Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the loginizer domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/dennises/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Tips Menyenangkan Pimpinan Di Tempat Kerja – Dennise Sihombing

Tips Menyenangkan Pimpinan Di Tempat Kerja

Foto:Pixabay

Happy morning bestie,

Kita cerita yuks. Siapa disini yang setamat SMA atau perguruan tinggi mengganggur? Jangan malu-malu ya tunjuk tangan. Aku dong tamat SMA lanjut tamat kuliah nganggur. Kok 2 kali tamat 2 kali nganggur bagaimana ceritanya Dennise…

Begini,

Dulu setamat SMA tahun 1990 (ayo siapa yang baru lahir) ceritanya nih aku mau langsung kerja. Karena 2 kakakku kuliah di swasta, terus kata ibuku kalaupun aku kuliah orangtua cuma sanggupnya D1 alias kuliah satu tahun.

Ya, sama juga bo’ong dong. Kuliah 1 tahun dapat ilmu apa. Terus gak punya gelar lagi. Oh ya bestie, di zaman aku dulu kuliah sampe D3 saja sudah gampang cari kerja loh. Minimal kalau melamar kerja jabatan supervisorlah.

Hmm, tawaran orangtua aku tolak. Daripada kuliah D1 tapi terikat harus kuliah tiap hari lebih baik aku bekerja saja. Menghasilkan dan uangnya bisa aku pakai untuk kebutuhan pribadiku.

Mulailah si Dennise itu aktif melihat koran Kompas yang banyak iklan lowongan kerjanya. Biasanya banyak banget tuh iklan pekerjaan Sabtu dan Minggu. Oh ya mengapa aku tidak memilih koran lain seperti Poskota misalnya? nah ini ada ceritanya.

Aku pernah melamar kerja nih di koran Poskota, begini bunyinya:

Dibutuhkan segera:

Walk In Interview
Banyak customer service
Syarat:
Minimal Tamat SMA, luwes, penampilan menarik
Gaji: Memuaskan + bonus

Coba siapa yang tidak ngiler dengan lowongan kerja seperti ini. Tamat SMA dapat bonus lagi. Singkat cerita pergilah si Dennise untuk interview langsung ke Jalan Hayam Wuruk, Jakarta.

Foto: Pixabay

Oh ya, kalian yang familiar dengan jalan Hayam Wuruk tentunya tahu dong di era tahun 90-an disana itu paling banyak yang namanya hotel “esek-esek”, bola judi, karaoke. Singkat cerita saat aku melamar ke sebuah hotel. Saat itu usiaku sangat muda baru 18 tahun. Masih ranum dan segarlah, ehemmm mangga kali ya.

Disana aku bertemu dengan seorang wanita. Taksiranku usianya 40-an. Tampilannya menor sekali berbaju ketat lekuk tubuhnya menurutku tidak menarik karena banyak lemaknya.

“Sudah pernah bekerja?”, tanya si wanita

“Belum bu. Baru tamat SMA”

“Sudah punya pacar?”, pertanyaan wanita itu membuatku kaget. Lebih kaget lagi sambil ngomong dia merokok asapnya mengebul. Terbatuk-batuk aku menggeleng.

“Ah masa sih secantik kamu belum punya pacar”

“Betul bu. Sama orangtua saya tidak diijinkan pacaran dulu”, jawabku polos

“Jadi begini. Disini pekerjaanmu sebagai customer service. Tugasnya ya men-service customer yang datang ke hotel ini. Tidak hanya memberikan pelayanan pada tamu tetapi kamu juga harus pintar merayu. Mengapa saya tanyakan kamu sudah punya pacar? karena biasanya yang pacaran itu pintar merayu”

“Bingung bu, gak ngerti!”, blank banget pikiranku saat itu.

“Duh, begini Dennise. Hotel kami ini termasuk yang memiliki fasilitas ++. Selain kamar hotel juga menyediakan jasa perempuan yang bisa pijat-pijat. Nah ketika kamu bisa merayu customer yang datang kesini untuk membeli paket pijat++ maka kamu akan dapat bonus persenan dari orderan. Semakin banyak dapat semakin besar penghasilanmu”

Jujur bestie,

Jantungku berdegup sangat kencang tidak karuan. Kakiku gemetaran. Oh Tuhan aku terjebak. Ini tempat laknat.

“Bagaimana?! saya yakin kalau customer servicenya kamu, banyak tamu yang suka. Bahkan meminta kamu menjadi tenaga++”, ujar si wanita itu tanpa rasa beban.

Aku menggeleng, “Bu saya ijin pulang, tanya orangtua”, alasanku.

