Suami Posesif? Ini yang Harus Dilakukan

foto: Pixabay

“Ma, tadi aku bel mengapa tidak diangkat?” suara Edwin terdengar emosi ketika istrinya pulang

“Oh tadi aku lagi meeting sama pimpinan pa!” ucap Tika santai

“Oh meting, pegang yang penting-penting ya?!”

“Pa! terlalu kamu ya. Maksudmu aku selingkuh begitu?!”

“Yang tahu hanya kamu dengan Tuhan saja apa yang kamu lakukan”

‘Dosa pa bawa-bawa Tuhan. Aku bisa gila kalau begini terus. Kamu bawaannya curigaaa…cemburu yang gak jelas. Menuduhku, kamu ada bukti kalau aku selingkuh?!”

“Ya itu kamu tidak angkat telphoneku. Kalau kamu benar’kan bisa angkat sebentar/ WA aku bilang ada meeting”

Tika memang lupa atau tidak terpikir untuk untuk menghubungi suaminya. Tapi ini seharusnya bukan masalah besar yang harus diperdebatkan panjang.

Sejujurnya Tika sudah lama ingin bercerai dengan suaminya. Namun mengingat mereka masih memilki 2 anak balita Angga (3 th) dan Yura ( 5th) hal ini diurungkan. Walaupun sepanjang pernikahan mereka yang sudah 10 tahun dijalani penuh penderitaan bathin. Suaminya seorang posesif. Bagaimana Tika berkesimpulan seperti itu?

 Posesif adalah controlling behaviour atau perilaku suka mengatur berlebihan. Perilaku ini, seringkali dibungkus sebagai cara menunjukkan rasa sayang atau peduli terhadap pasangan. Namun itu tidaklah benar. Perilaku posesif bukanlah berakar dari rasa sayang, melainkan dari rasa takut dan rendahnya kepercayaan diri.

Sikap posesif merupakan salah satu gejala gangguan kepribadian ambang atau Borderline Personality Disorder (BPD). Ini adalah gangguan mental yang ditandai dengan suasana hati, perilaku, dan hubungan yang tak stabil.

Seperti yang dialami Tika dengan suaminya hubungan yang sedang dijalani sudah mulai tidak sehat sejak 5 tahun yang lalu.

Karena kebutuhan ekonomi dengan 2 anak akhirnya Tika memutuskan untuk bekerja lagi atas ijin suaminya. Dulu suaminya memang cemburu tapi tidaklah separah setelah dia bekerja. Cemburunya berlebih, curiga terus, ruang gerak dibatasi.

Seperti apa ciri si Posesif, kenali ini dia cirinya:

Baca juga : Suami Pencemburu? Ini Tipsnya

Cemburu Berlebih

Katanya cemburu itu lambang cinta. Ada benarnya seorang yang cemburu tidak mau pasangannya berpaling ke orang lain itu wajr. Namun kalau sudah berlebih itu yang tidak wajar. Bawaannya curigaan terus, pasangannya berbicara dengan lawan jenis dicurigai, pulang malam dicurigai. Pokoke pergerakkan istrinya terbatas. Cemburu dan curigai jadi satu paket.

Emosi Tidak Stabil

Seorang yang posesif emosinya tidak stabil. mudah marah tanpa alasan yang jelas. Menurutnya pasangannya sepertinya (yang dipikirkan) selingkuh maka dia akan emosi. Padahal mengatakan seorang itu selingkuh apalagi sudah berumahtangga perlu bukti nyata. Entah itu dari cakapan pembicaraan, foto-foto atu sifat pasangan yang sudah berubah. Kalau hanya perasaan itu tidak berdasar.

Foto: Pexels.com

Selalu Mengkritik

Pasangan yang posesif merasa ia berhak mengatur Anda, semisal hal-hal kecil seperti cara berpakaian, cara berbicara, atau bahkan cara makan. Waduh kuat gak sih punya pasangan seperti ini. Kita sudah seperti robot yang diatur sesukanya, mengkritik kalau tidak sesuai dengan yang ada dalam pikirannya. Waduh…

Menjauhkan Dari Orang Terdekat

Dia tidak suka kamu dekat dengan sahabat, keluarga, atau dalam hal ini, siapa pun yang bukan orang di lingkungannya. Dia sangat iri dengan orang terdekatmu karena mendapatkan perhatian lebih dari Anda. Maunya perhatian Anda hanya untuk dia seorang. Bagaimana ceritanya kalau kita tidak bisa dekat dengan saudara bahkan orangtua sendiri? Parah banget…

Mengendalikan Pasangan

Ada dimana dengan siapa? pergi jam berapa? mengapa tidak ijin? semua pertanyaan mendesak harus segera dijawab. Seorang posesif senangnya mengendalikan hidup pasangannya. Dan pertanyaan ini akan terus berulang ditanyakan setiap kali pasangannya pergi tanpa ijin. Kalaupun ijin tetap saja dicurigai. Kalau bisa sepanjang istrinya pergi itu Video Call tetap nyala agar bisa terpantau pergerakkannya.

