Mencintai Diri,Sulitkah?

Foto: dokpri

Hai bestie…

Aku mau cerita nih. Dari kecil tuh aku di karunia stock lemak yang banyak alias bertubuh endut. Mulai dari pipi, tangan, paha, perut. Pokoknya semua penuh dengan isi lemak, tidak ada tempat yang kosong. Kata ibuku, si Dennise memang dari kecil senang makan. Gak milih-milih. Jadilah aku anak perempuan endut yang setiap harinya di bully.

” Dedut (Dennise endut), dedut, ha…ha…ha”, begitu anak-anak teman sepermainanku selalu berteriak panggil aku. Belum lagi kalau aku berjalan, sering diledekin,

“Eh berasa ada gempa gak sih? ha…ha…ha”, maksudnya menceritakan karena aku jalan bumi serasa bergetar. Bulllyan yang sangat menyakitkan. Dan tidak itu saja aku di bully. Rambut juga. Terlahir memiliki rambut yang ikal, tebal, megar, kaku seperti ijuk ini juga menjadi bahan ejekan teman-teman. Aku dipanggil si rambut singalah, sarang tawonlah. Ini membuatku membenci diri alias tidak mencintai diri.

Suatu hari aku protes sama ibuku,

“Bu mengapa sih aku dikasih rambut gimbal seperti ini. Tebal, megar, keriting. Sebel jadi bahan ledekan”

“Nak harusnya kamu bersyukur di karunia rambut yang banyak. Coba lihat banyak di sekeliling kita yang ingin punya rambut lebat tapi sulit”

“Tapi rambutku megar bu seperti singa, gak ada bagus-bagusnya”

“He…he…he…itu namanya keturunan nak. Ayahmu seperti itu, ibu juga seperti itu”

Foto: rambut brekeleku

Bestie…

Tahu ga, dulu saat kuliah aku nekad menggunduli rambut dengan maksud nantinya akan tumbuh lurus itu rambut. Saat itu usiaku masih belasan tahun. Tidak pakai lama rambut gundul belum 6 bulan sudah tumbuh subur lagi. Lebat tetapi tetap dengan ciri khas ikal brekele. Weleh, weleh. Memang darisononya ya bestie. Gak mungkin setelah dibotakin jadinya lurus’kan, ha…ha…ha

Baca juga: I Love My body

Dan pengalaman botakin rambut tidak terjadi di usia belasan saja. Tetapi tahun lalu tepatnya di usia 1/2 abad aku nekad botakin rambut. Inipun ada kisahnya. Ceritanya tuh di usia 40 an, aku sudah gemar gonta ganti warna rambut. Nyaris semua warna pernah di coba.

Coklat, ungu, merah marun, abu-abu. Sebenarnya untuk mewarnai rambut bukan karena gaya tetapi lebih tepatnya untuk menutupi uban yang mulai banyak. Jadi’kan kalau rambut diwarnai uban tidak terlihat. Hanya saja aku selalu gatal untuk recolour ketika rambut hitam mulai muncul lagi diantara rambut warna pasti diwarnai rambut. Sampai itu rambut finally rusak, gimbal seperti rambut anak funk. Tidak bisa disisir, kering dan kaku. Gemes banget!

Foto: rambut merah si Dennise

Akhirnya si Dennise nekad lagi membotakin rambut di tanggal 7 Juli 2021. Aku modal pede saja itu rambut akan tumbuh lagi.

“Mami yakin tumbuh? secara umur itu loh…”, tanya Rachel putriku meragukan

“DIyakinin saja bisa tumbuh”

“Kalau gak tumbuh, botak selamanya bagaimana?”

“Jangan gitu dong kak! Mami yakin tumbuh”

“Lagi sih ya, Udah umur pake gaya, gonta/i warna rambut terus. Terima aja deh kenyataan uban banyak”

Baca juga: Body Shaming? Jangan Panik!

Singkat cerita bestie,

Aku gundulin lagi itu rambut. Harapannya itu rambut tumbuh sehat. Gak lagi deh warnai rambut, kapok. Bulan demi bulan di tunggu, sedikit demi sedikit akhirnya tumbuh juga itu rambut. Loh akhirnya lebat dan hitam. Mimpiku sama seperti dulu ketika awaal dibotakin rambut akan tumbuh lurus. Harapan tinggal harapan rambut tetap seperti dulu, brekele ijuk dan ngembang, ha…ha…ha, nasib ya.

Rasa percaya diri dan mencintai diri, sulitkah?