Sampai di rumah aku luapkan emosiku pada orangtua. Tentang kegilaan tempat kerja yang baru saja aku lamar. Ibuku ikut emosi juga mendengar ceritaku.

“Kurangajar itu orang. Dia pikir anakku siapa. Tapi kamu tidak diapa-apain’kan?”

“Ya tidaklah bu! Percuma anak ibu bisa karate ban biru (ha…ha…ha…sombong deh. Bagaimana yang ban hitam ya?) macam-macam tinggal disikat”

Baca juga: Waspada! Wanita Mudah Alami Depresi

Terus aku cerita sama oom-ku (adik papa) yang terbiasa bergaul dengan dunia malam. Menurutnya bahwa yang menginterview aku itu seorang “mami” dalam dunia prostitusi dikenal sebagai wanita yang menjual jasa perempuan-perempuan yang masih muda ke pria hidung belang. Dan kalau kita sudah ada didalamnya akan sulit lari dari cengkraman si momi. Menyeramkan!!!

Menghadapi dunia kerja itu…

Terpenting adalah kita memiliki skill alias kemampuan. Skill itu bisa melalui kursus ataupun otodidak alias punya bakat. Oh ya aku punya teman blogger namanya Kak Maria Tanjung beliau membagikan tips Cara Meningkatkan Skill.

Baca juga: 10 Pekerjaan Freelance Tanpa Mengikat

Itu ceritaku di tahun 90-an serem-serem, serem banget deh mencari pekerjaan. Apalagi saat itu pendidikan hanya SMA dan belum ada internet. Informasi sangat terbatas. Jadi kalau tidak pakai insting saat melamar kerja seperti yang terjadi padaku ya bisa terjerumus apalagi pakai iming-iming gaji besar.

Penting banget nih,

Saat melamar kerja memiliki pendidikan. Apalagi sekarang ini rasanya agak sulit ya melamar kerja dengan pendidikan SMA saja. Karena lulusan sarjana banyak lapangan pekerjaan tersedia terbatas. Sebaiknya sih bekali dengan pendidikan yang tinggi, skill dan public speaking alias keahlian bicara.

Beberapa temanku secara nilai akademik tidaklah bagus-bagus amat tetapi public speakingnya oke banget cukup mudah mendapat pekerjaan. Lalu setelah mendapat pekerjaan banyak lagi tantangannya. Antara lain teman sekerja (senior) yang bisa saja tidak suka denganmu karena kerjaanmu bagus dinilai pimpinan.

Keluar dari perusahaan bukan solusi. Kak Maria Tanjung berbagi tips bagaimana kuat mental. Karena dimanapun kita bekerja pasti ada saja teman yang toxic.

Baca juga: Teman Toxic Merugikan, Cirinya?Ini dia…

Setelah mental sudah bisa ditata dengan baik tentunya kita mau dong betah kerja lama disebuah perusahaan. Ssttt…aku bilangin ya,Curicullum Vitae kita saat melamar pekerjaan adalah gambaran tentang diri kita.

Apakah kita betah bekerja disebuah perusahaan atau tidak. Karena kalau kita suka jadi kutu loncat dari satu perusahaan ke perusahaan lain maka saat interview biasanya nih personalia akan punya penilaian minus. Misalkan saja Anda dalam setahun sudah pindah 4-5 kali tempat kerja. Tahun kedua juga sama.

Untuk bisa betah bekerja tentunya hubungan yang harmonis dengan pimpinan sangat penting itu. Berikut tips menyenangkan pimpinan di tempat kerja

On Time

Jadilah karyawan yang seminimal mungkin datang kerja tidak telat alias on time. Telat sekali duakali mungkin bisa dimaklumi, tetapi keseringan ini menjadi penilaian minus.

Tidak Perhitungan

Pimpinan biasanya sangat respect yang tidak perhitungan baik dalam pekerjaan maupun jam kerja. Misalkan disuruh datang lebih awal/ pulang telat tidak mengeluh. Begitupun ketika mendapat pekerjaan yang lebih dari biasanya menerima dengan senang hati.

Teliti

Jadilah karyawan yang teliti baik dalam laporan kerja maupun ketika mendapat pekerjaan dari atasan.

Urusan Pribadi No Way!

Yes, pimpinan biasanya akan hilang respect pada karyawan yang sering ijin untuk kepentingan pribadi semisal urusan keluarga. Misalnya ijin ambil raport anak, ada keluarga menikah/ meninggal/ melahirkan. Ada saja ijin yang datang secara berkala.