Mengawasi Ruang Gerak

Termasuk akun sosmed dalam pantauan suami posesif, parah banget’kan. Jangan harap istri bebas update status atau membagikan fotonya di sosial medianya. Oh ya suami posesif pasti memaksa untuk tahu pasword media sosial istri. Kalau tidak diberikan lebih dicurigai.

“Mengapa tidak diberi, kamu pasti punya selingkuhan yang dirahasiakan?” tuduh Edwin pada istrinya.

“Gak bisa begitu dong pa, ini privasiku!” protes Tika sang istri.

“Aku kasih ijin kamu lihat facebook, WA ku. Karena tidak ada yang dirahasiakan”

Bagaimana nih friends menghadapi suami yang nyaris sakit jiwa….

Mengatasnamakan Cinta

Yang lebih parah lagi alasan suami melakukan hal-hal diatas atas nama cinta. Karena dia mencinta pasangannya, dia tidak mau kehilangan. Definisi cinta itu apa sih? saling menyayangi dan nyaman. Kalau satu satu dari pasangan sudah tidak nyaman ini ada yang salah dari eksploitasi cinta yang ditunjukan.

Selalu Mengancam

Ini yang sangat bahaya. Jika pasangannya tidak menuruti / membantah maunya maka dia akan mengancam yang membuat pasangannya ketakutan dan berbalik untuk menuruti.

Sabotase Pertemanan

Saya cemburu maka yang dilakukan mensabotase pertemanan baik dengan sahabat atau anggota keluarga lainnya. Yang lebih parahnya agar Anda tidak lagi membina relationship bisa loh seorang posesif mengarang cerita tentang teman/ keluarga Anda dengan cara menjelekan tujuannya agar Anda membenci dan menjauh.

Tidak Menghargai

Ruang pribadi istri sebagai pasangannya sudah tidak ada lagi. Istri pemilik diri seakan tidak berhak mengambil keputusan untuk hidupnya. Pasangan yang posesif umumnya selalu menjadi pihak yang pegambil keputusan. Apa yang boleh dan tidak dilakukan istri.

Ada cerita teman saya, true story sebut saja namanya Uthe. Ini teman SMP saya yang sudah puluhan tahun kami tidak bertemu. Awalnya bertemu tidak sengaja di Mal. Uthe jalan sama suaminya. Setelah cipika cipiki saya meminta no WA nya.

“Dennise aku tanya dulu ya sama suamiku” suara Uthe bernada takut.

“Hah gak salah untuk memberi nomor WA saja harus tanya suami?!” teriakku.

Sambil celingak-celinguk mencari keberadaan suaminya yang ternyata berada agak jauh dari dirinya sedang lihat pameran mobil, setengah berbisik Uthe mengatakan,

“Suamiku posesif banget. Semua ruang gerakku dibatasi. Termasuk bersosial media. Dia takut kehilangan aku”

“Tapi aku’kan perempuan. Tidak mungkinlah ada terjalin asmara” jawabku tertawa geli.

“Gak peduli laki perempuan sama saja. Yang pasti suamiku tidak mau istrinya berhubungan dengan siapa saja tampa sepengetahuannya”

Wow….seram ya

Tidak Punya Banyak Teman

Siapa yang mau berteman dengan seorang posesif. Sifat egoisnya lebih dikedepankan daripada perasaan hatinya. Menurutnya yang dilakukan itu sudah benar dan dia tidak peduli dengan perasaan pasangannya. Posesif ini terbawa juga dalam pergaulan sehari-hari termasuk dalam pertemanan. Sifat menguasai adalah ciri khasnya.

Bagaimana Dong Cara Menghadapinya?

Heart to Heart

Bicarakan pada pasangan apa maunya. Mengapa dia bersikap seperti itu? Biasanya suami akan terbuka ketika suasana lagi “adem” alias tidak ada keributan. Suami menjadi posesif ada latar belakangnya. Mungkin dulunya pernah punya pasangan yang meninggalkan begitu saja atau pernah diselingkuhi dengan istri terdahulu (kalau dia duda) atau kekasihnya (saat masih lajang). Hal ini kuat tertanam dipikirannya. Suatu hari kelak punya pasangan maka akan dikuasai.

