Obat Setress : Baca Buku + Travelling

Buku adalah Jendela Dunia

Hai bestie,

Siapa disini yang tidak pernah setress? Ayo acung tangan yang tidak pernah ngalami? aku kasih hadiah deh Rasanya gak yakin ya hari gini tidak ada yang setress. Apalagi tambah usia pasti bertambah tingkat setressnya. Iya’gak sih….

Beda banget ketika kita masih kecil. Pecahin piring, takut tetapi udah tahu paling diomelin. Nilai jelek ditegur orangtua besoknya masih bisa main, bahkan tawa-tawa dengan teman gak dipikirin peristiwa diomelin. Nah itu bedanya kita orang dewasa dengan anak kecil. Mereka ada masalah tetapi tidak dibawa kepikiran, acuh saja. Kalau kita ada masalah, sulit mendapatkan tenang jiwa dan pikiran. Dipikirkan secara mendalam. Entah itu ada solusi atau tidak tetapi seringkali tanpa sadar terbawa dalam alam pikiran sehingga semua mengganggu.

Baca juga: Ada Apa dengan Putri Sambo? Mengapa Pelit Bicara?

Bicara setress jadi teringat dengan berita viral Misteri Kematian Joshua yang sampai sekarang belum terkuak. Kata siapa si Putri Sambo dan suaminya tidak setress. Keluarga Joshua tidak setress? tentu tidak! Keluarga yang berdomisili di Jambi ini tentu saja setress + berkecamuk dengan kesedihan yang mendalam. Hanya saja tingkat setressnya beda. Kalau keluarga Joshua kesedihan yang mendalam kehilangan anak tercinta kebanggaan keluarga. Sambo & istri bagaimana bisa keluar dari jerat masalah, kalau bisa bebas sebebasnya. Untuk itu berbagai rekayasa skenario diciptakan. Gagal skenario yang satu datang lagi skenario yang lain. Sadis bangetttt….

Semua diseret Sambo, tidak satu dua orang tapi puluhan. Sesama polisi, ajudan, sopir bahkan yang viral ART Susi. Anda yang mengikuti jalannya sidang Susi ketika diintrogasi jaksa dan hakim tentunya ikut gemas. Alasannya berbelit-belit. Muter-muter banyak yang tidak masuk akal. Sampai akhirnya wanita yang sudah berkeluarga ini terjebak dengan jawaban bohongnya. Ya namanya bohong terkadang lupa cerita awalnya bagaimana.

Hidup di kota besar seperti Jakarta memang masalah makin pelik. Masalah itu bisa timbul dari diri sendiri tetapi banyak juga dari lingkungan. Seperti yang dialami Barada E. Hati kecilnya berteriak dia tidak melakukan penembakan itu. Tetapi di bawah ancaman akhirnya itu dilakukan. Sampai akhirnya timbul penyesalan terdalam. Tetapi mungkin kalau tidak ada pengakuan dari Barada E kejahatan ini tidak akan terungkap dan Sambo masih duduk manis di tahta kerajaannya sebagai Kadiv Propam.

Lingkungan sering membentuk manusia berubah haluan 360 derajat. Dari orang baik-baik menjadi pribadi terburuk. Misalkan saja seorang yang bekerja sebagai hostes pelayan minuman di nite club. Jenis pekerjaannya ya baik dong, memberi service terbaik pada pengunjung dengan menuangi minuman ke gelas pengunjung dan menanyakan apa masih perlu tambah minuman/ snack lain. Tujuannya jualan, agar minuman dan makanan yang ada di nite club terjual.

Namun seiring perkembangan hostes pekerjaan tidak itu saja, menemani tamu bernyanyi karaoke bahkan ada tambahan ++ service. Tapi ini kembali apakah si hostess itu mau atau tidak. Terkadang desakan ekonomi menjadi kebutuhan utama yang membuat mereka akhirnya terjerembat.

Ada teman saya yang ngomong begini, “lagi sih cari masalah, nah’kan susah sendiri”, eh iya gak sih. Ada benarnya juga ya, ngapain hidup cari masalah akhirnya susah’kan.