Pertanyaan ini lama bisa aku jawab dalam kehidupan. Sama ketika pemilihan sekolah setelah tamat SMP mau ke SMA. Aku dulu ingin sekolah di SMK Pariwisata supaya bisa jalan-jalan. Melihat ada sepupu jalan-jalan ke luar kota senang banget. Tapi orangtuaku ingin aku SMA dan kuliah di perbankan agar kerja di bank.

“Dian kamu jalan-jalan kemana saja selama sekolah di SMK Pariwisata?”,tanyaku pada sepupu.

“Wah, sudah di banyak tempat. Medan, Bali, Solo dan terakhir ke Balikpapan, kampung halamanku. Disana itu banyak wisatanya yang mengagumkan. Sebut saja pantai Lamaru, Hutan Bakau Margomulyo, Waduk Manggar”

“Wow asik banget jalan-jalan terus ya. Tidak berasa seperti sedang sekolah ya Dian. Karena sering praktek”

Baca juga: Bahagia Itu Sederhana

Dian itu benar-benar diseriusin loh bestie dalam menimba ilmu. Karena setelah tamat SMK-nya. Yang kudengar dia pulang ke kampung ke Balikpapan. Kuliah lagi di pariwisata. Dan sekarang dia menjadi blogger juga. Dia Dian sering mengulas tentang kota kelahirannya.

Aku pernah tanya padanya apa sih sukanya menjadi Travel Blogger Balikpapan?

“Waduh Dennise tak terucapkan. Happy banget. Di Balikpapan itu’kan banyak destinasinya. Setahun gak selesai kalau mau dikunjungi. Makanya sempatkan ya liburan ke Balikpapan. Nanti aku jadi guidemu deh”.

Cerita tentang Balikpapan, aku jadi teringat my bestie, namanya Aisyah Dian beliau seorang penulisbalikpapan. Banyak hal yang ditulis perempuan manis pencinta drakor ini. Bestieku sempatkan ya mampir ke blognya. Terpuaskan deh baca tulisannya.

Kembali ke laptop eh cerita Dennise ya

Akhirnya pilihan sekolahku tidak seperti Dian ke SMK jurusan Pariwisata. Aku SMA lanjut kuliah di Kampus Tercinta IISIP Jakarta fakultas ilmu komunikasi jurusan jurnalistik. Dengan harapan kelak menjadi wartawan. Namun terkadang harapan itu tidak bisa disamakan dengan kenyataan. Setamatnya kuliah, entah mengapa aku terlempar di pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan background pendidikan.

Tahu gak di tahun 1994 aku melamar kerja di Holland Bakery, di terima tapi bukan sebagai Public Relations sesuai dengan lamaran kerja. Aku jjustru ditempatkan sebagai Kepala Penjualan untuk kantor pusat di Holland Bakery Hayam Wuruk 79, Jakarta.

Pekerjaan management yang pengetahuanku NOL banget. Apalagi saat itu usiaku masih muda 22 tahun. Memimpin sebagai atasan dengan anak buah yang usianya lebih tua dariku. Bahkan ada yang 40-an. Kembali lagi kalau kita mau maju harus belajar, mencintai pekerjaan dan mencintai diri.

Butuh proses untuk semua itu. Mencintai pekerjaan dan mencintai diri. Aku yang berangan-angan menjadi jurnalist agar bisa travelling harus pupus. Tetapi berjalannya waktu akhirnya aku bisa mencintai semuanya. Kita boleh berencana tetapi perjalanan hidup kita sudah ada yang mengatur. Yaitu Sang Khalik pemilik kehidupan.

Rencana Tuhan Selalu Yang Terbaik

Termasuk Rejekimu, Percayalah

61 thoughts on “Mencintai Diri,Sulitkah?”

  1. Saya suka baca artikel kak Dennise ini banyak yang menginspirasi. Memang kita harus mencintai diri sendiri terlebih dahulu ya mbak. Ini bukan soal keegoisan sih tapi bagaimana kita mau mencintai orang lain sementara diri sendiri tak diperhatikan. Pengalaman hidup memang menjadi guru terbaik kita ya kak

    Reply
  2. Walau awalnya sulit mencintai diri sendiri, tetapi memang harus dilakukan ya, sebagai tanda syukur kita menerima apa yang diberikan oleh Maha Pencipta

    Reply
  3. hihihi saya juga punya sahabat, rambutnya mirip Mbak Dennise

    saya suka melihatnya, tapi temenku malah benci, jadi tiap hari pasti berkutat dengan catok rambut

    tapi itu dulu, sesudah menikah lagi dan suaminya bilang, dia mencintai sahabat saya secara apa adanya, dia gak pernah nyatok rambut lagi

    Reply
  4. Aku hampir surprise pas Mbak Dennise bilang punya sepupu namanya Dian, blogger pula, kukira sepupuan dengan Aisyah Dian yang aku kenal. Karena sama-sama Balikpapan, sama-sama blogger. Eh ternyata beda orang. Tapi memang sama-sama punya nama Dian, sama-sama blogger yang tinggal di Balikpapan. Sungguh kebetulan yang tak terduga.

