Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the loginizer domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/dennises/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Tidak Pintar Tapi Sukses, Bisa?! Banget! – Dennise Sihombing

Tidak Pintar Tapi Sukses, Bisa?! Banget!

Foto: Businessnewsdaily.com

Hai bestie,

Apa kabar? semoga semua dalam keadaan sehat ya. Aku mau cerita nih, beberapa waktu yang lalu ketemu teman SMA di pasar rakyat. Kaget juga karena udah lama ya gak ketemu, puluhan tahun. Ada sekitar 30-an.

“Ini Dennise ya?”

“Eh iya. Hmmm…siapa ya rasanya gue pernah kenal?”, tanyaku seraya mengamati sesosok wajah wanita berambut ikal dari atas ke bawah. Wajahnya lumayan manis tetapi sepertinya tidak terurus. Rada kusut dan sepertinya berbeban berat. Rasanya pernah kenal. Alisku kuangkat tinggi-tinggi coba mengingat-ingat. Tetapi gak dapat juga siapa namanya.

“Gue Tyastuti teman SD dan SMA. Yang dulu suka belajar kelompok. Dulu’kan kita kalau belajar banyak di rumahmu. Ingat deh nyokapmu ramah banget. Heboh kalau kita-kita datang belajar langsung disiapin makan”

“Eh iya-iya gue ingat. Tyas…elo kok berubah banget. Kuyussss…dulu’kan lagi SMA kita terkenal dengan duo montok yeee. Anakmu berapa? gue dua

“Anak gue semata wayang, kuliah di UnDip sekarang. Kuyusss karena berbeban berat, seberat-beratnya”

“He…he..he..gue juga punya beban shaayyy. Selagi masih hidup kita pasti punya beban. Pendeta ustad juga punya beban. Cuma bagaimana cara kita menyikapinya. Gue ada masalah ya pikirin, tetapi tidak banget. Masih bisa makan enak tidur nyenyak. Makanya badan ini tidak bisa kuyusss. Masalah boleh ada tetapi stamina sehat wajib dijaga”

“Nah itu dia yang gue gak bisa. Dipikirin dalam sampe gak bisa makan dan tidur nyenyak”

“Ah rugi banget sih! Memang masalahmu apa sih? uang? gue juga sekarang keuangan tidak lancar karena sudah tidak bekerja kantoran lagi. Gue kerja freelance yang tidak terikat waktu”

“Suami gue selingkuh dengan karyawannya sampe punya anak. Nah di Katolik’kan tidak bisa cerai. Suami gue gak mau melepas itu selingkuhannya. Dia ancam gue kalau mau tetap dapat uang dapur ikhlaskan dan tidak boleh banyak protes. Sakiiiit”. tangis Tyas pecah. Saat itu di pasar. Semua orang melihat ke arah kami. Supaya jangan jadi tontonan seperti sedang shooting sinetron akhirnya aku redakan emosi kesedihan Tyas.

Baca juga: Hati-hati Ini Ciri Pasangan Selingkuh

“Kita janjian ya shaaayy maen ke rumah gue. WA dulu, takutnya gue ada pekerjaan keluar”

Tyas menghapus air matanya. Dia mengangguk pelan. Dan kamipun melanjutkan belanja di pasar.

Sampai di rumah aku merenung,

Andai aku jadi Tyas, mungkin belum tentu kuat ya menaham bebannya. Punya suami yang tega selingkuh hingga memiliki anak. Apa kurangnya Tyas, dulu lagi SMA termasuk cewek rebutan loh. Cantik ada lesung pipinya hidung bangir, body montok. Sempurna maksimal beda dengan aku yang wajahnya minim dari kesempurnaan, ha…ha…ha…

Baca juga: Selingkuh Itu Indah Katanya (?)

Banyak yang bilang selingkuh itu indah. Tetapi bagiku itu sangat menyakitkan. Walaupun tidak dalam posisi itu namun sebagai wanita turut merasakan rasa sakit itu. Kalau sekedar selingkuh mungkin hatinya masih bisa dibelokan. Tetapi kalau selingkuh akhirnya menghasilkan “anak tidak sah” ini yang sangat menyakitkan.

Sampai Tyas curhat di rumah,

“Yang jadi beban berat dan buat aku terus berpikir adalah aku tidak bekerja. Mengandalkan suami memberi seadanya, suka-sukanya. Sakit banget Dennise, membathin membiarkan suami selingkuh dengan wanita lain demi uang”, ujar Tyas dalam isakan tangisnya.

“Maaf kamu dulu bukannya kuliah? itu bisa jadi modalmu cari pekerjaan”

“Aku dulu kuliah hanya sampai semester 4 saja keburu dipinang suamiku. Dulu aku sempat bekerja sebagai Public Relations disebuah hotel ternama. Tetapi sekarang mau melamar kerja lagi kalah dengan yang muda. Secara usia sudah 40 tahun lebih dan pendidikanpun ijasahnya bukan S1”

Baca juga: Hidup Ini Pilihan: Jadi Blogger? I’am Happy

“Tyas coba deh kamu mampir ke Blog Sunglow Mama. Kamu baca pelan-pelan siapa tahu dapat ide untuk bekerja sebagai freelance. Ada salah satu artikel tentang kelebihan bekerja freelancer. Tidak ada kata telat untuk kita mau bangkit dan belajar. Yang penting niat untuk merubah nasib”

“Tapi aku tidak pintar tapi sukses, kira-kira bisa Dennise?”

Foto: Prosehat.com

“Pendidikan itu bukan faktor utama yang menentukan kesuksesan orang lain. Mungkin diusiamu sekarang sudah malas untuk lanjutin kuliah lagi. Tetapi untuk menambah ilmu kamu bisa lihat youtube, nonton tiktok. Sekarang sosial media banyak informasi mulai dari yang berbayar hingga gratis. Terpenting itu catet jangan lihat masa lalu. Apalagi hal yang menyakitkan, ini jadi toxic banget dalam hidupmu untuk nanti bisa maju”

Baca juga: Toxic Relationship: Bertahan atau Keluar

“Oh ya hal penting lainnya jangan pernah gengsi ya shaayyy untuk memulai kerja apapun, yang penting halal. Jadi apa saja jalani saja, tunjukan kinerjamu pada atasan. Jangan banyak ngeluh apalagi telat kerja. Itu kalau kamu kerja kantoran. Tetapi kalau akhirnya kamu bekerja sebagai freelance harus gigih lagi berjuang karena freelance itu yang menggaji ya kita sendiri. Semakin gigih kita maka penghasilan yang didapat lebih”

“Dennise thanks banget ya untuk semangat yang kamu berikan. Aku jadi punya tujuan hidup lagi dan tidak mau melihat ke belakang. Apapun pekerjaan itu aku tidak mau gengsi yang penting halal. Aku tidak mau tergantung dengan laki-laki. Apalagi dia yang sudah menorehkan luka”

Masa lalu BUKAN untuk ditangisi

Tetapi untuk SEMANGAT bangkit

Meraih masa depan

3 thoughts on “Tidak Pintar Tapi Sukses, Bisa?! Banget!”

Leave a Comment