Udah tahu gak bisa bohong dan tidak terbiasa bohong, akhirnya ketahuan juga’kan. Ada temanku Yudianto namanya. Dia sih yang aku kenal adalah pria baik-baik. Hidupnya gak neko-neko bahkan nyaris culun. Sampai akhirnya seorang teman kerjanya bujuk-bujuk untuk ke nite club buang suntuk. Dari yang tidak suka alkohol bisa ketagihan dan parahnya dari yang tidak pernah selingkuh jadi selingkuh.

Baca juga: Selingkuh Itu Indah Katanya (?)

Seperti cerita si Susi itu, Yudi berbohong ketika diintrogasi Nita, istrinya. Dari awalnya berbicara normal sampai akhirnya gagap karena terus dicecer dengan pertanyaan yang menyudutkan. Jawabannyapun sering berubah-rubah. Tidak singkron dari awal bercerita. Jelas sekali kebohongan yang diciptakan Yudi.

Baca juga: Divorce Terbaik?! Daripada Diselingkuhi

Akhirnya efek dari kebodohan yang dilakukan Yudi, hancurlah rumahtangga yang sudah dibina selama 15 tahun. Karena 3 anaknya masih dibawah 17 tahun hak perwalian anak jatuh pada istri. Ada yang bilang dalam perceraian yang digugat itu lebih terpuruk daripada yang menggugat. Ternyata tidak semuanya benar. Nita sebagai penggugat hidupnya terpuruk. Jujur,siapa sih orang yang mau berumahtangga lalu bercerai? namun kalau suami sudah tidak setia bahkan dari hasil perselingkuhannya membuahkan anak jelas Nita harus tegas bertindak untuk mengambil langkah divorce.

“Dennise, aku sebenarnya tidak siap melangkah hidup sendiri tanpa sosok suami. Apalagi selama ini aku tergantung pada mas Yudi. Tapi apa mau dikata nasi sudah jadi bubur. Suamiku sangat jahat. Kalau hanya berselingkuh aku bisa maafkan. Tapi ini sudah berselingkuh punya anak juga dari wanita lain. Kan sangat tidak benar itu, biadab!”, teriak Nita dalam kesedihan yang mendalam.

Baca juga: Waspada! Wanita Mudah Alami Depresi

“Nit, saranku kamu butuh healing. Liburan ke luar kota. Bawalah anak-anak. Ini bisa mengurangi setressmu loh”

“Kemana Dennise? kamu’kan tahu aku ibu rumahtangga saja selama ini, orang rumahan”

“Aku punya teman namanya Kak Annie Nugraha, beliau seorang travel blogger. Banyak mengulas tentang liburan. Baik itu tempat wisata, hotel, kulinerannya wow pokoknya komplit deh”

yuks baca buku

“Oh ya, mau dong. Aku jarang buka blog tapi kalau sudah direkomendasikan jadi kita semangat bacanya. Karena blog itu banyak banget. Suka-suka bahasanya alay.com buat pusiiing….males untuk lanjutin”

“Nah kalau yang ini aku jamin kamu gak ada akan bete deh Nita. Bahasanya asik, seperti baca majalah saja. Komplit blognya. Oh ya satu lagi aku sangat sarankan kamu untuk masuk di kolom book reviewer disini pas banget buku yang dibahas dengan kondisimu saat ini”

Refleksi Diri

Kebahagiaan itu ada dalam diri sendiri

Dalam hidup ini sesungguhnya

yang bisa membuat keadaan yang buruk

menjadi lebih baik

adalah diri sendiri

“Wow keren banget Dennise. Setuju aku apa yang ditulis oleh kak Annie. Kebahagiaan itu ada dalam diir sendiri”

