World Cancer Day: Sayangi Tubuh

Foto: Mayapada Hospital

“Hai kak Ita apa kabar? Iih kangen banget nih gue”, teriakku pada Ita kakak sepupuku.

Sudah lama kami tidak saling telponan. Maklumlah walaupun kami sama-sama tinggal di Jakarta tapi sama-sama sibuk yang super. Aku bekerja si kakak Anita ini juga bekerja. Bahkan beliau kerja tidak kenal waktu maklumlah Production House tidak mengenal waktu.

Belum lagi dia memiliki 3 anak perempuan yang masih kecil-kecil. 10, 7 dan 5 tahun. Terbayangkan repotnya. Jadilah kami bersapaan untuk sekedar menanyakan kabar via telpon saja. Oh ya Ita ini anaknya paman, adik kandungnya mamaku.

“Baik Nys (nama Dennise cukup dipanggil Nys aja)”, suara si kakak terdengar lemas.

“Iih kak elu kok lemes banget seh, lagi bete sama si bos Dirman. Ah cuekin aja kali. Yang namanya bos’kan emang begitu banyak maunya antepin aja. Yang penting gaji lancar”, suaraku terus menyerocos.

“Gak Nys gue kena kanker payudara“, suara si kakak pelan.

“What????!!!!”

“Iya stadium 3B”

“Gila luh kak mengapa gak kasih kabar?”, protes aku. Rasanya gak percaya kalau si kakak bisa ngalami itu. Orangnya gak suka jajan kotor cenderung resik. Beda dengan aku yang sesekali masih suka jajan kotor. Kok bisa kena breast cancer ya?

“Jangankan kamu, keluargapun tidak ada yang aku beritahukan tentang hal ini. Kasihan nanti jadi beban pikiran. Cukuplah aku dan si abang (suaminya) yang tau”

Akhirnya aku gak sabar untuk mendengar cerita utuh awal mulanya si kakak terkena cancer. Malam itu aku langsung ke rumahnya di Duren Sawit, Jakarta Timur.

“Awalnya ada rasa gak enak kok seperti ada ganjel-ganjel di payudaraku aku raba ada benjolan kecil seperti jerawat. Saat itu gak langsung ke dokter ya niatan sih ada cuma tertunda terus karena kesibukan shooting diluar kota. Dari perasaan itu ada sekitar 6 bulan kemudian ada rasa gak enak lagi kaya cenat-cenut di payudara yang akhirnya ke dokter”, cerita kak Ita panjang lebar.

“Hasilnya kak?”, tanyaku gak sabar

“Kanker payudara stadium 1A”

“Oh masih kecil ya. Kakak langsung melakukan pengobatan dengan dokter?”

“Hasil rembukan dengan si abang kami mengambil pengobatan alternatif. Alasannya, istrinya teman si abang ada yang berhasil dengan pengobatan alternatif padahal stadiumnya sudah tinggi”

“Kok nekad sih kak?!”

“Karena pikir kami saat itu alternatif selain biayanya lebih murah lebih praktis. Tidak perlu bolak balik ke dokter, tidak perlu kemo ataupun radiasi. Hemat waktu”

Aku sampai terheran mendengar alasan si kakak. Karena suami istri ini sama-sama orang pintar. Si kakak Insinyur tehnik si abang sarjana ekonomi. Tetapi mengapa pemikirannya jadul? Jelas-jelas pengobatan alternatif tidak disarankan untuk penderita kanker jenis apapun. Yang benar adalah berobat ke dokter.

Lanjut lagi cerita si kakak ternyata pengobatan yang berlangsung hampir setahun tidak membuahkan hasil justru memperparah kondisi si kakak. Stadiumnya meningkat jadi 3B. Angka yang menyeramkan. Seperti ceritanya saat akhirnya si kakak menyerah dan mau berobat ke dokter, awal mulanya si dokter menolak karena takut disalahkan apalagi saat itu kondisinya sudah parah.

