Hai bestie,
apa kabar? aku kalau bertanya sama bestie pria rata-rata mereka ngomongnya gini, kabar badan sih baik alias sehat-sehat aja tapi yang gak sehat itu masalah uangnya. Bayangkan saja dimasa yang masih pandemi pemasukan perusahaan belum stabil, tentunya berimbas dengan gaji yang belum naik juga semenjak 2020 hingga sekarang, keluh temanku Amin.
“Ya disyukurin saja Min masih bisa kerja”, hiburku
“Gue sih bersyukur. Tetapi memang beratnya di biaya hidup sehari-hari ya. Bensin naik. Anak 3 masih sekolah, rumah masih nyicil ditambah istri ngomel mulu karena uang gaji yang dariku gak cukup”
“Bagaimana gak kesel Dennise. Suamiku nih benar-benar kebangetan ya. Harusnya sadar diri dong untuk berhenti merokok. Sehari 2 bungkus minimal sudah sekitar 50 ribu. Belum lagi kalau pulang kerja hangout sama teman-temannya. Ini biaya entertain tidak sedikit. Coba kalau disisihkan untuk di rumah’kan berarti”, ucap Fifi istri Amin
“Loh kerjaku’kan ma mencari klien baju dan memaintance klain lama. Ya salah satunya adalah dengan entertain. Kalau goal’kan kamu juga yang menikmati”, ucap Amin membela diri.
Aduh…kalau melihat 2 sahabat teman SMA ku ini berantem persis seperti Tom & Jerry. Ribut mulu. Gak ada yang mau ngalah, mungkin karena mereka seumur ya.
Tapi friends,
kalian setuju gak sih kalau faktor ekonomi ini menjadi pemicu keributan dalam rumahtangga bahkan kalau tidak kuat berujung di perceraian. Nah, aku mau cerita nih awal tahun ini aku menjadi saksi yang ikut di sumpah di pengadilan negeri untuk perceraian Nana (istri) dan Nino (suami), sebut saja itu namanya.
Nana gak kuat dengan sikap suaminya yang tidak mau tahu dengan keadaan rumah artinya istri mau teriak tidak ada duit.
“Pa, kamu sadar gak anak kita butuh biaya. Masih minum susu, makan bergizi, biaya sekolah. Mana gajimu mengapa belum juga di transfer ke aku?”, teriak Nana.
“Sabar ma, kantor sedang ada masalah. Jadi gaji tersendat”
“Pa, kantormu perusahaan besar ya. Aku tahu itu jangan bohong!”
“Kamu’kan juga kerja pakai saja gajimu untuk biaya itu semua, beres’kan!”, jawab Nino santai.
“Aku memang bekerja tapi bukan berarti tugasku untuk membiayai rumahtangga sementara kamu habiskan gajimu di meja judi”
“Ma kamu jangan fitnah ya!”, suara Nino gusar.
Nana wanita cerdas dia berani berkata karena ada bukti. Wanita lulusan psikologi ini tahu kalau ada yang ditutupi suaminya. Lewat berbagai investigasi yang dilakukan seorang diri akhirnya dia bisa tahu kemana larinya uang gaji suaminya. Memang bukan dengan selingkuhan manusia, tetapi dia berselingkuh dengan uang alias berjudi. Tidak tanggung-tanggung itu judi bukan ecek-ecek tapi yang nilainya jutaan rupiah sekali main. Penyakit penjudi itu adalah PENASARAN. Menang penasaran bagaimana caranya biar menang lagi sementara kalau kalah penasaran bagaimana caranya agar menang.
Nah itulah yang dilakukan suaminya. Kebetulan sang suami pernah lupa menutup laptopnya. Darisanalah ketahuan bahwa suami berjudi online dan sering melakukan transaksi. Yang lebih gilanya lagi melakukan pinjaman online demi menutupi hutang kartu kreditnya. Gali lobang tapi tidak tutup-tutup.