    Mengenai hal-hal yang tak bisa jadi sesuai harapan, pada akhirnya kenyataan mengembalikan kita pada penerimaan dan rasa syukur ya mbak.

    Nice.

    Reply
  5. sebelum mencintai orang lain, kita mesti mencintai diri sendiri dulu yaa. Adikku juga punya rambut keriting, Mba. Suatu kali, entah dia dapat ilham dari mana, tiba-tiba dia keramas pakai air semangka (atau nenas yaa? saya lupa), dengan harapan rambutnya jadi lurus, namun yeng terjadi justru kebalikannya, rambutnya yang keriting itu malah jadi mengembang, hiks

    Reply
  6. Ngomong soal rambut, putra saya kecil rambutnya keriting juga. Terus pas masuk sekolah, kan harus pendek jadinya sering dicukur. Sekali pernah cukur pendek hampir botak (sisa 1cm) eh sekarang rambutnya tumbuh malah lurus lho. Ga menemukan lagi rambut kriwel khas nya seperti dulu

    Reply
  7. waah Mba Denise udah make cat rambut berkali kali , jadi punya banyak pengalaman dalam sensasi warna ya Mba. botakin rambut pede aja ya Mba. i love my self itu harus pastinya

    Reply
  8. Nah ini kak, kadang kita gak bisa ya dengerin omongan orang dikit aja, hehe. Selalu dimasukkan ke dalam hati.
    Padahal omongan mereka belum tentu benar.
    Menjadi diri sendiri tanpa banyak mendengar omongan orang memang cara paling gampang untuk hidup tenang ya…. Latihan tutup kuping mulai sekarang, hehehe

    Reply
  9. Kak Dennise anti-mainstream!
    Salut banget sama gebrakan kak Dennise. Sebagai pribadi, aku juga ingin kak mencintai diri sendiri (atau terlalu mencintai diri sendiri?)
    Sehingga sering merasa meremehkan apa yang sudah dicapai.
    Rasanya “cuma segini” kok..

    Bener banget nih, kak Dennise.
    Semakin kita perbanyak bersyukur, semakin bertambah-tambah nikmatNya.
    “Rencana Tuhan Selalu Yang Terbaik”

    Reply
  10. Aku dulu juga sering di bully gara-gara gendut lo mbak. Sampai aku nyobain obat diet. Itu waktu SMA. Alhamdulillah waktu kuliah BB aku udah normal. Ditambah cicrle pertemanan yang baru dan lingkungan, jadi minim bullyan. Alhamdulillah sekarang jadi lebih mencintai diri sendiri. Dietnya bukan karena bullyan. Tapi demi kesehatan. 😊

    Reply
  11. Soal bully mah emang gak ngenakin ya kak, seringkali bikin kita malah makin gak percaya diri dan sulit menerima diri sendiri. Padahal kita itu spesial jika kita mau bersyukur.

    Reply
  12. well mba, i’m on my way to love myself more nich… it’s so hard! karena terbiasa mencintai orang lain, memberikan semua cinta ke orang sekitar terutama keluarga trus mencoba mencintai diri sendiri sesederhana say thank you atas apa yang sudah dilakukan pun minta maaf ke diri sendiri ketika ada hal yang gak berjalan sesuai kehendak. it is lifetime process sih ya

    Reply
  13. Kak padahal rambutmu bagus lho..Rambutku tipis dari kecil, dan halus..jadi kini dah agak jarang gitu, ketipisannya makin menjadi. Ini rambut Kakak tebal amat euy, bandel pula tipenya dicat macam-macam, dibotakin juga masih tumbuh kuat. Wahh!

    Reply
  14. Mencintai diri sendiri ternyata ga segampang yang disangka orang2 selama ini ya. Bahkan ada yang benci sama dirinya dan kecewa karena merasa kurang pencapaian. Lebih baik bersyukur dan menggali potensi kita agar lebih bahagia. Gonta-ganti warna maupun model rambut itu sungguh keren bangeeeet mbak Dennise.