Payudaranya sudah benyek keluar nanah dan darah juga bau. Dokternya ngomel-ngomel. Si kakak diam saja tidak membantah. Tapi walaupun ngomel rasa iba si dokter timbul juga, gak tega. Akhir si kakak jadi pasiennya.

Friends,

Tuhan itu baik ya, kanker payudara kakakku sebelah kanan melalui proses kemoterapi dan radiasi berulang-ulang dinyatakan sembuh, payudara kanannya sudah diangkat. Dan oleh dokter juga payudara sebelah kirinya diperiksa lagi takutnya ada penyebaran. Ternyata tidak ada sel kanker,Puji Tuhan aman!

Namun kebahagiaan si kakak tidak berlangsung lama. Kurang dari 1 tahun setelah dinyatakan payudaranya bersih eh ternyata payudara sebelah kirinya terkena kanker payudara stadium 2A. Secara pikiran orang awan kita berpikir kok bisa ya, belum 1 tahun dinyatakan bersih mengapa tiba-tiba ada?

Foto: Mayapada Hospital

Berdasarkan literatur yang aku baca ternyata sel kanker yang dinyatakan tidak ada sewaktu-waktu bisa timbul kembali. Kanker adalah sel, bukan organisme seperti virus atau bakteri yang berasal dari luar tubuh manusia. Kanker memang bisa berkembang di dalam tubuh manusia. Hanya orang yang mengidap penyakit kanker yang memiliki sel kanker dalam tubuhnya.

Aku lebih gak paham lagi justru kanker payudara 2A ini yang membawa kakak ke kematian. Pengobatan kurang dari 6 bulan tetapi sepertinya yang ini lebih ganas daripada 3B.

Bagaimana kanker berkembang dalam tubuh manusia?

Tubuh manusia terdiri dari ratusan miliar hingga triliunan sel. Sel-sel ini bertugas untuk menjalankan beragam fungsi tubuh. Setiap saat, sel-sel Anda akan terus berkembang dan membelah diri. Ada juga sel yang akan mati atau rusak karena sudah tidak berfungsi lagi. Kalau ada sel yang mati, tubuh akan memproduksi sel baru untuk menggantikannya. Proses ini disebut sebagai siklus sel.

Jika ada sel yang rusak, tubuh punya sistem imun khusus untuk mendeteksi sel mana yang rusak. Tubuh akan kemudian membersihkan atau membunuh sel yang rusak tersebut supaya tidak mengganggu sel-sel lainnya. Kanker hanya akan muncul kalau terjadi kesalahan pada sistem atau siklus sel Anda. Salah satu sel mungkin membelah diri secara tidak sempurna. Karenanya, sel ini berubah sifat jadi bahaya bagi tubuh.

Foto: Mayapada Hospital

Semenjak kejadian si kakak menyadarkan aku untuk melakukan mamografi dan USG payudara. 10 tahun yang lalu ketika umur masih 30 an aku lakukan mamografi di Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Lebak Bulus. Hasilnya good tidak ada masalah.

2019 aku melakukan lagi pemeriksaan mamografi + USG payudara hasilnya good. Hanya ada 12 kista di payudara kiri dan kanan. Wajahku pucat dalam bayanganku kista itu = tumor = KANKER

Hasil 2019

“Bu, aman kok kistanya tidak bahaya”

“Kok dokter tau?” , pertanyaan bodohku ini. Namanya dokter pasti taulah yauw. Dennise, Dennise…

“Dari bentuknya. Kista di payudara ibu tidak keras seperti daging. Nah kalau keras itu bisa jadi tumor. Tetapi untuk dinyatakan itu adalah tumor harus biopsi dulu”

Biopsi adalah prosedur pengambilan sebagian kecil jaringan dari tubuh pasien untuk diperiksa menggunakan mikroskop. Melalui biopsi, dokter dapat mengetahui apakah seseorang mengalami kanker atau tidak, dan apakah suatu benjolan merupakan tumor ganas (kanker) atau tumor jinak.

Friends,

Dikalangan teman-teman aku dijuluki sebagai perempuan pemberani. Mengapa? karena aku tuh berani mau melakukan papsmear, USG dan Mamografi payudara walaupun tidak ada keluhan apa-apa. Teman-temanku bilang, kerajinan banget buat parno kalau hasilnya menakutkan?! kalian begitu gak sih, comment ya.