Berpisah itu memang berat bagi Nana. Tetapi ini pilihan terakhir karena waktu 3 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk bersabar. Janji Nino di depan kedua orangtua mau berubah ketika Nana mengajukan untuk cerai. Mereka akhirnya pisah ranjang tapi tetap saja Nino tidak pernah memberikan gaji.
Baca juga: Toxic Relationship: Bertahan atau Keluar
Dan akhirnya pernikahan yang sudah dibina selama 15 tahun berakhir di meja hijau. Kasihan Nana. Tidak ada harta gono gini yang didapatkan karena ternyata sertifikat rumah, tanah sudah di gadai di bank untuk pinjaman. Miris memang, harta yang di sita bank lebih banyak dari hasil kerja Nana daripada suaminya. Tapi karena dari awal pernikahan mereka tidak pisah harta akhirnya zonk, semua untuk menutupi hutang.
Baca juga: Waspada! Wanita Mudah Alami Depresi
Aku jadi ingat beberapa bulan yang lalu seorang wanita di Brebes melenyapkan 3 anaknya hanya karena masalah ekonomi. Terkadang orang memang mudah berkata bahwa uang bukanlah segalanya. Karena kalau kita terlalu cinta uang ujung-ujungnya menghalalkan segala cara. Ada benarnya kalau TERLALU cinta uang. Sifat dasar manusia terkadang tidak ada puasnya, sudah kaya mau lebih kaya dengan korupsi misalnya. Atau pengen cepat kaya jadi perampok, bisnis narkoba.
Menurutku selagi kita masih hidup di dunia tentunya masih butuh uang dong ya. Ini realistis sekali, tetapi tentunya disesuai dengan kemampuan. Jika tidak bisa bergaya bak sultan ya jangan dipaksakan. Nah yang sering memaksakan diri itu yang akhirnya kebablasan.
Baca juga: Uang: Berkah Vs Musibah?
Hai women’s
Siapa disini yang masalah dalam keuangan? Aku yang tunjuk tangan lebih dulu deh. Aha, aku. Hidup di kota besar seperti Jakarta tidaklah sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Biaya rutin harian, bulanan dan tidak terduga. Misalkan saja penghasilan kita dengan pasangan kalau digabung sebulannya 10 juta. Sementara kalau ilmu financial planner itu sebulan harus saving 10 % dari penghasilan. Nah yang susah itu’kan biaya tak terduga dan sulit dihindari.
Hayooo siapa disini yang tiap bulannya banyak biaya tak terduga? lagi-lagi aku duluan deh yang tunjuk tangan.
“Hai Dennise, kamu masalah gak sih kalau tidak ada uang?” tanya temanku
“Ya masalahlah”
“Tapi kok kamu wajahnya fresh terus sih kaya gak ada masalah. Benaran ada masalah?!”
“Ya masa sih aku harus teriak-teriak hai-hai teman aku ada masalah nih. Kali gitu…”
“Ah kamu beda ya, aku kalau ada masalah dipikirin terus. Gak bisa makan gak bisa tidur”
“Gak bisa tidur? jadi kalau malam begadang gitu?”, tanyaku heran
“Iya, mata sih di tutup tapi pikiran melayang-layang. Kapan ini masalah akan berlalu”
“Waduh rugi banget ya. Denger ya say, mana ada orang di dunia ini yang hidupnya tidak ada masalah. Jangankan kamu, pak Jokowi saja punya masalah. Percaya deh! cuma bagaimana kita menyikapi itu masalah mau dibawa tenang ya tenang, mau dibawa setress jadinya setress. Kalau setress ada solusi masih enak. Tapi kalau sudah setress masalah gak juga teratasi ini yang bahaya”
Bestie, yang lagi ada masalah mampir deh di blogku sahabatku namanya Silvana. Betah deh berlama-lama baca tulisan si kakak cantik ini. Ibaratnya kita masuk di sebuah toko buku semua bacaan lengkap ada disana. Ada rubrik jalan-jalan, kesehatan, psikologi (ini penting banget ya guys).
