Single Mom: Kesehatan Anak adalah Segalanya

Foto: Keluarga kecilku

Hello bestie,

Ada waktunya bahagia ada waktunya sedih. Ada waktunya lahir ada waktunya berlalu. Itulah hidup. Semua itu dilalui setiap manusia. Tidak selamanya manusia itu bahagiaaaa….terus pasti suatu waktu akan merasakan kesedihan.

Dan jujurly,

Kita inginnya dapat yang enak-enak ya. Termasuk saya. Kalau bisa hidupnya happy terus, gak merasakan sedih. Tetapi’kan kita tidak bisa memilih ya. Sang pemilik kehidupan penentu keputusan.

Begitupun saat saya menyandang status sebagai single mom. Dunia ini serasa runtuh. Single mom? urus anak sendiri? bagaimana kalau anak-anak sakit, siapa yang urus? Saat itu si sulung Rachel masih 4, 5 tahun dan Glory 18 bulan. Berusaha untuk tegar dan menciptakan bahagia agar tidak setress.

Foto: Rachel (diri ), Glory (duduk ) & me

Baca juga: Kunci Kebahagiaan Sejati: Bersyukur Tanpa Membandingkan

Siap gak siap memang harus siap. Kalau saya kebetulan orang yang cuek ya. Dan Puji Tuhan selama ini juga gak ada yang omongin status saya sebagai single mom. Terkadang konotasi dimasyarat itu sudah tertancap buruk ya. Single mom = janda itu benar. Namun tidak enaknya janda itu selalu jelek dipandang mata.

Janda itu wanita genit, haus kasih sayang, pengeretan dan sebagainya. Tidak ada bagusnya. So bagi saya status single mom itu bukanlah beban. Sama saja dengan status wanita bersuami. Bagaimana kita membawa diri saja. Jika kita mau dihargai tentunya attitude harus jadi perhatian.

Baca juga: Dampak Khawatir

So apa yang mengkhawatirkan?

Anak. Ya namanya menjadi ibu sekaligus bapak itu memang timpang. Untungnya anakku perempuan, sehingga sefrekuensi. Seandainya anak laki-laki, repotlah awak. Apalagi kalau diajak main sepak bola atau permainan laki-laki lainnya, he…he….he…

Saat Rachel sakit….

Sebagai single mom tentunya finansial adalah penting banget. Jadi saya benar-benar berkarier dengan serius. Menunjukan potensi diri kepada atasan. Tujuannya kenaikan karier. Untungnya aku masih ada mama. Jadi saat kerja anak-anak dititip ke mama.

Baca juga: 10 Pekerjaan Freelance Tanpa Mengikat

“Dennise kamu pulang ya sekarang. Rachel demam tinggi!”, pesan mama melalui sms (dulu belum ada smartphone. Handphonenya masih jadul). Saat itu aku sedang rapat dengan pimpinan.

“Ma bisa ditangani dulu gak. Aku tanggung ini, aku pasti segera pulang”

Ah kalau ingat zaman itu, rasanya aku egois banget. Anakku sakit tetapi diserahkan ke mama. Untungnya mama masih gesit. Rachel dibawa ke klinik 24 jam.

“Mama khawatir Rachel kena step karena tadi panasnya tinggi sekali 39 lebih. Kata dokter dokter umum jika panasnya tidak turun juga maka harus dibawa ke Dokter Spesialis Anak

Singkat cerita Rachel panasnya naik turun. Pagi ke siang suhu tubuhnya normal namun menjelang malam panasnya tinggi.

“Mama curiga Rachel ini kena typus loh! Karena panasnya naik turun. Dulu ketika kamu SMP seperti ini gejalanya. Panas naik turun. Mama bawa ke dokter curiga kena typus. Eh benar saja setelah 3 hari tidak ada perubahan, kamu periksa darah. Benar positif typus”

Aku ingat, Rachel seperti aku. Walaupun usianya baru 8 tahun tetapi kegiatannya disekolah super banyak. Ikut basket, karate, belum lagi les ini itu. Kecapean, istirahat kurang, makan tidak teratur.

Dan benar saja saat aku bawa ke dokter spesialis anak, dr. Taura yang memeriksa curiga Rachel kena Typus.

“Di ambil darah dulu ya bu. Sepertinya anak ibu ini kecapean, kurang istirahat. Kesehatan anak itu harus menjadi perhatian. Biasanya anak juga menjadi rewel, makannya sulit karena lidahnya pahit”.

Dan benar saja hasil pemeriksaan labotorium Rachel positif typus.

“Ibu bekerja?”, tanya dr.Taura

“Ya dok”

“Anak selama ini diurus siapa?”

“Mama saya dok”

“Kalau bisa ibu ambil cuti. Anak yang kena typus harus mendapatkan perhatian yang serius. Terutama dalam hal makanan. Tidak boleh bersantan, pedas sebaiknya bubur saja. Dan terpenting tidak boleh capek ya bu”

“Baik dok”

Bagiku anak adalah segalanya. Apapun keadaannya aku tidak bisa lepas tangan membiarkan Rachel dirawat oma-nya. Sebagai ibu memang tanggungjawabku. Kesehatan anak adalah segalanya.

Baca juga: Cerita Perempuan Kuat di tengah Badai

Puji Tuhan akhirnya dengan perawatan intens di rumah saja (zaman itu belum ada BPJS jadi itu juga yang menjadi pertimbanganku Rachel dirawat sendiri di rumah. Karena kalau di rumah sakit pastilah biayanya besar) selama 10 hari, Rachel benar-benar sehat.

Foto: aku & Rachel. Mirip ya kami ?!