Bagiku cek kesehatan itu penting. Apapun hasilnya ya harus diterima. Kalau bagus Puji Tuhan, itu memang yang diharapkan. Tetapi kalau tidak ya lebih baik diobati lebih awal’kan jadi lebih mudah pengobatannya.

USG 2020 di Jakarta Breast Center

Dan kembali dengan keberanian yang dikuatkan tahun 2020 awal aku melakukan pemeriksaan USG di Jakarta Breast Center. Menurut dr.Laila ada beberapa kista ditemukan di payudaraku (lebih banyak dari tahun 2019) tetapi masih dalam kondisi aman, tidak ada yang bahaya.

“Bu untuk lebih jelasnya hasil ini dikonsultasikan ya ke dr.Evert”

Aku yang baru pertamakali ke JBC dag dig dug juga. Katanya aman kok harus dikonsultasikan. Apa ada yang mencurigakan?
Dokter senior ini penuh senyum mempersilahkan aku masuk.

‘Silahkan non kita periksa ulang ya hasil dari dr.Laila”, jantungnya makin berdegup. Apa ada hasil yang tidak sinkron mengapa harus di periksa ulang?

Friends,

Apa yang dilakukan dr.Evert ke aku? beliau mengukur ulang setiap hasil ukuran inci payudaraku dengan penggaris besi didampingi perawatnya. Sambil meraba payudaraku (ahh… aku pasrah saja,malu dibiarkan pergilah)

“Benar semua.Tapi nona di payudara sebelah kanan bagian bawah ada tumor yang tidak terdeksi. Segera biopsi untuk dapat tau hasilnya apakah tumor biasa/kanker”, dokter ini tegas banget tanpa basa-basi. Namanya dokter senior ya, aku taksir usianya hampir 80 tahun, dari sentuhan tangan saja walaupun itu tumor nyelip di bagian bawah payudara tetapi dapat diketahui.

Dunia serasa runtuh, rasa takutku mendera. Pikiranku kejauhan takut kanker. Teringat lagi kakak sepupuku yang meninggal karena kanker. Oh Tuhan aku tidak sanggup! jauhkan aku dari penyakit ini. Sampai rumah aku tidak tenang, pikiran buruk terus menghantuiku.

Malam aku baru berpikir tenang, membangkitkan semangatku. “Dennise kamu yang bilang lebih baik tau hasilnya sekarang baik buruknya daripada nanti tetapi sudah parah”

Esok harinya aku membawa surat pengantar dari dr.Evert dengan kondisi payudara memakai plester yang sudah ditandai silang (titik tempat dimana akan dilakukan biopsi) aku menuju RS.Kramat Jakarta.

Kembali jantungku berdegup kencang karena hasilnya tidak saat itu. 2 mingguan dikarenakan pasiennya banyak. Terbayang gak sih lebih kencang lagi nih jantungku berdegupnya tidak karuan memikirkan hasilnya. Selama 2 minggu pikiranku melanglang kemana-mana. Yang pasti dihimpit rasa takut yang berlebihan.

Sampai akhirnya dapat hasilnya yang menyatakan SEL TUMOR GANAS ada sedikit leukosit (sisa asi yang menggumpal di payudara). Aku baru ingat kalau aku menyusui si bungsu Glory hingga 10 bulan nah setelah itu asiku keluar sedikit-sedikit seperti pipis (maaf). Jelas saja Glory tidak mau menyusui. Namun ASI itu tetap keluar hingga 3 tahun. Dan akhirnya menumpuk di payudara. Bayangkan selama 20 tahun (seusia anakku) itu gumpalan asi aku biarkan di payudaraku.

“Segera ya non di operasi. Memang ini tumor jinak tetapi jangan dibiarkan nanti bisa berubah sifat jadi kanker”, kata dr.Evert. Kalau awal aku konsultasi rasa takutku besar tetapi karena aku sudah dapat hasilnya rasa takutku berkurang. Yang aku takuti adalah operasinya. Maklum seumur hidup belum pernah melakukan operasi. Kedua anak-anakku lahir normal.