Oh ya, aku ini termasuk orang yang kalau punya masalah tuh larinya ke makanan alias wisata kuliner. Ini benar-benar membantuku banget loh. Sekarang ini aku lagi kesemsem sama Kimbap ara asli Malang. Ini loh panganan ala Korea tapi disesuaikan dengan selera lidah Indonesia. Jadi ini isinya nasi, lauk, cemilan dan makanan. Jadi kalau sudah ngemil ini pikiran fresh lagi. Terkadang kalau masih kurang ditambah lagi dengan ngopi cantik.
Oh ya bestie aku ada tips nih atasi masalah
Hadapi Masalah
Jangan hindari masalah. Semakin dihindari semakin tidak ada penyelesaian
Masalah Pasti Ada Ujungnya
Namanya masalah itu pasti ada ujungnya tidak akan mengambang. Sikapi dengan pikiran yang setenang mungkin. Karena kalau tenang Anda lebih mudah ambil keputusan
Lihat Sekeliling
Coba lihat sekeliling Anda mereka PASTI punya masalah. Belajarlah dari mereka yang bisa mengatasi masalah dengan cantik.
Berdo’a
Minta kekuatan dari Sang Pencipta dalam do’a. Dengan ngobrol denganNya aku percaya beban masalahmu bisa berkurang
Jadilah Pemenang
Orang yang hebat itu bukan yang punya banyak uang tetapi dia yang bisa bangkit dari masalah, mengatasi dan tentunya tidak putus asa. Jadilah pemenang untuk dirimu sendiri dalam mengatasi masalah (D/s)
Samaaa kita Kak Dennise, aku kalau lagi galau tuh ya makan..kulineran bikin galau mereda, meski bonusnya ada di berat badan yang membuat jarum timbangan makin ke kanan. kwkw
Memang sih, ada beragam cara atasi masalah, dan setuju yang utama jangan dipikir berkepanjangan.
Ha ha ha samalah kita mom Dian.timbangan lupakan dulu ya
Kalau aku lebih suka jalan2 kak, tapi jalan2 itu sepaket sama kulineran ya, hehe…
Macem2 sih cara manusia mengatasi masalah dan betul yang terpenting jangan berputus asa…
Terima kasih kak Dennise, dapat insight baru nih jadinya
Kembali kasih Suci
Jadi sebenarnya kalo ada madalah gak boleh panik attack yaa kak.
Karena kalo kota in control, berfikir tenang semua bisa diselesaikan dan diatasi bahkan dengan cara terbaik. Siplah.
Panik memang tidak menyelesaikan masalah justru tambah masalah malah
Kakk Denise apa kabar…
Aku sukaa baca blog kakak, relate dengan kehidupan nyata, apaalagi bercerita tentang pernikahan…
Memang faktor ekonomi mendominasi ya kak dalam keluarga, pandemi kata sodaraku yg kerja jd hakim agama di beberapa daerah kasus perceraian meningkat tajam.
Akuu salah satu orang yang kalau ada masalah larinya makaan 😀 untung ga bikin BB membengkak, gada orang yg ga punya masalah kan yaa tergantung kita yg menyikapinya yaa
Betul mbak Yeni tergantung bagaimana kit menyikapinya ya
Kimbab ara kuliner pas buat keluarga di rumah. Malang memang penuh cerita.
Iya ya kak
hihihi kirain wisata kuliner untuk mengobati penyakit tertentu
setuju sih, baik wisatanya maupun kulinernya bikin happy
sehingga bisa mengobati mentall illness maupun menjaga kesehatan mental
Hiks,bisa aja deh ambu
Kayknya harus contoh yg pnya tagline menyelesaikan masalah tanpa masalah heheheh..emang sih selama masih nafas dan ada di dunia setiap orang pasti puny masalah jadi kudu dihadapi ya kak
Betul kudu wajib harus (ha ha ha lengkap banget ya)dihadapi ya Bayu
iya, dulu pas ibuku banyak pikiran, saya ngajak beliau kulineran seharian wkwk
bisa refreshing juga Alhamdulillah
Amin…
Masalah mah pasti ada aja ya Kak..