Pelan-pelan berikan pengertian bahwa suami tidak perlu khawatir dan yang dipikirkan buruk itu tidak terjadi. Berikan keyakinan itu

Libatkan Keluarga

Jika masalahnya semakin meruncing dan suami sulit diajak bicara, maunya saja yang benar, sebaiknya istri perlu membicarakan pada keluarga besar yang disegani. Ibu mertua misalnya. Tidak perlu ada yang disembunyikan. Ceritakan semua sikap anaknya yang kelewat batas. Biasanya pria itu dengan orangtua perempuan rasa hormatnya ada ketika dinasehati. Semoga setelah melibatkan keluarga pasangan jadi berubah dan hidup normal.

Konsultasi Ke Psikolog

Memiliki suami yang posesif itu sangat menderita dan istri tidak dapat menyelesaikan sendiri. Jika sudah berbicara heart to hearth, melibatkan keluarga tetap saja tidak berubah istri HARUS ke psikolog/ ahli lainnya untuk untuk mendapat solusi terbaik

Divorce Pilihan Terakhir

Ini terpaksa harus dilakukan untuk kesehatan mental istri menghadapi sikap suami yang posesif. Semua cara sudah dicoba termasuk konsultasi pada ahlinya. Namun pak suami tetap dengan kelakuan buruknya menguasai, emosi dan mengontrol hidup tidak ada pilihan lain divorce alias bercerai. Memang ini tidak enak tetapi lebih tidak enak lagi istri terkungkung dalam cengkraman suami.

Semoga pembaca blogku kalian aman-aman saja ya dear…relationship dengan suami berjalan baik. Kalaupun ada cemburu bukan yang berlebihan. (D/s)

37 thoughts on “Suami Posesif? Ini yang Harus Dilakukan”

  1. punya suami posesif emang mengerikan banget

    handphone bergeser (dari ujung kanan meja, ke ujung kiri meja) dia udah curiga dan mengira istrinya selingkuh

    ada WA masuk dengan sapaan “say” dia juga curiga, padahal itu dari teman pengajian yang saling akrab dengan panggilan kesayangan

    Reply
  2. Terimakasih penjelasannya. Jadi makin paham. Kebetulan suami saya sih tidak termasuk tipe dengan pembawaan posesif gitu … Yang ada banyak diamnya malah …

    Reply
  3. Suami posesif biasanya memang tampak sangat mencintai. Sebenarnya gejala ini sudah tampak sejak masih pendekatan tapi sering diabaikan. Semoga kisah Tika dan suami tidak terjadi pada kita. Aamiin

    Reply
  4. Aku senyum-senyum sendiri deh baca artikelnya kak Denise… Terutama di bagian awal. Soalnya, aku tuh kebalikannya. Aku orangnya cuek… Sampe istriku pernah bilang… “Sekali-kali mbok aku dicemburuin gitu… Biar romantis”
    Buat saya, saling percaya dalam hubungan rumah tangga itu sangat penting…

    Reply
  5. Rumah tangga masalahnya beragam, namun ada kunci yang memang harus di pegang, yaitu saling percaya, saling menguatkan dan membangun pola komunikasi yang baik.

    Reply
  6. Suami posesif itu membuat hubungan jadi toxic ya mbak, punya suami kayak gini tuh kalau saya yang terbiasa bebas kemana-mana, bikin tersiksa.

    Sebaiknya memang minta bantuan keluarga sebagai orang terdekat untuk memberi pengertian ya, kalau keluarga dekat nggak mampu, baru deh konsultasi ke psikolog.

    Divorce itu pilihan terakhir kalau benar-benar tersiksa lahir batin

    Reply
  7. Susahhh banget sih kalau punya suami posesif, apa-apa dicurigai dan dibatasi itu pasti bikin jengkel. Makanya daripada nikah sama orang posesif saya mending milih nikah sama yang santai dan cuek bebek.

    Reply
  8. Posesif kalo kebablasan itu agak menyeramkan sih, memang harus ada saling percaya sih yaa sama pasangan dan saling terbuka, plus komunikasi pastinya kunci pentingnya nih

    Reply
  9. Posesif biasanya diawali dengan adanya rasa insecure. Mungkin ada kaitannya juga dengan inner child. Kalau udah parah baiknya ke psikolog emang ya.

    Reply
  10. Punya suami posesif kayaknya ngeri banget ya, mbak. Temenku tuh ada yang begitu. Atas nama cinta katanya. Tapi akhirnya malah nyakitin pasangannya. Dan gak jarang berujung KDRT. Temenkunya terlalu cinta, dan mikirin anak-anaknya, jadinya ya nerimo aja. Gak pernah ada penyelesaian apa-apa. Suaminya juga merasa normal-normal aja dengan sifat dia itu. Huhu 🙁

    Reply

Leave a Comment