Puji Tuhan di tahun 2020 aku melakukan operasi pengangkatan sisa leukosit di payudara berjalan lancar.

Cerita tentang kanker apapun itu seringkali yang ada dalam benak setiap orang KANKER = KEMATIAN. Salah besar itu! Lebih cepat diketahui itu lebih baik.

Dalam rangka World Cancer Day (Hari Kanker Sedunia) yang jatuh pada tanggal 4 Februari 2022 yang lalu aku berkesempatan mengikuti talkshow kesehatan yang diselenggarakan oleh RS.Mayapada Hospital Jakarta pada tanggal 5 Januari 2022 secara zoom.

Menurut dr.Bajuadji Sp.B (K) Onk,MARS Konsultan Bedah Tumor bahwa deteksi dini kanker payudara itu penting. Kanker Payudara menempati posisi nomor 1 terbanyak wanita di Indonesia. Biasanya pasien datang dengan kondisi stadium sudah tinggi (seperti yang dialami alm.kakakku)

“Semakin dini kanker ditemukan semakin tinggi keberhasilan terapi”

Bagaimana melakukan deteksi dini?

Pasien bisa melakukan sendiri dengan tehnik SADARI (perikSA payuDAra sendiRI) yang dapat dilakukan sebulan sekali, sesudah selesai masa haid.

Foto: RS.Mayapada Hospital

Tehnik lainnya dengan melakukan USG dan Mamografi.

Oh ya saat itu aku juga berkesempatan bertanya pada dokter apakah pengertian kanker itu keturunan? aku ceritakan kakak sepupuku (papanya adik kandung mamaku) apakah aku dapat dikatakan keturunan kanker juga?

Ternyata yang dimaksud garis keturunan itu lurus kebawah. Semisal, nenekku kanker payudara, mamaku dan tanteku kanker payudara maka kemungkinan aku bahkan anakku juga bisa mengalami hal yang sama. Tetapi kalau anak pamanku (dan si paman tidak mengalami kanker) maka ini dapat dikatakan tidak ada keturunan.

Aku sedikit tenang. Yang terpenting tekadku hidup sehat, banyak olahraga dan makan sehat. Perbanyak buah dan sayur, hindari junk food. Lebih baik lagi memasak sendiri lebih sehat dan bersih. Terpenting lagi hindari SETRES.

Karena salah satu pemicu sel kanker adalah dari pikiran, life style. Prinsipku, yang bisa menyayangi diriku seutuhnya hanya aku. Kalaupun keluarga menyayangi mereka hanya sayang “kasih” sementara kita pemilik tubuh harus lebih sayang.

Apalagi umur semakin bertambah kondisi tubuh tentunya bukan semakin sehat, itu aku sadari. Dengan menjaga semuanya dan tidak takut melakukan Deteksi Dini semoga hingga menua nanti kondisi tubuh tetap stabil terjaga sehatnya, ya (D/s)

Sumber berita: Kompas.com, Mayapada Hospital

83 thoughts on “World Cancer Day: Sayangi Tubuh”

  1. Terimakasih banyak atas cerita yang sangat berarti ini kak, setidaknya kita jadi bisa aware terhadap kanker payudara, peduli sedari awal. Karena gak main-main, dua teman saya meninggal karena ini, siapa pun bisa terserang. Sehat terus yaa

    Reply
  2. Sehat-sehat untuk kita semua ya, Mbak. Kalau aku pernah mendampingi adek sepupuku periksa di RSUD Kendal dan ternyata adek sepupuku harus operasi tumor payudara. Dengan mengikuti talkshow seputar kesehatan dan kanker payudara jadi makin tahu dan makin waspada dengan kanker payudara ya, Mbak.

