulan aku sih satu Mbak, para lelaki yang melakukan kekerasan itu sakit jiwa

    Reply
  27. Korban KDRT sering dilema utk speak up karena berbagai alasan. Begitu berani speak up kondisinya telanjur mengenaskan. Atau malah meninggal sebelum sempat bercerita. Sedih banget ya Kak..

    Semoga siapapun yg saat ini tengah berada di dalam lingkaran KDRT bisa mendapatkan jalan keluar dan kedamaian. AMIN

    Reply
  28. Ah iya, serem KLO inget kisah Liza ini ya mbak
    Emang kdrt masih jadi salah satu masalah yg menimpa banyak perempuan Indonesia
    Perempuan harus berdaya dan berani speak up agar g jadi korban kdrt

    Reply
  29. Sedih ya banyak perempuan terkena KDRT apalagi masa pandemi ini KDRT meningkat drastis karena stres dan masalah ekonomi, kalau ada teman yang kita tahu kena KDRT sebaiknya kita bantu ya

    Reply
  30. Miriis banget baca tulisannya apalagi kisahnya Liza. Semoga saja kita dijauhkan dari hal2 korban KDRT. Memang yaa, nafsu amarah kalo sudah menguasai diri jadi lupa segalanya dan berujung dengan kekerasan.
    Semoga para lelaki makin ditingkatkan lagi kesadarannya dan wanita lebih diberikan kekuatan.

    Reply
  31. Yang lebih ngenes tuh, para korban KDRT ini kalau melapor suka ga dapat perlakuan layak dr aparat. Nggak heran kali jadinya lebih banyak yg ngadubkr sosmed drpd ke pihak berwajib. Menurutku akar dr masalah ini adalah budaya patriarki yg nganggap perempuan itu masy kelas 2 dan tugasnya cm ngeladeni suami

    Reply
  32. Bahaya sekali yaa…emosi yang berlebihan.
    Rasanya gelap mata dan mengubah segalanya yang indah menjadi mengerikan.
    Huhuu…sakit hati baca mengenai wanita yang menjadi korban KDRT ini.
    Rasanya pasti super berat.

    Reply
  33. Jd inget kapan hari tu aku nemu komen di YT kalau katanya dia suka dipukul sama suaminya. Ya aku kasi aja kontak call center kemenppa buat korban kdrt, katanya malah gpp kena pukulan, hadeeehh. Tp yg kyk2 gini banyak, entah krn cinta, takut kehilangan status pernikahan, ekonomi dll
    Makanya perempuan kalau niah jangan cuma krn cinta tapi persiapan kudu matang, kalau bisa jg perempuan punya daya juang khususnya ekonomi buat pertahanan diri. Trus nyadar gtu kalau dipukul tuh udah gak beneeerrr #komengemes haha 😛

    Reply
  34. harus disadari, KDRT telah banyak terjadi dan telah terjadi sejak dahulu kala. Kita sebagai perempuan harus paham beraneka tipe KDRT yang mungkin terjadi dan jangan takut untuk mengadukannya kepada pihak yang berwajib sehingga berbagai kasus kekerasan ini bisa dihentikan dan ditangani sebagaimana mestinya

    Reply
  35. Wah iya, dulu gemes banget waktu mengikuti berita tentang Liza face off itu.

    Apapun alasannya, tindakan KDRT itu nggak bisa dibenarkan. Para wanita yang mengalaminya harus diberi dukungan moral untuk berani melaporkan kekerasan yang dialaminya

    Reply
  36. sungguh luar biasa sedih mbak, membaca berita kdrt yang masih terjadi di tengah kehidupan kita. Membaca beragam alasan suami kdrt ternyata banyak juga ya, tak sekadar menutupi kasus perslingkuhan atau sekadar cemburu, kompleks ternyata yaa.

    Reply
  37. Baca tulisan ini, huhu kujadi inget seorang temen. Blogger juga. KDRT dari suami bahkan katanya sejak mereka pacaran. Dulu nikah, dikiranya bakal berubah. Eh ternyata keterusan sampe sekarang. Aku minta dia buat milih cerai, dia berat ke 3 anaknya. Pasti dia gakkan bisa dapet hak asuh, bahkan ketemu juga gakkan pernah bisa. Sampe mati pun. Kalo suaminya lagi ‘gila’, duh sedih. Bekas pukul, tampar, seret, kelihatan banget. Aku bingung mau ngasih saran apa. Bahkan dia yang awalnya ngeblog pun, blognya didelete suaminya. Aduh kok jadi curcol ya. :'(((

    Reply
  38. Zamanku sekolah ngikutin beritanya Liza via Koran Jawa Pos. Aku Kan tinggal di Jatim, jadi berita ini dibahas banget step by stepnya di Koran.
    Waktu itu aku belum paham KDRT. Alasan di atas mencengangkan apalagi karena alasan terlalu sayang sampai menyiksa istri sendiri.

    Reply
  39. sejatinya setiap kita yang sudah berumah tangga pasti mengalami KDRT dari pasangan, meski yang sering disorot orang adalah KDRT Fisik karena langsung bisa terlihat. semoga kita bisa menjadi ibu dan istri yang selalu mempunyai alasan untuk bertahan dan kuat

    Reply
  40. duh semoga saja saya dan anak saya nanti dijauhkan sama KDRT ini. soalnya pernah nih baca novel ada pasutri yang selama menikah baik-baik saja eh pas ekonomi goyang karena suaminya diPHK lah suaminya tiba-tiba KDRT. jadi kayaknya faktor psikologis juga bisa membuat terjadi KDRT dalam rumah tangga

    Reply
  41. Alhamdulillah sampai detik ini suami saya sayang sama saya, gak pernah melakukan KDRT. Semoga anak-anak perempuan saya juga kelak mendapat suami yang baik, dan semoga anak-anak laki-laki saya gak akan pernah bersikap kasar sama istrinya kelak. Aamiin.
    Sungguh miris mendengar berita-berita KDRT seperti di atas. Dan suka gemes juga kalau denger istri gak speak up saat kena perlakuan KDRT, dengan alasan itu aib keluarga. Duhh..

    Reply
  42. Selama ini KDRT identik sama kekerasan fisik,padahal KDRT ada kekerasan psikologis, ekonomi dan seksual. Ya g kadang enggak disadari tuh kekerasan psikologis.

    Oh ya, aku yang cerita perempuan sunda-arab sama suaminya yang Arab itu sempat lihat videonya, isterinya cantik emang dan si pria ini sebenarnya sudah ditolak tapi nekat ngelamar terus hingga si perempuan mau, eh setelah dinikahi malah KDRT.

    Reply

Leave a Reply to Jiah Al Jafara Cancel reply