Wanita dan Kusta: Yuliati Bangkit Berjuang Melawan Stigma

Setiap kita ingin hidup ini terus indah ya. Kalaupun terkena sakit, yang ringan-ringan saja deh. Batuk, pilek yang ada obatnya dan tidak disingkirkan oleh masyarakat.

Memangnya ada penyakit yang disingkirkan dalam masyarakat? KUSTA . Penyakit ini sudah puluhan tahun ada di Indonesia. Dari waktu ke waktu stigma buruk itu masih menempel di masyarakat.

Kusta adalah penyakit menular bahkan lebih parah lagi penyakit kutukan. 

Sangat menyakitkan dan buruk/stigma di masyarakat. Padahal kusta atau lepra adalah gangguan pada kulit akibat infeksi bakteri kronis. Gangguan ini sering kali ditandai dengan mati rasa pada kedinginan dan kaki, kemudian disertai timbulnya lesi pada kulit.

Baca juga:  Kusta BUKAN Penyakit Kutukan dan Pasti Bisa Disembuhkan

Kusta ini juga yang dialami Yuliati (Ketua PerMata SulSel & OYPMK Perempuan). Wanita yang tampil manis ini berbagi cerita di Ruang Publik KBR dan NLR Indonesia yang disiarkan secara live streaming.

Dipandu pembawa acara Rizal Wijaya talkshow Wanita dan Kusta, Rabu 30 Agustus 2023 perbincangan selama 1 jam memberikan banyak pencerahan kepada penonton live streaming, termasuk saya tentang kusta.

Sebagai Orang Yang Pernah Mengalami Kusta ( OYPMK ) Yuliati berbagi cerita bagaimana awalnya gejala kusta yang dialaminya.

Suatu hari di tahun 2011, Yuliati mendapati tubuhnya terdapat bercak putih seperti panu dan terasa gatal. Saat itu kondisinya masih kuliah.

Penasaran, wanita ini memeriksakan kondisi tubuhnya ke puskesmas. Dan secara tidak sengaja saat mengacungkan jempol kaki ternyata ada yang aneh dan terdapat bercak kecil banget, tapi sepertinya berbeda dari biasanya. Awalnya dia menyembunyikan kondisinya hingga keluarganya termasuk berhenti kuliah.

Namun akhirnya Yuliati terbuka ketika kakak iparnya bertanya mengapa dia tidak kuliah. Yuliati akhirnya terbuka dengan kondisi yang dialami.

Ditemani oleh kakak ipar dan juga mendapat dukungan dari keluarga akhirnya Yuli melakukan pengobatan secara intensif. Awalnya 6 bulan namun dilanjutan jadi satu tahun.

Diagnosa awal wanita asal Takalar, Sulawesi Selatan ini adalah Pausi Basiler (kusta kering, kuman sedikit) karena diawal yang terlihat hanya ada bercak kecil dan mati rasa di ibu jari.

Namun dipemeriksaan selanjutnya Yuli mengalami Multi Basiler (kusta basah, kuman banyak)

Tuan rumah Rizal bertanya,

“Masih ingat gak mbak Yuliati kira-kira penularannya darimana?”

“Seingat saya dari saudara. Kami memang dekat. Dia sering bepergian. Dan kebetulan fisik saya lemah, jadilah saya tertular”

Baca juga:   Kusta Dalam Perspektif Agama,Menguji Keimanan Setiap Penderita

Penyakit kusta memang menular tapi tidak mudah menular, butuh kedekatan secara fisik dan itupun biasanya terjadi pada orang yang mengalami kondisi fisik yang tidak fit sehingga imunnya turun.

Awalnya sempat terlintas dipikiran Yuli untuk bunuh diri apalagi setelah kekasihnya saat itu mengetahui dirinya mengalami kusta meninggalkannya. Ada rasa keputusasaan. Stigma buruk dari masyarakat yang memandang sebelah mata penderita kusta dan mengasingkan.

Namun pikiran negatif itu segera tersingkirkan ketika dia bertemu dengan komunitas PerMaTa (Perhimpunan Mandiri kusTa) Sulawesi Selatan.

Baca juga: OYPMK: Bangkit, Chilling, Healing,dan Bersemangat 

Disana dia tidak merasa sendiri. Semangatnya bangkit. Apalagi dia tidak mengalami kecacatan akibat kusta yang dialami. “Mereka yang lebih parah dari saya saja semangat menjalani hidup”, ungkap Yuli menceritakan awalnya dia bangkit dari keterpurukan.

Tidak hanya penderita kusta yang ada di dalamnya tetapi para OYPMK pun ikut bergabung. Tujuannya memberikan semangat untuk para member yang sedang berjuang untuk kesembuhan.

Sebagai ketua PerMaTa, semangat itu perlu diberikan.

“Kami memberdayakan mereka yang kebanyakan anak-anak muda, baik yang sedang maupun yang pernah mengalami kusta. Dan juga membangun rasa percaya diri mereka”, tutur Yuli.

Lanjut Yuli lagi,

“Karena umumnya walaupun sudah sembuh dari kusta karena mengalami stigma diri atau tidak mempunyai rasa percaya diri. Untuk itu kami dari PerMaTa memberikan pelatihan-pelatihan agar untuk meningkatkan kapasitasnya”

Dengan kegiatan pemberdayaan para OYPMK, stigma buruk OYPMK di masyarakat mulai berubah pandangan negatifnya menjadi positif.

OYPMK mendapatkan keahlian untuk berwirausaha dan terbantu melalui bantuan usaha dari PerMaTa.

PerMaTa Sulsel merupakan bagian dari perMaTa Nasional sebagai organisasi nirlaba yang berkecimpung dalam pemberdayaan kusta dan disabilitas dibawah naungan Netherland Leprosy Relief (NLR) Indonesia.

NLR Indonesia adalah sebuah yayasan nirlaba dan non-pemerintah yang fokus pada upaya penanggulangan kusta dan konsekuensinya di Indonesia mendorong pemberantasan kusta dan iklusi bagi orang-orang dengan disabilitas termasuk akibat kusta.

Untuk saat ini sedang mengalami kusta ayo semangat. Anda bisa sembuh, yang terpenting bangun semangat (karena ini meningkatkan imun) rajin minum obat, jangan putus asa dan ikuti saran dari dokter. Oh ya pengobatan kusta ini gratis ya. Silakan kunjungi Puskesmas terdekat tempat tinggal Anda (D/s )

 

 

2 thoughts on “Wanita dan Kusta: Yuliati Bangkit Berjuang Melawan Stigma”

Leave a Comment