    Reply
  3. Syukurnya sekarang semua baik-baik saja ya Kak.
    waah gak kebayang ya itu selama 20 tahun ada sisa ASI yang menyumbat ternyata di PD nya.
    bulan kemarin ada teman SMA meninggal karena kanker payudara, ditemukan 7 bulan lalu setelah lahiran anaknya yang kedua, awalnya dikira penyumbatan ASI ternyata udah kanker :((

    Reply
  4. Oh my god, aku enggak bisa membayangkan bentuk payudara yang sudah benyek dan bernanah. Sedih banget mbak Denis bacanya, padahal kanker payudara bisa diselamatkan jika kita cepat bertindak ya.

    Anyway, aku juga salut banget sama mbak. Seumur-umur baru sekali aku papsmear karena sedang diskon, cuma 50k aja. Selain itu belum pernah lagi. But thanks for the story, really inspiring!

    Reply
  5. duh, nyebut kata cancer ini bikin parno bener. aku kehilangan bos terbaikku, yang sekaligus guru dan teman yang baik. kena kanker rahim. dan sebagian keluarganya, satu per satu pergi karena kanker juga. beda jenis saja.

    rest in peace…

    Reply
  6. coba nerapin food combining Mbak Denise

    sel kanker biasanya hidup subur jika kita banyak mengonsumsi gula

    saya juga sedang setengah mati food combining walau gak terkena kanker

    karena banyak pasien sembuh sesudah nerapin food combining

    Reply
    • Aku yang sudah bisa terapin baru Vegetarian.Sudah 40 tahun lebih, food combining dulu pernah coba ya tapi gagal gak ku-ku.Di usia 50 tahun lebih ini memang aware kesehatan itu penting sekali ya ambu.Untungnya kista di payudara tinggal 1,tumor jinakpun sudah diangkat.

      Reply
  7. Sejak menginjak usia 45 tahun dan sudah menopause beberapa tahun yang lalu, dokter internist ku menyaranakan agar aku rutin general check-up setiap tahun. Jadi agar memudahkan waktu mengingatnya, general check-up ini aku lakukan setiap/pas hari ulang tahun. Alhamdulillah dengan cara ini aku selalu diingatkan apa yang harus diperbaiki dan atau dijaga. Termasuk diantaranya asupan apa yang boleh dan tidak boleh. Maklum ya Kak, usia sudah melewati 50 tahun.

    Ada 1 poin di atas yang cukup menggelitik. Ternyata salah satu indikasi atau faktor resiko tinggi kanker payudara itu adalah mereka yang menopause di atas usia 50 tahun. Padahal banyak nih teman-teman saya seusia yang masih haid. Aduh jadi merinding.

    Reply
  8. Ya Tuhan, ngeri sekali ya, Kak kalau udah bahas kanker, ni. Kalo kanker fikiranku adalah mati. Persentase sembuhnya dikit banget. Huhuu.. Dan Kak Denise juga berani banget periksa payudara padahal nggak ada keluhan apa-apa. Emang bagus sih buat antisipasi. Tapi aku belum berani. Hehe

    Reply
  9. Dari pihak mami saya, dua generasi berturut-turut kena cancer dan sudah berpulang duluan. Satunya tante saya (adik kandung mami saya, ovarium cancer) dan satunya lagi tantenya mami saya (kakak kandung mami saya, breast cancer). Kemudian istri om saya juga berpulang karena breast cancer. Ya semoga kita semua sehat selalu ya Kak, aamiin.

    Reply
  10. Dari pihak mami saya, dua generasi berturut-turut kena cancer dan sudah berpulang duluan. Satunya tante saya (adik kandung mami saya, ovarium cancer) dan satunya lagi tantenya mami saya (kakak kandung nenek saya, breast cancer). Kemudian istri om saya juga berpulang karena breast cancer. Ya semoga kita semua sehat selalu ya Kak, aamiin.