Namanya hidup kalau gak ada masalah ya bukan hidup namanya eh 😁.
Jadi memang kudu dijalani, hadapi, doakan dan semangati
Yes Fenni
Kak Dennise dengan story telling yang selalu menyentuh pembaca, as always selalu menikmati tulisannya. Berbicara ada masalah, mengatasi masalah adalah hal terbaik. Kalau kita lari dari masalah, yang ada akan ada masalah lebih besar
betul banget kakak
Masalah mah pasti ada aja ya Kak Dennise. Berbagai ragam. Tinggal kitanya aja yang pandai mengatur emosi dan cara berpikir. Tapi yang pasti masalah apapun yang kita hadapi, pastilah mampu kita tangani. Karena Allah tahu persis kapasitas kita.
Wisata kuliner juga jadi solusi saya kalau sedang galau atau gundah. Gak perlu yang mahal-mahal. Semangkok indomie dengan telor ceplok, bakso dan sayur juga sudah menyenangkan hati. Atau sepiring nasi dengan ikan lele kremes. Saya mah langsung happy haahahaha
Betul kak Annie.Wisata kuliner yang merakyat malah justru lebih enak ya kak
Jadi bukan hanya peg*dai*n aja yang bisa mengatasi masalah ya, Kak? Hihi..
Kalau aku bukan tukang makan sih. Lebih ke tukang jalan. Tapi, tentu saja, kalau sudah jalan pasti nyari tempat kuliner. Wajib.
Sepertinya kak Dhenok bodynya bagus nih karena gak tukang makan ya
Ngobrolin masalah ini memang unik yaa..
Kalau sedang tenang, rasanya hambar. Tapi kalau sedang ada masalah, ya harus dihadapi. Semoga dengan fokus kepada solusi masalah, bisa membantu segera atasi masalah yaa..kak Dennise.
yups teh
Bagaikan lingkaran setan yaa..
Tapi aku juga sih, kalo lagi stres, suka lupa.. “kok uda laper lagi yaa..”
Jadinya makan yang manis-manis dan memicu menambah berat badan naik. Hiiks~
Makanya perempuan itu gampang gemuk. Kalau stress dan depresi larinya ke makanan sih. Kalau udah gendutan, bingung mau diet. Hadeeh. Emang enak si ya makan. Apalagi kulineran di tempat yang makanannya enak. Nambah lagi nambah lagi. Lupain diet. Wkwkwk
Hiks, akupun demikian
Keren tipsnya Kak Dennise, setiap masalah selalu ada solusinya yaa Kak. Sama halnya dengan saya waktu masih kuliah, tugas laporan laboratorium begitu banyak, jadi solusinya banyak makan agar tetap waras.. Hahaa.
Hiks aku punya teman deh yang suka makan
Mikirin masalah sampai nggak bisa tidur, duh duh menurut saya rugi banget. masalah nggak selesai, yang ada malah bisa jadi sakit karena keseringan begadang.
betul banget mak
Mba say. Aku tu suka sedih kalau baca cerita di blognya mba itu. Soalnya apa yang mba ceritain itu realita banget kehidupan suami istri. Aku setuju ama pesan yang mba sampaikan semuanya di atas. Semoga Allah nguatin kita dalam setiap ujiannya ya
Amin kakak say
iya aku juga sering jadi saksi pernikahan yang hancur karena 3 hal : judi, narkoba, perselingkuhan. naudzubillah min dzaliik semoga anak dan keturunanku dijauhkan dari hal2 tersebut. aamiin.
Amin, amin ya mom
Sungguh ya masalah rumah tangga aja ada. Perselingkuhan, judi, ekonomi..tapi semua memang balik ke keduanya, jika memang sudah tak bisa diselesaikan perpisahan adalah hal terbaik daripada salah satu sakit hati hingga mati seperti Nana dan Nino teman Kak Dennise ini. Kasihan Nana jika terus lanjut hidup serasa neraka.