Bagiku untuk mengobati setress itu mudah saja, cobalah keluar dari rutinitas sehari-hari yang menjenuhkan. Jangan lari dari masalah tetapi hadapi. Karena masalah bukan untuk dihindari tetapi untuk diselesaikan. Dan caraku mengobati setress dengan travelling + baca buku. Ini ada keasyikan tersendiri. Kalau Anda apakah suka travelling dan baca buku juga seperti aku? yuks berbagi cerita ya disini (D/s)

29 thoughts on “Obat Setress : Baca Buku + Travelling”

  1. Ishhh setuju bgt
    Blog kak Annie tuh udah level in flight magazine, majalah d pesaway gt lho.
    Kualitas foto dan artikelnyaaaaaaa super duper ciamiikk

    Love sekebooonn utk mb Annie 😍🙏

    Reply
  2. Saya saat remaja suka banget baca buku Chicken Soup terjemahan. Alhamdulillah banyak ilmu dan wawasan yang saya dapat
    Jadi meski di rumah saja tapi wawasan kita berkelana ya

    Reply
  3. Di dunia bloging, saya respek sama kak Annie Nugraha dalam soal tulisannya. Matang bahasanya, sesuai konteks topik yang dibahas.

    Btw, saya juga seneng baca buku kalo pas waktu senggang. Sampe kadang sering ditanya temen kantor, heran kalo disini ada orang baca buku…. wkwkwk..

    Reply
  4. Ya ampuuunn masih ada ya buku Chicken Soup-nya 😀
    Hehe iya mbak traveling tuh kyknya healing terbaik, janganklan pelesir yang jauh, naik KRL ke pinggiran Bogor aja kyknya dah oke tuh haha :p
    Aku mulai jarang baca buku sekarang apa gara2 itu aku setres yaaa. Kebanyakan main sosmed haha 😛
    Baiklah ntr rajinin deh bacanyaaa 😀

    Reply
  5. Semua orang punya tingkatan stressnya masing-masing. Nggak sama antara satu dan lainnya. Meski begitu, kita nggak bisa membandingkan satu sama lain.

    Obat stressku juga nggak jauh-jauh dari baca buku atau travelling sih. Baca buku bakal dapat informasi baru. Travelling bisa mendatangi tempat baru. Bikin refresh saja gitu.

    Reply
  6. Saya suka baca buku mbak, suka travelling juga. Kalau lagi suntuk, biasanya saya naik motor, keliling-keliling nggak jelas gitu, mampir minimarket, beli es krim atau coklat. Terus pulang.

    Iya memang setiap orang punya masalah, tingkat stresnya beda, cari obatnya juga bisa jadi beda-beda

    Reply
  7. Bener banget, kak. Jalan2 bisa bikin pikiran lebih tenang dan jernih. Baca buku juga bisa bikin kita jadi lebih kalem menghadapi masalah dalam hidup. Healing tipis2 penting buat refresh pikiran ya.

    Reply
  8. Baca buku memang sesuatu yang asik, apalagi bisa mengisi waktu luang dan hempaskan stres, karena bisa baca via buku fisik, audio book maupun e-book

    Reply
  9. Kak Dennise..
    Akhir-akhir ini tuh aku kenapa sih suka banget bilang “Manusia tuh suka cari yang gak ada.. Bayangin aja, kentut aja cuma ada baunya suka dicariin siapa pelakunya.”

    Hahha.. kadangkala kita mesti sadar dengan kapasitas kita sebagai manusia ya, kak Dennise. Agar selalu dipenuhi dengan rasa syukur. Dan pada akhirnya, memang bahagia ada di dalam diri kita masing-masing.

    Reply
  10. Iya, bener. Membaca dan traveling bisa jadi obat lelah mental yang sangat ampuh. Kalau keduanya digabung malah lebih baik. Makanya meski traveling saya tetap bawa buku sejarah yang ringan, kalau bisa tentang tempat yang saya kunjungi.

    Reply
  11. Makasih banyak untuk backlinknya Kak Dennise. Semoga berkah untuk kita semua. Emang bener kalau baca buku dan traveling itu bisa jadi obat buat diri sendiri ya. Khususnya untuk menghindari stress.

    Reply

Leave a Comment