    Reply
  11. Kak Dennise, semoga kini kondisinya sehat-sehat saja ya…Semangat sehat kita semua.
    Sama, aku termasuk yang aware melakukan tes papsmear, usg, mamografi..apalagi setelah usia 40+.
    Kalau dari keluargaku saat ini kakakku yang pernah ada benjolan di payudara dan rahim..dalam waktu berbeda .
    Memang sayangi tubuh kita itu wajib yaaa…

    Reply
  12. Kanker rahim dan kanker payudara masih menjadi ancaman bagi setiap perempuan ya kak
    Makanya aku juga selalu rutin melakukan papsmear dan sadari untuk mencegah kanker kanker ini

    Reply
  13. Tante ku meninggal karena kanker payudara kata dokter penyebabnya dari makanan berpengwet. Emang sekarang nih pola makan juga berpengaruh ya mbak sama kesehatan jadi bener2 harus dijaga

    Reply
  14. saudara ku dulu pernah mba yg sakit kanker payudara dan berakhir meninggal karena ya itu, beliau memilih pengobatan alternatif sedih lihat anaknya yg sekarang diurus oleh kakek neneknyna. smpat beliau kasih tau, kalau sakitnya terasa sangat perih waktu kambuh. ah skrng udh keren pengobatan mah ya mba. nice share mba.

    Reply
  15. Benar sekali mbak, melakukan deteksi dini seperti SADARI dan SADANIS adalah langkah awal untuk mencegah perempuan terkena kanker payudara
    Kanker payudara bisa diatasi jika diketahui sejak awal

    Reply
  16. penyakit kanker ini memang ngeri banget ya, mbak. apalagi kadang ketahuannya malah pas sudah stadium akhir yang sudah parah banget. ada beberapa yang beruntung bisa sembuh tapi ada juga yang akhirnya meninggal. pengennya sih pastinya kita dijauhkan ya, mbak dari penyakit ini

    Reply
  17. Kak Dennise , terima kasih sudah berbagi. Sejauh ini, di keluargaku memang belum ada yng kena kanker payudara. Tapi berhubung tidak mutlak keturunan, bisa saja terjadi kan? terlebih berkaitan dengan gaya hidup dan pikiran.
    Aku belum pernah mamography. Baru pernah tes serviks sekali. Kayaknya perlu diulang lagi yaa… apalagi tadi cerita kak dennise ttg sisa asi yang menggumpal. Waah, bisa begitu ternyata…

    Btw, aku salfok sama penjelasan kak Dennise ttg kakak sepupu (papanya adik kandung mamaku)…eh bagaimana kak? papa adik kandung mama bukannya papa-nya mama juga? Opung gitu?
    Ehehehe, bisa jadi salah ngerti karena beda budaya ya Kak…salam

    Reply
    • Jadi mbak,Ita itu papanya adiknya mamaku.Nah cancer itu ternyata kalau nurun itu segaris.Misalnya nenekku kanker,mamakuku, tante adik mama kena kena, nah kemungkinan aku bisa kena. Tapi kasus kakak sepupuku,Ita dia kena, tapi papanya tidak kena maka kata dokter itu tidak segaris, begitu…

      Reply
  18. Mbaaa Dennise makasi banyak mbaaa udah share di tulisan ini. Aku jd makin aware tentang kesehatan payudara dan selalu lakukan SADARI habis masa haid. Semoga Tuhan selalu menyertakan kesehatan buat kita semua dan keluarga ya kak. Semoga kakak sehat-sehat selalu. Aku sangat menikmati setiap cerita di tulisan kakak❤️

    Reply
  19. Membaca kisah mb dennise yang deg deg seer jadi teringat kalau aku selama pandemi belum cek kesehatan wanita dan payudara.

    Semoga kita semua sehat selalu ya mba memang ya harus aware terhadap diri sendiri. Paham thd sinyal sinyal yg diberikan tubuh kalau ada sesuatu yg tdk beres.

    Reply
  20. Jadi teringat kalau aku tuh pengen cek deteksi kanker, karena pengalaman dikeluarga papah dan mamahku ada yang memiliki kanker. Alamarhum papaku juga pergi karena kanker, dan dua orang tanteku karena kanker payudara. Reminder banget nih aku, untuk segera tes.