Oleh dr.Taura dipastikan Rachel sudah bisa berkegiatan lagi di sekolah. Dengan catatan stop sementara waktu kegiatan ektrakulikuler dan makan jangan yang beraroma pedas, bersantan dan nasinya lembut.

Itu ceritaku merawat anak ketika sakit. My bestie kalian punya cerita pengalaman apa ketika anak sakit? Share ceritanya ya disini. Thanks (D/s)

27 thoughts on “Single Mom: Kesehatan Anak adalah Segalanya”

  1. Ngga ada yang komen tentang status, ngga ada yang nanya kapan kawin, hahaa.
    Ngga ada yang julid dll dsb itu sebuah anugerah utk kita ya, kak.
    Berada di lingkungan yang tepat itu juga rezeki.

    Btw, Rachel dan Glory kamu berdua kok cantik-cantik bangeeeet…
    Itu foto sama mama apa sama tante, nak? hehee
    Awet muda banget mamanya pun

    Reply
  2. Salut pada Kak Dennise, sehat selalu dengan putri-putri cantiknya ya Kak
    Memang saat anak sakit tuh khawatir luar biasa kita ya…Karena kesehatan anak itu segalanya
    Terbayang Kak Dennise masih harus kerja sementara Rachel sakit..hiks

    Reply
  3. Semangat kak Dennise, anak sakit itu bagian dari Lika liku saat anak bertumbuh. Saya pun demikian kak, bedanya anak²ku boys keduanya So yuk kita nikmati dan dampingi anak² untuk berkembang sesuai usianya.

    Reply
  4. Setuju Kak Dennise. Hidup ini tuh sesungguhnya penuh warna. Tapi disetiap warna pasti ada keindahannya. Tinggal kita yang bereaksi, menanggapi dan menerima atau menolak kehadiran sang warna hidup. Karena bahagia atau tidaknya kita, bersumber dari diri sendiri.

    Enjoy the life trip ya Kak. Semoga kehadiran anak-anak menjadikan hidup Kak Dennise begitu berharga di setiap langkahnya.

    Reply
  5. Cantik-cantik anaknya kak. Kebahagiaan orang tua adalah bisa membawakan lingkungan sehat dan baik untuk anak-anak nya. Biarpun kak Denise single tp pd kenyatannya kalian happy dan dan take care each other ye ga ye ga ye ga

    Reply
  6. Setuju, sedih banget ketika kesehatan anak terganggu
    Mereka jadi malas makan, bikin bingung orang tua
    Karena itu saya sering bilang
    Mengandung dan melahirkan anak tuh mudah
    Yang susah adalah merawatnya, karena sebagai ibu, kita ingin anak tumbuh kembang maksimal

    Reply
  7. MashaAllah~
    Seorang Ibu selalu memberikan yang terbaik untuk ananda yaa, kak Dennise. Di masa tumbuh kembang dan butuh perhatian saat sakit, ditambah lagi seorang single parent.

    Semoga kak Dennise dan keluarga diberikan kemudahan dan keberkahan selalu.

    Reply
  8. jadi keinget juga pas anak sakit 3 tahun yang lalu, sebelumnya pernah jatuh dari kursi pendek, abis itu badannya panas beberapa hari, udah minum obat tapi demamnya nggak juga turun. aq bawa ke rumah sakit, pulang dari rumah sakit minum obat 2x langsung sembuh. aq geleng-geleng sambil senyum, mungkin anakq cuma pengen jalan-jalan ke RS ya hehehe

    Reply
  9. Sebagai dokter anak, saya sangat memahami bagaimana perasaan dan jalan pikiran emak-emak yang anaknya sedang sakit, apalagi kalau sakitnya parah. Bisa seharian gak tidur tuh…
    Emang bener sih kalau ada yang bilang bahwa emak-emak itu ras terkuat di planet bumi, apalagi single mom macam Kak Denise… Saluuuut banget, bisa bertahan sejauh ini…

    Reply
  10. kalau anak rewel deman panas sudah panik sebagi orang tua cari obat penurun demam. rasanya tidak tenang, salut deh buat kakak denis sebagai single moms, sekarang anak-anak sudah besar semua ya …. bisa jadi teman curhat

    Reply
  11. Semangat selalu kak Dennise dan juga dua bidadari cantiknya. Semoga selalu dalam keadaan sehat dan berbahagia ya. Keep stronger

    Reply
  12. Hidup seperti roda berputar, nggak ada kesedihan atau kebahagiaan yang tinggal selamanya pasti berganti, pasti berlalu juga. Bener banget ya Kak Dennise ^^
    Kebayang, kalau anak sakit pasti khawatir tapi semua proses dimudahkan ya Kak..

    Reply
  13. Baca ini jadi inget perjuangan ibuk waktu aku masih kecil. Salut banget sama cerita-cerita Kak Dennise. Semoga Kak Dennise dan keluarga selalu dilimpahi kebahagiaan dan kesehatan. Salam kenal dari Jogja💛

    Reply
  14. Anak sakit tipus itu aduh…. saya sering merasa bersalah sekali karena merasa gagal merawat anak. Anaknya tidak mau diam, susah makan juga. Dah sampai menitikkan air mata dan berdoa semoga sakitnya pindah ke saya saja. Huhuhu.
    Begitulah seorang ibu. Padahal ibu tak boleh sakit tapi kalau ada yang sakit pengennya diambil alih juga.

    Reply
  15. Dokter taura emang keren kok, bahas2 tentang kesehatan anak, aku pakai referensi dan baca2 tulisan dia untuk keluarga saya. Makasih dokter taura dan kakak Dennis yang sudah bikin ulasan keren ini 🙂

    Reply

Leave a Comment