Foto: Lari Seru /dokpri
Hai, saya Dennise
Mau cerita nih sebagai warga Depok yang berdampingan dengan Jakarta, saya paling rajin buat status WA/ maupun IG. Hal ini untuk menggambarkan kondisi dan kegiatan yang saya lakukan.
Biasanya banyak yang comment kalau melihat status kegiatan saya. Hah elu lari, lomba? Masih kuat? , parah deh. But ha…ha…ha… saya sih nyantai aja jawabnya. Karena lari itu tujuannya untuk mencari happy dan sehatnya. Menang sih bukan target. Wong saya lari saja sambil jalan cepat, hiks.
Seperti ketika kemarin Minggu 1 Oktober melakukan olahraga di alam terbuka lari diseputaran SCBD. Kompleks perkantoran SCBD’kan lumayan luas ya.
Larinya sih gak jauh kali’pun. Hanya 3,3 km. Tapi karena faktor U alias umur bin usia, hiks dan juga sudah lama tidak lari, ya cukup tau dirilah. Tidak jorjoran melakukan lari secara statistik. Tapi saya lakukan secara bergantian. Semisal lari, lanjut jalan cepat, lanjut lagi lari, jalan cepat sampai finish.
Ternyata oh ternyata,
Semangat warga JaBoTaBek untuk mengikuti Fun Run ini luar biasa loh. Tidak hanya seusia saya 40++ tetapi juga 60++ bahkan anak-anak usia 7 tahun pun ikut serta. Ya keluarga yang dijalankan.
“Yang penting mbak dapat membahagiakannya”, ujar seorang ibu yang usianya diatas 60-an. Memang dia tidak berlari. Tetapi mengirimkannya dengan cepat.
“Saya senang mbak. Selain sehat saya juga bertemu banyak orang baru. Ya seperti mbak ini”
“Loh memang ibu tidak tinggal dengan keluarga? maaf”
“Gak papa mbak. Saya belum berkeluarga. Tinggal sendiri di apartemen. Ini bagian dari penyembuhan. Daripada setres dengan kerjaan. Olahraga itu bikin bahagia”
Baca juga: Bahagia Itu Sederhana
Bentuk bahagia ketika bertemu dengan dr.Tompi
Ya benar ibu. Olahraga itu bikin senang. Apalagi olahraganya di tempat terbuka. Menghirup udara segar.
Sekarang ini kalau boleh jujur ya, banyak orang yang mudah sekali setres.Masalah kecil berpikir panjang. Sampai tidak bisa tidur. Padahal ya, rugi banget kalau tidak tidur gara-gara masalah. Badan sakit semua, terutama pikiran. Hayooo, siapa yang seperti itu.
Baca juga: Waspada! Wanita Mudah Alami Depresi
Sejujurnya saya pernah alami seperti cerita diatas. Duh sakit banget, kayak rada o’on, hiks! (Sekarang saya bisa tertawa karena kejadiannya sudah berlalu). Konyolnya nih. Mata terpejam, tapi pikiran kemana-mana. Dan itu ada sekitar semingguan. Sakit banget.
Bahagia bersama Merry Riana, sang motivator
Sampai saya bertemu dengan seorang teman, yang sudah mengalami peristiwa hidup yang sangat keras. Bayangkan ya! Suaminya selingkuh dengan sepupunya, harus mengurus anaknya yang berkebutuhan khusus dan saat pandemi 2 tahun yang lalu dia mengalami PHK.
Baca juga: Berdamai Di Tengah Masalah,Bisa Ya?!
Apakah si Scoria menyebut namanya saja, setress berat hingga depresi? Ternyata tidak loh! Cerita Ria pada saya, memang cukup lama sekitar setahunan berdamai dengan masalah, memaafkan dengan ketulusan orang yang menyakiti dan belajar untuk ikhlas.
Baca juga: Ikhlas, Mengapa Sulit?
Ikhlas,
Kata ini singkat hanya 6 huruf. Tetapi untuk melakukannya diperlukan sebuah pengorbanan rasa. Mulut memang berkata memaafkan, namun apakah perasaan itu ikhlas untuk memaafkan?
“Saya Dennise, bisa ikhlas setelah melalui proses perenungan yang panjang. Banyak yang dirugikan dari masalah yang saya alami. Selain badan jadi rusak,karena tidak bisa tidur anakpun tidak terurus.
Saya harus bangkit, berdamai dengan masa lalu, memaafkan orang yang menyakiti dan ikhlas”, ucap Scoria.
“Sesederhana itu?”
“Ya memang sederhana. Karena saya suka nulis. Saya menulis di blog pribadi”
Oh iya ya, kita bisa menulis di blog pribadi. Supaya mudah dikenal ada baiknya kita menandai blog dengan identitas. Seperti Blogger Malang berarti bloggernya berasal dari kota Malang.
Selain itu Scoria menambahkan,
“Dennise, kamu harus percaya setiap permasalahan yang diberikan Sang Pencipta, karena DIA yakin kita bisa menanggungnya alias mengatasinya. Kita harus Positif Bersama-Nya , solusi itu pasti ada”
Benar-benar kata-kata yang bijak dan menguatkan. Bahwa setiap permasalahan itu pastinya ada jalan keluar asal kita sabar, berdo’a dan yakin Tuhan menyertai setiap langkah kaki kita. Amin…(D/s)
Jujur emang kalau buat aku yang jarang banget olahraga keluar rumah, lalu keluar untuk olahraga rame-rame dan ketemu banyak orang adalah sebuah hal yang sangat menyenangkan, dan juga refresh untuk otak juga. bukan capek yang pegal gitu tapi pegal yang menyenangkan, eaaa. hehee
Setuju banget dengan statement terakhir artikel ini, mbak
tetap yakin dan positif thinking pada pemilik hidup atas apapun yang tengah atau telah dialami
Amin ya mbak
Setuju banget mbak. Terkadang di titik terendah hidup kita, disitulah justru Tuhan menunjukkan kuasa-Nya.
Kita sebagai manusia hanya bisa sabar, dan belajar ikhlas. Kalau sudah ikhlas, niscaya jalan pun akan terbuka lebar dan benderang. Amiiin.
Terimakasih mas