    Reply
  21. Periksa payudara secara khusus sih saya belum pernah. Tapi setahun lalu saat pap smear ternyata sekaligus diperiksa payudara saya. Alhamdulillah semua baik-baik saja. Kanker memang umumnya ketahuan setelah stadium tertentu, karena kita kurang peduli, sedangkan dia butuh waktu lama untuk menjadi kanker. Semoga kita kaum perempuan peduli untuk mengantisipasi. Thanks for sharing, Mom..

    Reply
  22. Terima kasih buat sharing dan pengingatnya. Tetanggaku ada yang kena kanker payudara dan meninggal. Awalnya satu, lalu sembuh. Eh yang satu kena, tapi penanganannya terlambat. Memang benar kita harus SADARI. Kalau ada yang gak beres, segera periksa

    Reply
  23. Ternyata yang haidnya <10 tahun berisiko ya mba. Soalnya ada anak-anak sekarang sudah pada haid usia kurang dari itu.

    Aku jadi pengen papsmear dan periksa payudara juga, demi kesehatan.

    Reply
  24. Semoga sehat selalu ya…
    Saya juga usg payudara pas mcu akhir tahun kemarin, ada kista dan harus kontrol setiap 6 bulan sekali… PR tuh soal junk food, bisa sih dikurangi tapi belum bisa 100% dihindari…
    Terima kasih remindernya…

    Reply
  25. Bagaimanapun memang masih banyak mba yang memilih pengobatan alternatif untuk pengobatan kanker 🙁 Semoga makin berkurang penderita kanker yang ada di Indonesia ini. Makasih sharingnya, mba

    Reply
  26. Mba, kisahnya dalem banget nih.. Aku termasuk orang yg gak siap dengan deteksi dini.. Dan ternyata itu sangat penting banget ya khususnya untuk perempuan yg sebagian besar bisa mengalami kanker payudara.. Makasih mba jadi penyemangatku untuk lebih bisa menyayangi diri dengan hidup sehat.. Semoga sehat selalu 😀

    Reply
  27. Ka Dennise, aku beberapa kali kepikiran untuk cek pd juga. Tapi itu, wkwkwk, takut dan malu ngebayangin kalau kudu dipegang. Pantes sih kakak dibilang perempuan pemberani. Butuh keberanian dan keikhlasan juga kalau bagian intim dari diri sendiri kudu dipegang orang lain. Hahah. Maaf ya pemikiranku masih begini. Tapi di sisi berbeda, ya itu, bener pingin juga cek kondisi pd sesekali biar tau sehat atau engga

    Reply
  28. Kak Denise, semoga segera diangkat sakitnya..
    dan diberikan kesembuhan yang sempurna.

    Terima kasih sudah berbagi pengalaman dan pembelajaran berharga bagi kita semua. Jadi mengingatkan kita bahwa penting sekali memeriksakan secara rutin kesehatan tubuh dan tidak mengabaikan tanda-tanda yang ada.

    Reply
  29. Aku juga pernah dideteksi tumor payudara puluhan tahun lalu sewaktu belum menikah. Takut? Iya..tapi trus berusaha untuk konsultasi ke dokter di Dharmais. Untungnya belom sampe kanker. Dokter menyarankan untuk rutin melakukan sadari karena dengan sadari ini lah kita bisa mendeteksi adanya kanker sejak dini. Alhamdulillah sampe skrg sehat-sehat aja dan sebisa mungkin rutin utk tes dan cek mamografi. Sehat-sehat ya kak Dennis.

    Reply
  30. Setuju banget. Wajib banget ya kita menyayangi tubuh kita sendiri. Caranya ya dengan selalu mengenali apa pun yang terjadi dengan tubuh kita. Terutama payudara. Olahraga, makan yang baik, dan istirahat cukup. Juga harus selalu diterapkan. Jangan juga stres2. Sehat-sehat kita semua.

    Reply
  31. Terima kasih kak untuk sharingnya, adik sepupuku juga sudah pergi karena kanker payudara. Jujur ini benar-benar membuat terpukul keluarga karena berbagai upaya sudah dilakukan dan deteksi dini juga. Semoga kita selalu dalam keadaan sehat selalu ya kak.

    Reply

Leave a Comment