Betul mom Dian
Ya ampun mbak Dennise, belum baca aku udah dibikinmupeng disuguhi tumpukan pancake 😀
Jadi kesukaannya judi itu udah habit mungkin ya mbak walaupun sudah berjanji jadi balik lagi.
Memang masalah keuangan selalu ada aja dalam rumah tangga apalagi suka ada biaya tak terduga.
KAlau aku lagi bad mood maunya beres-beres mbak bukan makan nih
Pantes Lidya bodynya bagus ya,gak suka makan.Aku tuh seneng…
yes bener banget tiap orang pasti punya masalah entah dia ada di “kelas” yang mana. masalah nggak pandang bulu,nggak mau tau kita siapa hahaha..
takjub juga sama bbrp cerita, banyak yg sama kyk di circleku, tp ya udah lah mau apa.
btw bener tuh kuliner salah satu obat yg bikin hepi kalo ada masalah, tp setelah itu tetep harus cari solusi sih >.< karena aku ada temen yg masalah ekonomi, lari ke jajan2 receh tp ditotal abis banyak jg. jd kasian utang sana sini demi kuliner
Jajan receh juga nikmat kak
Ga ada orang hidup tanpa masalah dan beban. Tapi kita harus mampu mengatasi semua dengan berusaha sekuat tenaga. Ada kalanya dengan wisata kuliner hati jadi lebih adem, tenang. Mungkin bisa dengan makan es krim atau bakso mie ayam dan nasi goreng yang super hot. Kalau Kimbap Ara aku belum pernah mencobanya hihihi 😀
Setuju mom Nurul
Siapapun orangnya PASTI punya masalah dalam hidup.
Mau yg tajir melintir kyk raffi Ahmad pun, pasti punya masalah kan?
Setujuuu bgt klo wiskul bs bikin hati adem bin tenang ya Kak. 😍😆
Betul…mbak Nurul
Masalah keuangan tu memang jadi masalah hampir semua rumah tangga, terlebih sejak pandemi melanda ya, Mak… Saya pun pernah ada di kondisi yang sangat putus asa. Tapi seperti tips Mak Dennise, senjata saya untuk menghadapi masalah itu adalah dengan do’a.
Semoga kita semua dikuatkan untuk menghadapi ujian-ujian yang datang. Aamiin…
Amin ya mom
Aku semenjak pandemi tuh gak kulineran tapi berasa banget pas liburan kemarin terus kulineran kayak happy banget sih. Happy karena bisa mencicipi secara langsung, gak usah bikin di rumah heheheee
Yes happy…
Masalah perekonomian memang bisa memicu masalah rumah tangga. Kalau saja Nino itu tak mai judi dan tetap perhatian ke Nana, kayaknya masih bisa bertahan mereka.
Judi memang mengerikan, bisa mengeruk harta benda.
Ya, setiap orang pasti punya masalah, tinggal bagaimana kita menyikapinya.
Betul banget
Ah benar banget mbak
Aku dari dulu kalau stress atau punya masalah, menghibur diri dulu pakai makanan
Makan makanan yang aku suka
Setelah itu baru bisa tenang mencari solusi
Sama ya kita kak,toos dulu deh
Saya pernah membaca,, menikmati makanan favorit atau kulineran salah satu cara meredakan stress. Jadi wajar kalau jadi pilihan banyak orang untuk keluar sejenak dari beban hidup dengan menikmati makanan favorit. Setelah itu, hati senang, mikir solusi untuk masalah yang dihadapi juga lbh tenang.
betul.Daripada larinya ke hal negatif,bahaya malah
Duh jadi pengen nyobain kimbabnya juga. Pasti enak banget soalnya bisa sekalian jadi self healing.
Hai Molly apa kabar sayang…
Hahahahahaa…wkakakaka ngakak baca paragraf pertama. Bener banget tiap pertemuan dengan mentemen cowo kadang jawabannya sama. Lanjut aja mengeluh kebutuhan biaya..
Nah, aku suka menanggapinya dengan gokil juga, tenanglah bestie, ga punya uang ga bakalan mati ko, let’s berkarya dan berdoa terus, ngopiiii ahh.
