
Selamat pagi bestie,
Kalian tahu gak hal apa yang paling tidak enak didengar, STIGMA. Ini sangat tidak enak didengar. Ya Stigma adalah tindakan memberikan label yang bertujuan mencemari seseorang atau sekelompok orang dengan pandangan buruk.
Misalnya saja kita sering mendengar Stigma seorang janda itu jelek. Karena di cap sebagai wanita penggoda, wanita gak benar, suka pengeretan. Jadi gak kaget banyak istri terkadang menjauh hubungannya dengan seorang janda karena takut suaminya kecantol, ha…ha…ha kaya gantungan pakaian ya.
Padahal orang yang statusnya masih resmi jadi istri orang juga banyak yang gak benar. Tapi itulah ya, masyarakat Indonesia senangnya memberi cap alias label jelek pada seseorang. Termasuk juga dengan penderita sakit kusta.
Hah kusta? takut…nanti menular, ah jauh-jauh….
Ucap-ucapan pedas itu sering sekali dilontarkan. Ada yang pakai perasaan, melontarkannya sambil bisik-bisik. Tapi ada juga yang langsung menunjukan perasaan tidak suka secara jelas-jelas di depan orangnya (menyakitkan)
Baca juga: Lawan Stigma Untuk Dunia Setara
Tentang OYPMK
Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) adalah mereka yang pernah mengalami sakit kusta namun dinyatakan sembuh. Seperti yang dialami seorang pria bernama Mahdis Mustafa.
Melalui talkshow bersama KBR dan NLR Indonesia Rabu 27 Juli 2022, pria yang berprofesi sebagai SPV.Cleaning Service di PT. Azaretha Hana Megatrading ini berbagi cerita kepada audiance di live You Tube Berita KBr. Acara ini dipandu host Rizal Wijaya.
Mahdis Mustafa Berbagi Cerita
Pria 4o tahunan yang kini menetap di Makasar menceritakan mengalami sakit kusta sekitar tahun 2010.
“Awalnya dibawa ke Puskesmas oleh bapak saya. Ayah tidak menceritakan sakit apa yang saya alami. Setiap hari saya harus minum obat. Lama-lama curiga dan cari tahu obat apa yang saya minum. Saya cek merk obatnya dan ternyata itu obat kusta”, ucap Mahdis melalui percakapan telphone.
Dengan rutin Mahdis melakukan pengobatan untuk sakit kustanya. Pria tamatan SMA yang gemar berorganisasi ini juga menceritakan betapa tidak enaknya dia diawal menjadi OYPMK. Padahal dia sudah dinyatakan sembuh oleh dokter. Kembali lagi STIGMA di masyarakat yang buruk tentang penyakit kusta. Padahal sesungguhnya kusta tidaklah semudah itu menularkan.

Seseorang dapat tertular kusta jika terkena percikan droplet dari penderitanya secara terus-menerus dalam waktu yang lama. Dengan kata lain, bakteri penyebab lepra tidak dapat menular kepada orang lain dengan mudah. Selain itu, bakteri ini juga membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak di dalam tubuh penderita. (dikutip dari Alodokter)
Awal Karir
Karena keterbatasan kondisi keuangan Mahdis memberanikan diri untuk melamar pekerjaan. Karena’kan tidak mungkin selamanya dia meratapi sakitnya. Apalagi diapun statusnya bukan lagi pasien kusta tetapi dinyatakan sebagai OYPMK.
Saat melamar dia menyatakan langsung kepada HRD bahwa dia adalah OYPMK. Karena tidak semua orang tahu bahwa dia pernah mengalami sakit kusta. Baginya lebih baik ditolak sekarang daripada sudah diterima kerja akhirnya dikeluarkan karena ketahuan sebagai OYPMK.
Awalnya bekerja sebagai cleanning service di sebuah rumahsakit. Karena kegigihan dalam bekerja akhirnya kini Mahdis menjabat sebagai supervisor cleanning service. Membawahi puluhan anak buah.
“Berapa jumlah anak buahnya mas Mahdis?”, tanya host Rizal Wijaya
Anak buah saya sekitar 20 an. Mereka di bagi di 2 lokasi yaitu taman dan dalam gedung.Di taman ada 10 orang dan hanya 1 yang tidak menjadi OYPMK”
Wow…sebuah pencapaian yang luar biasa. Mahdis bisa menyakinkan pihak luar bahwa seorang OYPMK itu berdaya, bisa bekerja
“Banyak anggapan OYPMK tidak berdaya karena mereka sakit. Mereka tidak diberi ruang dan waktu,.Nah bagaimana caranya agar para OYPMK bisa diterima dalam pekerjaan ya harus berusaha, belajar dan berusaha. karena memang jarang OYPMK berpendidikan tinggi, hal ini dikarenakan pasien kusta untuk penyembuhan sakitnya harus minum obat bisa hampir setahun. Ini tentunya menghambat untuk jalur pendidikan”, ungkap Mahdis.
Sempat Tertolak
Mahdis menyadari bahwa tidak semua orang bisa menerima OYPMK di lingkungan pekerjaan. Terutama jika bidang pekerjaannya bersinggung dengan orang lain alias bertemu dengan banyak orang. Ini yang dialami diawal-awal bekerja di rumahsakit.
Awalnya tidak diterima di divisi tertentu di rumahsakit. Mungkin takut ya tertular walaupun dirinya sudah dinyatakan sembuh. Mahdis menerima dengan lapang dada . Sekarang di instalasi apotik (dulunya keras menolak) Tetapi seiring dengan berjalannya waktu akhirnya berbuah manis, sekarang mereka diterima para OYPMK tidak menularkan.
Pesan Mahdis Untuk OYPMK:
Jangan Pikirkan Kata Orang
Orang lain mungkin tidak secara langsung mengatakan /anti pada OYPMK karena mereka takut tertular. Pada ini “enggak banget ya” karena sudah sembuh. Buat dirimu happy. Jangan pedulikan mereka ngomong apa,
Gali Potensi Diri
Menjadi OYPMK seringkali minder, merasa nantinya tidak berguna. Salah besar, setiap kita tentunya punya kesempatan yang sama dalam bidang pekerjaan asal mau saja. Tidak harus bekerja di kantor, bekerjalah sesuai dengan kemampuanmu. Mungkin saja sebagai kurir, driver, penjahit dan masih banyak pilihan lain
Terbuka
Penting banget saat melamar kerja terbuka pada HRD jika Anda adalah OYPMK jangan ditutupi.Lebih baik sakit dimuka ditolak daripada sakit belakangan dikeluarkan karena akhirnya ketahuan. (D/s)
3 thoughts on “OYPMK: Bangkit, Semangat dan Berdaya”