Jika niat Anda untuk bekerja, profesionallah! Karena saat pimpinan senang dengan hasil kerja Anda tentunya banyak keuntungan yang didapat. Kenaikan jabatan diikuti dengan kenaikan gaji. Semangat (D/s)

19 thoughts on “Tips Menyenangkan Pimpinan Di Tempat Kerja”

  1. Melamar kerja di kota memang banyak suka dukanya ya. Saya pernah mengalami. Dan ujungnya saya lari jadi TKW ke luar negeri. Hehehe…
    Alhamdulillah sepulangnya dari merantau bisa kerja juga.

    Reply
  2. Jaga komunikasi yang efektif sih kak menurutku. Komunikasi yang efektif merupakan kunci untuk membangun hubungan yang baik dengan pimpinan. Jangan ragu untuk berbicara dengan pimpinan dan pastikan untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan terbuka.

    Reply
  3. Kebetulan saya kuliah sambil kerja

    jadi rasanya full banget

    Tapi apapun situasinya, menghadapi pimpinan itu emang pekerjaan rumah banget ya?
    Saya beruntung setiap pindah kerja, bertemu dengan pimpinan yang ngemong. Mau ngedengerin saya dan ngebimbing saya

    Reply
  4. Aku jadi inget cerita temen-temen yang sudah hijrah karena dulunya sempat bekerja di bank. Ternyata dia cerita suka dukanya bahwa bank ini juga hanya labelnya yang bagus. Tapi terkadang juga ada service pluplus untuk nasabah prioritas. Ya, gak sampai ke yang aneh banget. Tapi kaya nemenin makan, karaoke, atau jalan nemenin kemana.. HUhuhu..memang hidup di dunia itu keras banget ya, kak Dennise..

    Reply
  5. Seram juga ya Kak Dennise yang lamar di hotel ++ itu. Tapi begitulah dunia, ada saja yang begitu ya.

    Dan setuju banget dengan tipsnya, iya yang sedikit-sedikit izin dengan berbagai alasan itu bikin bos hilang respect sih, dan ini pengalaman temanku juga kaya gitu, akhirnya di PHK.

    Reply
  6. WAh.. Seram ya jadi kita juga harus berhati-hati agar tidak tertipu dalam mencari pekerjaan.. Apalagi sekarang susah banget cari kerja , nah dgn adanya tips di atas kita bisa bermanfaat nih untuk para pencari kerja dan tetap semangat dan berdoa

    Reply
  7. Yang aku juga heran tuh, ngelamar ke tempat kerja tapi ijazah ditahan. Kalau mau resign harus bayar buat nebus ijazah. Jahat yg kayak gini deh…
    Untung ya kak Denise, bisa langsung cabut cari alesan jitu biar engga kejebak Mami…Amit-amit…

    Reply
  8. Kalau kerja tapi sering minta izin buat ambil rapor anak, buat urusan keluarga dll … bisa aja sih Kak, cuma “beda server” aja. Cocoknya mungkin di “server” sebelah.

    Tahun 90an udah begitu. Tahun sekarang … makin serem sih kalau kuperhatikan.

    Reply
  9. Kalau bawahan keseringan ijin memang gak oke.
    Tapi kalau keseringan bosnya mengadakan rapat terus ya gak oke juga. Jadi memang harus seimbang keduanya juga sih ya

    Reply
  10. Bekerja secara profesional didukung keterampilan yang mumpuni akan menjadikan atasan atau pimpinan sellai memberikan poin pe ilaian positif pada hasil kinerja kita. Jadinya kita juga mudha dapatkan promosi

    Reply
  11. Jadi inget sama pimpinanku yang illfeel aku izin pulang karena pak tuo meninggal, katanya lho kan itu bukan sodara langsung, cuma kakaknya orangtua. Sejak beberapa bulan itu aku makin kuat putuskan resign, entahlah, aku kesal dia sok tau banget, padahal pak tuo adalah orang yang sangat baik padaku. Dunia kerja memang banyak lika likunya, tinggal kitanya aja gimana bersikap. Bersyukur kak Denise selalu diberi perlindungan ya, gak terjebak di hotel plus tsb

    Reply
  12. Artikel kayak gini kadang suka menjebak. Hal yang kita butuhkan sebagai karyawan adalah prinsip dan komitmen. Komitmen di sini dalam artian memberikan hasil terbaik untuk setiap pekerjaan, tetapi dalam waktu bersamaan tidak lupa self love, sehingga bukan semata bekerja demi uang atau demi pimpinan. Kadang, kalau kita membuat pimpinan tak bisa tanpa kita, hidup kita kelak bakal seperti burung dalam sangkar.

    Reply

Leave a Comment