Langsung deh ngajak2 lagi.
Ah, jangan khawatir bestie, pasca pandemi memang yg dibutuhkan saling support menyemangati satu sama lain, agaar tetep bersemangat hidup.
Yes tengkiu teteh
Bener banget deh, pelampiasan kalau lagi ruwet pikiran ya beli makanan atau minuman favorit. Kadang cuman beli es krim bareng anak ke minimart deket rumah juga udah jadi obat buat aku. Sereceh itu emang bahagianya.
Bahagia gak mesti mahal kok
bener lho ini, kuliner bisa mengalihkan masalah karena makan itu bikin mood jadi happy. tapi makanannya harus yang enak atau makanan favorit gitu ya hehehe
Ini booster juga makanan
Kalau lagi galau saya malah suka diam aja, rebahan. Pokoknya jadi merasa malas ngapa-ngapain gitu. Tapi biasanya tuh kalau lagi galau justru suka banyak ide. Hehehe
Asik deh saat galau dapat ide
Baca tulisan Denise ini relate banget dengan kehidupan sehari-hari manusia di sekitar kita.
Jujur aja Denise.. akhir akhir ini ada beberapa teman yang seseram itu hidupnya. Cinta uang adalah awal mula dari segala bencana.
Cinta judi
Mmm ga usah ditanya akibatnya kehancuran rumah tangga
Iyess mom Tanti
iya kak denise masalah itu harus dihadapi ya, jangan dihindari, justru kalau gitu jadi numpuk masalah ya. tinggal menunggu bom waktu saja itu mah dan meledak bikin hidup jadi susah.
btw beneran deh, samaan kita kak, aku juga kalau ada masalah obatnya makan mie pedes aja wkwkwk atau seblak, beres deh. tenang. terus baru bisa mengurai satu per satu masalah.
Tos dulu kita ya kak
Baca ini jadi ingat sama salah satu saudara saya. Dia tuh tipikal orang yang kalau stres, ya makan. Sakit, banyakin makan. Pokoknya makan, makan, dan makan. Gak pilih-pilih makanan, menurut dia- makanan tuh cuma 2, yaitu: enak dan enak banget. Hahahah
Eh mbak Denise sering live IG gtu kah? Biasanya bahas topik apa aja mbak?
Iya ya mbak, semua orang tuh punya masalah, bahkan org yang kita lihat selalu ceria sekalipun.
Soalnya ya gmn lg, dalam kitab suci aja dah ada dibilang kalau hidup sebenarnya ujian, manusia diharapkan bisa melewati fase demi fase, kalau gak sanggup diuji ya balik ke Tuhan #eh
Tp emang bedanya di sikap ya, ada yang menyikapinya dengan ngeluh, ada yang dibawa santai, ada yang dibawa ikhtiar buat keluar dr masalah dll.
Wuaduh aku jd pengen makan kimbab ara deeehh 😀
Setuju mom April kalau gak sanggup mengalami ujian kembali saja ya sama Tuhan
Yang sedang punya masalah, semoga saja masalahnya lekas teratasi. Iya, hanya dari diri kita sendiri yang memilih solusi mana yang terbaik untuk mengatasi masalah tersebut, jangan berlarut-larut dengan kesedihan.
Betul bingits
Jadi ingat sama seorang teman nih kak Dennise. Sering banget pinjem pinjem uang ke aku. Ternyata belakangan baru tau kalau gaji suaminya banyak yang gak dikasih ke dia karena dipake judi online. Hiks. Keuangan itu masuk bagian krusial dalam keluarga banget. Penting juga untuk pasangan saling berterus terang ya, supaya komunikasi lebih enak dan bisa menyeleaikan masalah bersama
Betul banget.Gara-gara uang bisa cerai
Salah satu kunci pernikahan yang langgeng adalah komunikasi masalah keuangan ya mb Denise. Kalau sebelum menikah keliatan banget urusan keuangan banyak yang disembunyikan udah deh itu redflag sebenarnya
Betul banget mom