Tips Mencari Cuan, Tidak Terikat Waktu

 

Hai saya Dennise,

3 tahun yang lalu saya berhenti bekerja di kantor. Tinggal di Depok kerja di Kota wilayah Jakarta Utara. Perjalanan pulang pergi 4 jam. Jauh?! sungguh!

Nikmati? hmmm….belajar untuk dinikmati. Kalau mau ngomongin setres hmmm, semua yang naik kereta Commuterline berangkat pagi dan pulang kerja sore pasti alami hal yang sama desek-desekan. Yang namanya keselamatan terkadang jadi lupa. 

Dulu sebelum kereta Commuterline, saya menikmati naik kereta api ekonomi yang bisa dikatakan adalah kereta rakyat yang tanpa aturan. Mengapa saya katakan seperti itu? karena siapa saja bisa naik kereta dan melakukan berbagai kegiatan.

Namanya pengemis seliweran adalah hal biasa. Saya pernah lagi enak tidur, tiba-tiba di colek. Kaget kirain siapa, ternyata pengemis yang jalan terseok-seok di gerbong kereta sambil meminta-minta. Entah benar kakinya cacat/ tidak. Karena banyak “pengemis” yang berpura-pura sakit.

Namanya penjual ya seliweran. Semua dijual tetap kaya pasar berjalan. Ada tahu sumedang, minuman, jepitan. Pedagang jualannya sambil jalan dari satu gerbong ke gerbong lain.

Namanya pengamen, jangan banyak tanya banget. Apalagi kalau sore sepulang kerja ada beberapa gerbong yang sengaja ditutup paksa sehingga penumpang lain tidak bisa masuk. Nah disitulah band kampung bernyanyi. Lengkapi personilnya dengan biduanita. Bising? sungguh! Apalagi umumnya penumpang naik kereta itu sore, biasanya mau istirahat sejenak. Diri saja penumpang bisa tidur apalagi duduk manis.

Tapi itulah yang ada di kereta ekonomi. Banyak yang punya kepentingan, termasuk kopet. Namanya copet umumnya yang naik kereta ekonomi yang sudah bertahun-tahun banyak yang alami. Lebih sering perempuan ya. Karena perempuan biasa pakai tas, nah tasnya ini yang sering di silet sama copet. Nyesek banget, saya pernah alami beberapa kali kecopetan. Saat itu kereta penuh sesak. Bisa masuk saja udah terima kasih. Berusaha sampai bisa masuk dari depan pintu sampai ke tengah-tengah karena di dorong.

Kalau sudah padat yang namanya tas terkadang luput dari perhatian, sibuk mencari celah agar bisa berdiri dengan sempurna. Baru sadar setelah turun dari kereta, lihat handphone sudah hilang dengan cara di silet dari samping, benar-benar tidak terasa.

Ada lagi hal lain yang membuat saya “eneg” tapi berusaha menutup mata. Bagaimana tidak di kereta tuh ada saja yang mencari kesempatan untuk selingkuh-selingkuh kecil. Sebenarnya sih itu hak mereka, tapi kalau peluk-pelukan di depan mata, ceweknya kecentilan terus cowoknya sambil usap-usap rambut si cewek, eneg’kan.

Tapi itulah romantika yang berhasil, itu cerita baru yang diperjalanan. Belum lagi di tempat kerja. Selama 17 tahun bekerja saya sering menjadi tempat curahan hati teman kerja.

“Bu, bagaimana menghadapi suami yang hobi selingkuh!saya itu udah gak kuat. Kalau bukan karena anak, saya tidak mau bertahan”, ucap Rere

Baca juga:  Selingkuh Itu Indah Katanya (?)

“Nah, memang tidak mudah mempertahankan pernikahan di tengah-tengah adanya perselingkuhan. Namun kembali lagi, tanya kata hati. Sekuat apa kamu bertahan. Mampukah untuk memaafkan kesalahan suami?”, ucap saya berusaha untuk bijak.

Baca juga:  Perceraian Terbaik?! Daripada Diselingkuhi

Hal yang tidak nyaman memang ketika orang lain meminta pendapat tentang kisruhnya rumahtangga. Tentunya sebijak mungkin berada di tengah-tengah.

17 tahun menjadi ibu untuk anak-anak di tempat kerja,menjadikan saya kaya pengalaman. Sehingga ketika memutuskan pensiun dini disaat covid, saya sudah ada bayangan mau jadi apa. Saya ingin jadi blogger. Kebetulan latar belakang pendidikan dari ilmu jurnalistik. Sayang kalau ilmunya tidak dipakai.

Foto; Saya saat menjadi MC

 

Oh ya, di dunia blogger ternyata banyak teman yang memperkenalkan dirinya sebagai blogger sesuai dengan daerah asalnya. Seperti teman saya Suci yang menyebut dirinya sebagai Travel Blogger Medan . Di blog ini banyak dibahas tentang travelling.

Cerita tentang traveling itu mengasikan loh! Semenjak saya tidak bekerja pada kesempatan untuk liburan terbentang luas. Tidak harus yang jauh hingga keluar negeri. Karena di Indonesia sendiri destinasi liburannya banyak dan indah-indah loh. Kerennya tidak kalah dengan luar negeri.

Baca:  10 Pekerjaan Freelance Tanpa Mengikat

Sekarang ini pekerjaan freelance saya adalah menjadi pekerja seni. Terkadang menjadi Master of Ceremony (MC), pemain film ataupun moderator sebuah acara.

Foto: wajah happy setelah tidak kerja terikat

Nah, untuk teman-teman nih yang mau cari cuan tapi tidak terikat waktu bisa menjadi travel blogger. Selain dapat cuan, liburan gratis pun bisa didapatkan. Apalagi kalau teman-teman menulis tentang destinasi liburan secara rinci dengan gaya yang familiar. Atau bekerja seperti saya menjadi pekerja seni. Terpenting enjoy dulu dengan pekerjaan freelance yang kita lakukan. Nanti rejeki akan mengikuti. Jadi sudah siap meraih cuan dengan bekerja dari rumah? semangat ya (D/s)

 

 

Leave a Comment