    Reply
  15. Terima kasih sharingnya, Kak Denise, wajah kakak cantik jadi rambut apa aja cantik deh. Aku juga pernah ditahap tidak menerima diri, waktu itu pas ABG aku pengen putih wkwkkw, tapi seiring waktu ternyata aku sayang dan senang dengan apa yang ada pada diriku

    Reply
  16. Alhamdulillah meski sempat ngalami minder pada masa sekolah dasar hingga SMP, tapi aku akhirnya tumbuh percaya diri saat usia belasan tahun. Apalagi ketika menemukan hobi yang didukung bapakku dan sekarang suamiku.

    Eh tentang rambut aku belum pernah mewarnai, tapi meluruskan rambut beberapa kali karena rambutku jegrak juga meski nggak separah Denise. Rambut Denise mirip dengan adikku yang perempuan ketiga, dia pun minta digundul biar bisa lurus, tapi gak dikasih ijin, hahahaa

    Reply
  17. kalau kita tidak cinta diri sendiri, siapa lagi yang akan mencintainya dengan tulus tanpa pamerih ya mba. Aku juga merasa banyak yang kurang… kalau mengikuti standar orang lain. Tapi … aku yakin Tuhan selalu memberikan kita yang terbaik, walaupun di mata orang selalu ada yang kurang. Kalau kita fokus pada all the best things we have been granted, kita tidak akan sulit mencintai diri sendiri and amplify that love to the world

    Reply
  18. Wah senangnya membaca tulisan tentang Mba Denise, aku berfikir kalau seseorang sudah ambil keputusan kontroversi dalam hidupnya adalah orang yang berani, salut buat mba nya, selamat selalu dan tetap bahagia dengan diri sendiri

    Reply
  19. Selalu cuka sama sharingnya mbak Denise disini, segala pengalaman ditulis dengan baik. Sampai sekarang kadang saya suka minder, tapi lambat laun terkikis juga mindernya Alhamdulillah jadi lebih percaya diri lagi

    Reply
  20. Mba Dennise rambutnya bagus loh. Aku malah suka rambut bergelombang tebal kaya gitu. Rambutku lurus malah kepikiran pengen rambut keriting, hehe … Btw self love itu penting ya Mba. Terus bersyukur aja udah dikasih seperti ini sama sang pencipta.

    Reply
  21. Aku mengamini quotenya 😀
    Btw tooss pernah gundul rambut jg pas kuliah tp bedanya aku kerudungin jd gak terlalu keliatan wkwk. Kalau mewarnai rambut malah baru niat akhir2 ini pengen warna yang ngejreng gtuuu 😀
    Memang yaa, kalau dengerin kata org kadang ada aja yang bikin insecure pdhl gak boleeehh, kudu bersyukur terus udah dikasi hal2 yg kita miliki skrng, khususnya dlm hal fisik #ntms 😀

    Reply
  22. Kagum sama kak Dennise.
    Kayanya kalau ngobrol sama kak Dennise ini bisa seru banget dan gak ada habisnya.
    Self love membuat seseorang menjadi pribadi yang dicintai orang lain tanpa memandang hal lain.

    Reply
  23. Masyaallah terima kasih sharingnya mbak, suka sekali baca cerita kayak gini dan bisa belajar banyak hal. Memang mencintai diri sendiri mungkin terdengar sepele tapi ternyata tidak semua orang bisa melakukannya dan butuh perjuangan

    Reply
  24. Nggak nyangka kak.. jadi banyak belajar baca ini.. setuju banget sebenarnya mudah kalau Kita bisa menerima diri sendiri D
    dan gĂ k membandingkan dengan orang lain ya..

    Pasti kita semua punya kelebihan sendiri

    Reply
  25. Mbak Denise, sekarang ubanku mulai tumbuh banyak dan aku udah pingin banget mewarnai rambut. Hehe. Kalo 1x aja gapapa lah ya semoga ga rusak rambutnya. Seru ya ternyata perjalanan karir Mbak Denise sempat tidak sesuai background pendidikan. Tapi akhirnya sekarang malah jadi penulis. Ga sia2 ilmu jurnalistiknya

    Reply
  26. Kak Dennise, aku padamuu…
    Sukaa sekali sama semangatnya.

    Me too, been there done that. Pernah di fase merasa ‘nggak terlihat’ sama sekali, lalu berpikir mungkin karena aku sendiri juga banyak ngumpet…entah karena minder atau malu.

    Reply
  27. Ih aku suka liat rambut ikalnya mak dennise, cantik sekali ituuuuu.. hihi. Setuju banget memang butuh proses untuk mencintai diri sendiri ya maaaak

    Reply

Leave a Reply to Nurul Sufitri Cancel reply